Selain craniosynostosis, ada jenis kelainan lain pada kepala bayi yang perlu bunda ketahui, yakni plagiocephaly. Pada kondisi ini, bentuk kepala bayi tidak normal atau ada yang menamakannya sebagai โpeangโ.
Penyebabnya sendiri beraneka ragam. Salah satunya yakni terjadi karena bawaan lahir atau genetik. Namun, ada pula yang disebabkan oleh posisi tidur bayi yang salah mengingat tulang tengkorak bayi masih lunak. Nah, untuk mengetahui rincian seputar plagiocephaly, yuk simak rinciannya berikut ini.
Pengertian Plagiocephaly
Plagiocephaly adalah kondisi kelainan yang mana bentuk kepala bayi tidak normal yakni datar atau peang di satu sisi. Penyebutannya sendiri berasal dari bahaya Yunani dari kata โPlagiosโ yang berarti sisi miring dan โKephaleโ yang berarti kepala.
Dalam istilah medis, kondisi ini sering disebut sebagai flat head syndrome. Kebanyakan kasus plagiocephaly terjadi karena posisi tidur bayi yang salah sehingga satu sisinya mengalami perubahan bentuk. Ini terjadi akibat tulang tengkorak bayi masih sangat lunak sehingga rentan terjadi perubahan bentuk.
Sebagai orang tua, tentunya kita khawatir bila anak mengalami masalah demikian. Sejatinya, apakah kondisi ini dapat membahayakan tumbuh kembang buah hati dan perkembangan otaknya?
Tentunya tidak. Kondisi ini umumnya lebih mengganggu secara tampilan atau kosmetik. Walau demikian, perawatan tetap dibutuhkan untuk mengembalikan posisi kepala ke keadaan normal.
Bila bayi masih berusia di bawah 6 bulan, maka kondisi ini bisa diperbaiki dengan mudah. Namun, bila sudah 6 bulan atau bahkan 1 tahun lebih, maka lebih sulit karena ubun-ubun telah menutup dan tulang tengkorak sudah mengeras.
Kondisi | Plagiocephaly |
---|---|
Gejala Utama | Bentuk kepala bayi datar |
Dokter Spesialis | Dokter spesialis anak |
Penyebab | Bayi prematur, posisi tidur dalam waktu lama |
Diagnosis | Wawancara medis, tes penunjang, pemeriksaan fisik |
Faktor Risiko | Bayi laki-laki, bayi prematur, ibu penderita tiroid, kelainan sejak lahir |
Pengobatan | Penggunaan helm khusus, pembedahan |
Pencegahan | Mengubah posisi tidur secara berkala |
Komplikasi | Penampilan yang kurang elok, mata malas, mata juling |
Faktor Risiko
Ini dia beberapa faktor risiko yang menjadikan bayi rentan terkena kelainan satu ini:
- Bayi laki-laki
- Bayi lahir kembar
- Posisi tidur telentang dalam waktu lama
- Ibunya penderita tiroid
- Kurangnya tengkurap
- Bayi lahir prematur
- Penggunaan obat tertentu (contoh clomiphene citrate)
- Persalinan forcep / vakum ekstraktor
- Penderita muscular torticollis
- Kelainan bawaan sejak lahir
Penyebab
-
Sesuai informasi dari laman nhs.uk, bahwa plagiocephaly memiliki 2 penyebab utamanya yakni:
- Kelainan bawaan yang mana tulang tengkorak menutup terlalu cepat. Akibatnya, kepala bayi tidak berkembang dengan sempurna yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk yang abnormal. Hal ini juga sering disebut sebagai craniosynostosis.
Gejala
Terdapat beberapa gejala yang tampak pada penderita kondisi ini. Di antaranya yaitu:
- Bentuk kepala yang tidak normal, yakni datar di satu sisi
- Mata juling yang diderita 50-60% pasien plagiocephaly
- Kepala bayi terhambat perkembangannya, bahkan berhenti berkembang
Diagnosis
Karena pasien di sini merupakan bayi, maka dokter akan melakukan proses wawancara medis kepada orang tuanya, atau bahkan ke anggota keluarga lain yang sekiranya berhubungan.
Beberapa pertanyaan yang sering kali dokter tanyakan ke orang tua bayi yakni berupa keluhan, faktor risiko, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, posisi tidur bayi, dan sebagainya.
Setelah itu, dokter akan melakukan pengecekan fisik bayi untuk menentukan apakah itu benar-benar plagiocephaly atau kelainan lainnya. Pengecekan tersebut meliputi pengukuran kepala bayi, pengamatan bentuk kepala, identifikasi kelainan, pengamatan wajah, dan sebagainya.
Bila masih belum pasti, maka dokter akan melakukan rangkaian pemeriksaan penunjang guna mengetahui secara lebih mendalam. Contohnya meliputi:
- CT scan
- Rontgen
- Cek genetik
Pencegahan
Apabila plagiocephaly yang terjadi akibat dari faktor genetik, maka tidak ada upaya pencegahan apapun. Namun, bunda bisa melakukan antenatal care sesuai jadwal yang telah di tentukan sehingga bisa mendeteksi terjadinya kondisi plagiocephaly pada bayi.
Selain itu, ada beberapa hal lain yang dapat bunda lakukan seperti halnya:
- Pemeriksaan fungsi tiroid ibu hamil
- Cek risiko genetik dengan skrining genetik
- Tummy time pada bayi secara rutin
- Ubah posisi tidur secara berkala
Pengobatan
Dibutuhkan multidisplin kedokteran untuk menentukan pengobatan plagiocephaly secara tepat. Untuk kasus ringan, tidak perlu pembedahan atau rekonstruksi namun dengan perawatan konservatif seperti halnya:
- Fisioterapi
- Pengaturan postur tidur
- Penggunaan helm plagiocephaly
- Tummy time
- Perubahan posisi tidur berkala
Komplikasi
-
Tidak ada komplikasi serius yang terjadi pada penderita penyakit ini. Akan tetapi, bila penyebab yang mendasarinya merupakan akibat dari kelainan bawaan, maka nantinya berpotensi mengakibatkan:
- Gangguan kognitif
- Mata silinder
- Mata juling
- Tekanan rongga kepala meningkat
- Mata malas
Kapan Harus ke Dokter
Bawalah buah hati bunda ke dokter spesialis anak, dokter spesialis bedah saraf, dokter spesialis bedah plastik, atau bisa juga dokter rekonstruksi dan estetik bila gejala plagiocephaly muncul pada buah hati Anda.
Untuk mendapatkan perawatan secara tepat, pastikan untuk tidak menunda pemeriksaan mengingat semakin bertambah usia bayi, semakin sulit penanganannya.
Narasumber:
dr. Shanty Djajakusli, Sp. A (K) Neonatalogi
Spesialis Anak, Konsultan Neonatologi
Primaya Hospital Hertasning
Referensi:
- Craniosynostosis. https://www.chw.org/medical-care/neuroscience/conditions/craniosynostosis. Diakses pada 13 Desember 2023.
- Positional plagiocephaly. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3202394/. Diakses pada 13 Desember 2023.
- Flat headsyndrome & your baby. https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/Cleft-Craniofacial/Pages/Positional-Skull-Deformities-and-Torticollis.aspx. Diakses pada 13 Desember 2023.
- The incidence of positional plagiocephaly. http://pediatrics.aappublications.org/content/early/2013/07/02/peds.2012-3438. Diakses pada 13 Desember 2023.
- Craniosynostosis genetics. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3214317/. Diakses pada 13 Desember 2023.
- Plagiocephaly. https://familydoctor.org/condition/plagiocephaly/. Diakses pada 13 Desember 2023.
- Plagiocephaly. http://www.childrenshospital.org/conditions-and-treatments/conditions/p/plagiocephaly. Diakses pada 13 Desember 2023.
- Plagiocephalyand brachycephaly (flat head syndrome). https://www.nhs.uk/conditions/plagiocephaly-brachycephaly/. Diakses pada 13 Desember 2023.
- Positional plagiocephaly. http://www.aans.org/Patients/Neurosurgical-Conditions-and-Treatments/Positional-Plagiocephaly. Diakses pada 13 Desember 2023.
- What is plagiocephaly? http://plagiobaby.org/what-is-plagiocephaly. Diakses pada 13 Desember 2023.