Imunisasi sangatlah penting demi tumbuh kembang anak di kemudian hari. Negara anggota Badan Kesehatan Dunia (WHO), termasuk Indonesia, memiliki program imunisasi dasar guna memenuhi hak si kecil mendapatkan imunisasi. Program ini berjalan sesuai dengan jadwal berdasarkan ketentuan dari WHO. Anak semestinya mengikuti imunisasi menurut jadwal itu. Tapi ada kemungkinan imunisasi anak terlambat karena berbagai hal sehingga berpotensi menimbulkan dampak yang tak diharapkan.
Apa Itu Imunisasi?
Vaksin dalam imunisasi membantu anak imun terhadap suatu penyakit serius menular tanpa perlu sakit dulu. Tanpa imunisasi, anak mesti terjangkit penyakit itu lebih dulu untuk bisa mencapai imunitas terhadap kuman yang menyebabkannya. Fungsi vaksin akan optimal jika anak mendapatkannya pada usia tertentu sesuai dengan hasil riset para peneliti kesehatan. Contohnya anak baru boleh menerima vaksin campak ketika berusia setidaknya 9 bulan. Bila imunisasi sebelumnya, manfaatnya tak akan maksimal.
Beberapa penyakit menular bisa berdampak fatal pada anak-anak, termasuk menyebabkan gangguan kesehatan dalam jangka waktu lama. Sistem imun anak memerlukan bantuan untuk melawan penyakit tersebut lewat vaksin. Vaksin dalam imunisasi akan menstimulasi tubuh untuk memproduksi antibodi yang dapat melawan infeksi.
Imunisasi menyiapkan tubuh untuk menghadapi infeksi penyakit yang bisa terjadi di masa depan. Anak kecil sangat rentan terhadap infeksi sehingga mereka butuh perlindungan lewat imunisasi sesuai dengan jadwal. Lewat program imunisasi anak dari pemerintah ataupun secara mandiri, anak akan terlindung dari risiko infeksi penyakit menular yang bisa menyebar tak terkendali tanpa vaksinasi.
Apa yang Terjadi Jika Imunisasi Anak Terlalu Dini?
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan imunisasi seturut jadwal. Rekomendasi ini terbit berdasarkan berbagai hasil penelitian yang menyebutkan imunogenisitas anak kurang optimal. Imunogenisitas adalah kemampuan vaksin dalam membangkitkan respons imun dari tubuh.
Dalam penelitian “Measles vaccination below 9 months of age: Systematic literature review and meta‐ analyses of effects and safety” yang terbit di situs WHO, misalnya, yakni tentang pemberian vaksin campak pada anak di bawah usia 9 bulan. Menurut penelitian itu, imunogenisitas humoral dalam imunisasi di bawah 9 bulan lebih rendah dibanding di atas usia 9 bulan.
Selain itu, ada temuan efek blunting atau ketumpulan dalam vaksin selanjutnya. Maka imunisasi terlalu dini sebaiknya ditindaklanjuti dengan pengulangan pemberian vaksin yang sama. Tidak ada temuan kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) yang membahayakan akibat imunisasi anak terlalu dini. Walau demikian, butuh riset lebih lanjut untuk memastikannya.
Bagaimana Jika Anak Telat Melakukan Imunisasi?
Indonesia memiliki program imunisasi yang berlaku secara nasional. Para orang tua semestinya mengikuti program ini dengan membawa sang buah hati menjalani imunisasi sesuai dengan jadwal. Namun kesibukan dan alasan lain kadang menghambat anak mendapatkan vaksin seturut jadwal. Ini menjadi tantangan bersama karena bukan hanya anak yang memperoleh manfaat imunisasi, tapi seluruh masyarakat umum.
Jika Anda selaku orang tua melewatkan atau lupa sehingga imunisasi terlambat, segera beri tahu dokter. Tanyakan soal jadwal imunisasi dan bagaimana cara melakukan imunisasi susulan (catch-up immunization). Jadi anak masih berkesempatan mendapat perlindungan vaksin meski terlambat mengikuti imunisasi susulan, meski tidak semua vaksin bisa disusulkan.
Dampak Jika Imunisasi Tidak Sesuai Jadwal
Ketika imunisasi tidak sesuai dengan jadwal, dampaknya tidak hanya mereka rasakan. Orang-orang di sekitarnya dan orang lain yang rentan terhadap suatu penyakit akan terkena dampak. Sebab, vaksin itu berguna mencegah penyebaran penyakit menular. Bila ada anak yang menderita penyakit tersebut, dia berpotensi menulari orang lain, terutama yang rentan.
Anak dan bayi adalah yang paling rentan terhadap penyakit menular tersebut. Sebab, sistem imun mereka belum matang dan tak bisa melawan infeksi sepenuhnya. Jadwal imunisasi ada terutama untuk melindungi anak-anak sebagai kalangan yang mudah terpapar penyakit menular tertentu. Makin terlambat atau lebih dini imunisasi, potensi tertular penyakit yang sebetulnya bisa dicegah dengan vaksin itu makin besar.
Ditinjau oleh:
dr. Fith Dahlan, Sp.A
Dokter Spesialis Anak
Referensi
https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/downloads/appendices/a/age-interval-table.pdf
https://www.nidirect.gov.uk/articles/childhood-immunisation-programme