Pada umumnya, payudara laki-laki tidak menonjol seperti umumnya perempuan. Tapi, dalam kasus tertentu, ada kemungkinan payudara laki-laki mengalami pembengkakan sehingga tampak membesar layaknya perempuan. Kondisi yang disebut ginekomastia ini bisa terjadi karena berbagai faktor yang bervariasi, terutama hormonal.
Mengenal Ginekomastia
Ginekomastia adalah kondisi medis umum yang ditandai dengan pembesaran kelenjar payudara pada pria. Walau umumnya tidak membahayakan secara medis, kondisi ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan fisik dan dampak psikologis yang signifikan pada individu yang mengalaminya.
Pemicu pembengkakan payudara bisa berupa proses fisiologis yang tidak berbahaya hingga neoplasma yang jarang. Neoplasma adalah pertumbuhan sel yang abnormal dalam tubuh. Salah satu jenis neoplasma adalah kanker, yakni kondisi ketika sel tumbuh secara berlebihan dan tak terkendali sehingga menyebabkan gangguan serius pada sistem jaringan atau organ tubuh.
Ginekomastia dapat terjadi pada satu sisi (unilateral) ataupun kedua sisi (bilateral) payudara pria. Pria dari berbagai usia bisa terpengaruh oleh kondisi ini, termasuk pada masa pubertas hingga usia lanjut. Menurut studi yang melibatkan 6.200 laki-laki berusia 1-19 tahun, prevalensi ginekomastia berkisar 4 persen di kelompok usia 10-19 tahun.
Dalam banyak kasus, ginekomastia bersifat sementara dan bisa hilang dengan sendirinya. Tapi ada pula situasi ketika perawatan medis atau intervensi bedah bisa jadi diperlukan, terutama kalau kondisi ini menimbulkan rasa sakit atau menyebabkan gangguan psikologis yang signifikan.
Gejala
Gejala ginekomastia bisa bervariasi dari ringan hingga parah. Ada juga kemungkinan tidak muncul gejala sama sekali. Berikut ini beberapa gejala umum yang bisa muncul:
- Ukuran payudara lebih besar pada satu atau kedua sisi payudara
- Rasa nyeri pada payudara
- Payudara tampak lebih bulat atau berisi
- Puting lebih besar atau berubah warna
- Ukuran kedua payudara asimetris atau berbeda
- Ada semacam sensasi benjolan yang terasa pada kelenjar payudara
- Tingkat kepercayaan diri turun
- Warna kulit di sekitar payudara memerah tanda iritasi
- Keluar cairan dari puting
Penyebab Ginekomastia
Penyebab ginekomastia bisa bermacam-macam, dari yang serius hingga ringan. Dalam banyak kasus, kondisi ini berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon, terutama antara estrogen dan testosteron.
Perubahan hormonal pada masa pubertas, misalnya, bisa menyebabkan perubahan estrogen dan testosteron yang dapat memicu pembengkakan pada kelenjar payudara pada pria. Kondisi ini seringnya hanya sementara dan pembengkakan berkurang seiring dengan waktu. Kadar hormon yang berubah seiring dengan pertambahan usia juga bisa memicu pertumbuhan kelenjar payudara.
Ginekomastia juga bisa terjadi sebagai efek samping penggunaan obat-obatan, termasuk obat hipertensi, antidepresan, dan terapi untuk kanker. Pemakaian zat tertentu, seperti alkohol dan narkotik, pun dapat memicu tumbuhnya kelenjar payudara pada pria.
Selain itu, beberapa kondisi medis bisa menjadi faktor penyebab ginekomastia, seperti:
- Penyakit ginjal
- Penyakit hati
- Hipogonadisme (produksi hormon testosteron rendah)
- Penyakit tiroid
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Tumor/kanker
Dalam beberapa kasus, orang dengan riwayat keluarga ginekomastia juga lebih berisiko mengalami kondisi yang sama.
Cara Dokter Mendiagnosis Ginekomastia
Terdapat serangkaian cara untuk mendiagnosis ginekomastia yang mencakup pemeriksaan fisik dan evaluasi medis. Di antaranya:
- Wawancara tentang gejala yang dialami, termasuk kapan kemunculannya dan apa saja yang dirasakan
- Pemeriksaan fisik terhadap kondisi kelenjar payudara, seperti ukuran, bentuk, dan teksturnya, termasuk perubahan pada puting dan kulit di sekitarnya
- Evaluasi terhadap obat-obatan atau suplemen yang sedang dikonsumsi pasien untuk mengecek apakah ada efek sampingnya yang mempengaruhi kelenjar payudara
- Tes darah untuk mengukur kadar hormon, terutama testosteron dan estrogen, untuk mengetahui keseimbangannya
- Tes pencitraan dengan ultrasonografi (USG) ataupun mamografi guna mengecek apakah ada kondisi lain yang mendasari, termasuk tumor
Cara Mengatasi Ginekomastia
Tidak semua kasus ginekomastia memerlukan perawatan medis karena bisa sembuh sendiri seiring dengan waktu. Khususnya bila kondisi ini didapati pada masa pubertas yang umumnya bersifat sementara. Adapun jika dokter menyimpulkan dibutuhkan intervensi medis berdasarkan hasil pemeriksaan, biasanya tindakan yang dilakukan bergantung pada penyebab yang melatarinya. Di antaranya:
- Terapi hormon dengan obat-obatan untuk kembali menyeimbangkan kadar hormon
- Perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat bila ada faktor kelebihan berat badan atau obesitas yang berpengaruh
- Pemberian obat untuk mengurangi pembengkakan kelenjar payudara
- Pembedahan bila ginekomastia bersifat parah untuk menghilangkan jaringan berlebih dan mengurangi ukuran kelenjar payudara
Komplikasi Ginekomastia
Komplikasi akibat ginekomastia sangat jarang terjadi. Tapi adanya perubahan atau perbedaan fisik berupa pembesaran payudara bisa mempengaruhi kondisi psikologis penderitanya secara signifikan. Misalnya:
- Merasa cemas berlebih
- Kepercayaan diri turun
- Depresi
- Enggan bersosialisasi
- Mempertanyakan atau ragu terhadap identitas dan maskulinitas
Selain itu, ginekomastia sendiri bisa menjadi gejala atau tanda atas adanya kondisi medis yang melatarinya.
Pencegahan Ginekomastia
Sejumlah faktor pemicu ginekomastia tak bisa dihindari sepenuhnya. Namun terdapat beberapa cara untuk mengurangi risiko mengalami kondisi ini, seperti:
- Menggunakan obat-obatan yang dibutuhkan sesuai dengan resep dokter
- Tidak menyalahgunakan narkotik dan obat-obatan terlarang
- Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
- Menjaga berat badan yang sehat
Kapan Harus ke Dokter?
Sebagian besar kasus ginekomastia bersifat sementara dan ukuran payudara bisa mengecil sendiri tanpa perawatan medis. Namun segera datangi dokter bila payudara yang membesar disertai gejala dan tanda seperti adanya rasa nyeri, terdapat benjolan yang terasa keras atau tidak biasa, serta ada gejala lain yang mencurigakan. Konsultasi dengan dokter dibutuhkan guna memperoleh diagnosis dan perawatan yang tepat.
Narasumber:
Spesialis Bedah
Primaya Hospital Bekasi Timur
Referensi:
- Gynecomastia: incidence, causes and treatment. https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1586/eem.11.57. Diakses 11 Januari 2024
- Male gynecomastia and risk for malignant tumours – a cohort study. https://bmccancer.biomedcentral.com/articles/10.1186/1471-2407-2-26. Diakses 11 Januari 2024
- What is gynaecomastia?. https://www.nhs.uk/common-health-questions/mens-health/what-is-gynaecomastia/. Diakses 11 Januari 2024
- Gynecomastia: Clinical evaluation and management. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3987263/. Diakses 11 Januari 2024
- Male Breast Cancer and Gynecomastia. https://breastlink.com/breast-cancer-101/rare-breast-cancer-types/male-breast-cancer-and-gynecomastia. Diakses 11 Januari 2024
- Testicular Tumor Causing Gynecomastia and Fibrocystic Change. https://academic.oup.com/jbi/article/2/6/635/5997963. Diakses 11 Januari 2024
- Causes of Gynecomastia. https://stanfordhealthcare.org/medical-conditions/mens-health/gynecomastia/causes.html. Diakses 11 Januari 2024