Imunisasi dasar dan lanjutan merupakan program pemerintah untuk mengatasi masalah kesehatan di Indonesia. Sebagian vaksin disediakan oleh pemerintah secara gratis sehingga bersifat wajib, sedangkan sebagian lain merupakan pilihan. Imunisasi tifoid termasuk yang bersifat pilihan.
Adanya perbedaan imunisasi wajib dan pilihan bukanlah penanda penting atau tidaknya imunisasi tersebut. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, semua imunisasi sama pentingnya. Kesehatan anak akan lebih terjamin jika mendapat imunisasi dasar dan lanjutan sesuai dengan kebutuhannya.
Apa Manfaat Imunisasi Tifoid
Tifoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella. Penyakit ini muncul karena masalah kebersihan lingkungan. Gejala utama penyakit yang juga kerap disebut tifus ini adalah demam. Gejala lainnya meliputi:
- Sakit kepala
- Merasa lelah dan lemas
- Nyeri otot
- Berkeringat
- Batuk kering
- Selera makan hilang sehingga berat badan turun
- Sakit perut
- Masalah pencernaan
- Ruam
- Perut membengkak
Jika tak dilakukan penanganan segera, pasien demam tifoid akan kerap mengigau dan hanya bisa berbaring dengan mata setengah tertutup. Pada beberapa orang, gejala-gejala ini bisa muncul lagi dalam dua pekan setelah demam turun. Imunisasi tifoid yang diberikan pada anak bermanfaat untuk mencegah penyakit tersebut. Imunisasi ini penting terutama bagi masyarakat yang tinggal di lingkungan yang tidak higienis.
Kapan Imunisasi Dapat Diberikan?
Terdapat dua jenis vaksin untuk imunisasi tifoid. Salah satunya vaksin dari bakteri Salmonella yang telah dimatikan atau tidak aktif. Satu lagi berupa bakteri hidup yang dilemahkan. Vaksin dari bakteri tidak aktif diberikan lewat suntikan, sedangkan dari bakteri hidup melalui mulut. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan mana jenis imunisasi tifoid yang dibutuhkan.
Vaksin tifoid dari bakteri yang tidak aktif dapat diberikan kepada orang yang berusia 2 tahun ke atas. Jika orang itu tinggal di daerah yang berisiko, pemberian imunisasi tifoid disarankan dilanjutkan dengan vaksinasi setiap 2 tahun sekali.
Adapun vaksin dari bakteri hidup bisa diberikan kepada orang yang berusia 6 tahun ke atas. Caranya, satu kapsul diminum setiap hari dengan total empat kapsul. Setiap kapsul harus ditelan secara utuh dengan air dingin sekitar satu jam sebelum makan.
Berapa Kali Imunisasi Tifoid Diberikan?
Imunisasi tifoid diberikan setidaknya satu kali. Pengecualian berlaku bagi orang-orang yang tinggal di wilayah yang berisiko tinggi terkena tifoid. Begitu juga buat orang yang kontak dekat dengan penderita tifus serta mereka yang hendak berkunjung ke daerah yang rawan tifus. Imunisasi bisa dilakukan beberapa kali. Sebagai booster atau penguat dari imunisasi dasar, vaksin tifoid bisa diberikan setiap lima tahun sekali.
Efek Samping Vaksin Tifoid
Efek samping jika lewat suntikan umumnya ringan, seperti:
- Rasa nyeri saat disuntik
- Bagian kulit yang disuntik memerah atau membengkak
- Demam
- Sakit kepala
- Rasa tidak nyaman
Begitu pula efek samping jika lewat mulut, antara lain
- Sakit kepala
- Sakit perut
- Diarea
- Mual
- Muntah
Meski demikian, ada risiko lebih besar buat orang-orang dengan kondisi tertentu, misalnya:
- Punya alergi yang berkaitan dengan vaksin tifoid
- Daya tahan tubuh lemah
- Sedang hamil atau menyusui
- Sedang atau baru saja mengonsumsi obat-obatan atau antibiotik malaria
Dalam beberapa kasus, dokter bisa menunda pemberian imunisasi dasar tifoid. Berkonsultasilah dulu kepada dokter sebelum meminta vaksin tifoid.
Ditinjau oleh:
Dr Ria Yoanita,SpA
Dokter Spesialis Anak
Referensi:
https://www.who.int/immunization/research/development/typhoid/en/
https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/vis/vis-statements/typhoid.html