Bayi yang baru lahir amat rentan terhadap ancaman penyakit yang bersumber dari sekitarnya, termasuk dari ibu yang melahirkannya salah satu penyakit yang berfotensi menimbulkan masalah kesehatan pada bayi baru lahir adalah peradangan hati alias neonatal hepatitis.
Apa itu Neonatal Hepatitis?
Ketika mendengar kata โhepatitisโ, banyak orang umumnya langsung berpikir tentang penyakitperadangan hati yang terjadi akibat infeksi virus dan kontak seksual, makanan/minuman yang tidak bersih, atau jarum suntik yang terkontaminasi. Namun tidak semua hepatitis pasti disebabkan oleh virus hepatitis. Neonatal hepatitis salah satunya.
Hepatitis adalah istilah untuk segala macam gangguan pada hati, bisa karena infeksi virus, zat beacun, masalah sistem imun, atau penyebab lain. Neonatal hepatitis sendiri mengacu pada kondisi peradangan pada hati yang muncul pada awal usia bayi. Ruang lingkup definisi neonatal hepatitis biasanya diperuntukan bagi bayi baru lahir hingga bayi berusia 1 bulan.
Artinya, neonatal hepatitis tidak secara spesifik menjelaskan apa penyebab penyakit hati ini. berbeda dengan hepatitis A yang pasti disebabkan oleh virus hepatitis jenis A, hepatitis B yang jelas terjadi karena infeksi virus jenis B, dan seterusnya hingga jenis E yang telah teridentifikasi.
Dengan demikian, neonatal hepatitis bisa berupa hepatitis A, B, C, D, atau E. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian vaksin hepatitis B pertama pada 24 jam pertama usia bayi. Kemudian bayi mendapat vaksin lagi pada usia 2, 3 dan 4 bulan. Lalu ada vaksin penguat alias booster pada usia 18 bulan. Imunisasi dengan vaksin hepatitis B telah terbuktidapat mencegah penularan hepatitis B di kalangan bayi dan anak-anak. Hingga kini secara global baru tersedia vaksin hepatitis B dan hepatitis A.
Gejala
Gejala neonatal hepatitis yang utama dan bisa segera teridentifikasi adalah munculnya tanda kuning pada mata dan kulit. Penyebabnya adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah.
Penyakit kuning terjadi saat aliran empedu dari hati tersumbat akibata peradangan sel hati dan/atau tersumbatnya saluran empedu. Empedu berperan pentinga dalam penyerapan lemak dan vitamin yang larut dalam lemak. Karenaitu, bayi yang mengalami neonatal hepatitis beresiko mengalami masalah tumbuh kembang. Selain itu, ada juga terjadi risiko pembesaran hati dan limpa.
Namun warna kuning pada kulit bayi baru lahir tak selalu menendakan hepatitis. Biasanya bayi dengan kondisi demikian akan dipantau secara berkelanjutan. untuk memastikan apa penyebab munculnya warna kuning itu, diperlukan tes darah di laboratorium.
Penyebab
Neonatal hepatitis seringnya dialami bayi karena tertular oleh ibunya. Sekitar 20 persen bayi dengan diagnosis hepatitis diketahui terinfeksi virus yang menyebabkan peradangan sebelum ataupun sesudah lahir. Virus ini antara lain Cytomegalovirus, rubella, serta hepatitis A, B, C.
Pada 80 persen kasus, tidak ditemukan virus yang secara spesifik memicu peradangan hati. Ada kemungkinan penyebabnya adalah organ hati bayi belum matang dan masalah kesehatan lain. Tapi para ahli menduga penyebab utamanya adalah infeksi virus.
Neonatal hepatitis berbeda dengan jenis hepatitis lain dalam hal penularan. Hepatitis pada bayi baru lahir ini umunnya tidak menular kepada orang yang berkontak langsung dengannya.
Pengobatan Noenatal Hepatitis
Belum ada pengobatan medis yang spesifik diperuntukan bagi bayi yang lahir dengan diagnosis noenatal hepatitis. Maka penanganan yang biasanya dilakukan dokter adalah memberikan terapi Simplomatik, yaitu terapi yang diberikan berdasarkan gejala-gejala yang muncul pada pasien.
Neonatal hepatitis umumnya mengalami perbaikan dalam beberpa minggu atau bulan. Bila ditangani secara dini, umumnya tingkat kerusakan hati ringan dan hati akan bisa pulih seiring dengan pertumbuhan anak.
Jika hepatitis sudah tertangani, kebanyakan bayi bisa segera minum susu seperti biasa. Hepatitis akut yang tidak tertangani dengan baik ada kemungkinan bisa berkembang menjadi penyakit peradangan hati kronis. Untuk kasus hepatitis kronis, butuh penanganan medis yang harus terpantau dengan baik.
Kapan Ke Dokter
Dokter dapat membantu upaya pencegahan neonatal hepatitis sejak masa kehamilan. Caranya, ibu harus rutin menjalani pemeriksaan kehamilan tiap trimester. Selain itu, ibu mesti menjaga diri agar tidak tertular atau terinfeksi hepatitis saat hamil. Ibu juga disarankan menjalani tes skrining untuk mengecek apakah ada resiko penularan virus kepada bayi yang akan dilahirkan. Tes skrining ini penting agar dokter punya gambaran mengenai kondisi ibu dan janin dalam kandungan sehingga bisa menyiapkan langkah antisipasi terhadap kemungkinan penularan neonatal hepatitis dari ibu kepada buah hati yang baru lahir
Reviewed by
dr. Baginda P. Hutahaean, Sp.A, MSi.Med
Dokter Spesialis Anak
Primaya Hospital Karawang
Referensi:
- Neonatal Hepatitis. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/hepatitis/neonatal-hepatitis . Diakses 31 mei 2022
- Neonatal Hepatitis B Virus (HBV) Infection. https://www.msdmanuals.com/professional/pediatrics/infections-in-neonates/neonatal-hepatitis-b-virus-hbw-infection . Diakses 31 mei 2022
- Pediatric Gastrointestinal and Liver Disease (Fourth Edition)
- https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9781437707748100685 . Diakses 31 mei 2022
- Neonatal Hepatitis: Causes, Symptoms & Treatment.
- https://parenting.firstcry.com/articles/neonatal-hepatitis-causes-symptoms-treatment/ . Diakses 31 mei 2022
- Liver Disease in Children.
- https://www.cambridge.org/core/books/abs/liver-disease-in-children/neonatal-hepatitis-and-congenital-infections/1312FFE8A272263AC54504C461E28CE7 . Diakses 31 mei 2022