• Ambulance
  • 150 108
  • Chatbot

Mengenal Swab Anal, Apakah Efektif Deteksi Virus Corona?

Mengenal Swab Anal, Apakah Efektif Deteksi Virus Corona_

Pada akhir Januari 2021, beberapa turis yang datang ke Cina terkejut ketika ada kewajiban menjalani tes Covid-19 dengan metode baru: swab anal. Berbeda dengan tes usap pada umumnya, tes ini mengambil sampel lewat anus. Karena itu, penggunaan tes Covid-19 ini menimbulkan kontroversi dan sekaligus protes. Walau demikian, para peneliti di Tiongkok menyatakan tes usap lewat anus terbukti efektif mendeteksi virus corona dalam tubuh seseorang.

 

buat jani dokter primaya

Mengenal Swab Anal Covid-19

Selama ini, proses standar untuk mengambil sampel lewat swab test alias tes usap adalah melalui tenggorokan atau hidung. Petugas pemeriksa menggunakan alat semacam cotton bud yang panjang dan mengusapkannya ke pangkal tenggorokan atau hidung guna mendapatkan sampel yang kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa memakai metode polymerase chain reaction (PCR). Sedangkan sampel swab anal berasal dari rektum (bagian akhir dari usus besar) yang diperoleh melalui anus.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina (CCDC) menyatakan tes ini menggunakan alat usap sepanjang 3-5 sentimeter yang dimasukkan ke anus, lalu diputar atau diusapkan dengan perlahan. Menurut para dokter Cina, tes dengan cara ini dapat memastikan infeksi karena virus corona bisa terdeteksi lebih lama di anus ketimbang di saluran pernapasan.

Namun hasil positif tes usap anal tidak selalu menandakan orang yang dites bisa menyebarkan penyakit lantaran jejak virus yang tidak aktif tak mampu bereplikasi atau menginfeksi orang lain. Tes usap anal sebenarnya tak hanya ada di Cina. Wilayah otonom Galia di Spanyol juga menjalankan swab anal untuk orang-orang yang sulit atau tidak mungkin dites lewat tenggorokan atau hidung. Misalnya bayi yang baru lahir atau orang yang mengalami gangguan jiwa.

Adapun Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pengujian spesimen pada saluran pernapasan bilamana memungkinkan untuk mendiagnosis penyakit pernapasan karena dari situlah sampel terbaik berasal. Menurut WHO, sampel dari feses bisa menjadi alternatif bahan pengujian, terutama pada pasien yang menunjukkan gejala penyakit pencernaan.

Baca Juga:  Nyeri Dada: Gejala Covid-19 atau Penyakit Jantung

 

Siapa yang Memerlukan Anal Swab?

Menurut media resmi negara Cina, penerapan uji anal swab menargetkan masyarakat yang tinggal di area yang memiliki kasus positif Covid-19 dan belum menjalani karantina. Di Shanghai, bila dalam penerbangan ada lebih dari lima orang yang positif terjangkit virus corona, semua penumpang lain mesti menjalani tes, termasuk uji usap anal.

Sejumlah laporan media juga menyebutkan orang-orang yang datang ke Beijing menjalani tes anal. Selain itu, sebanyak 1.000 lebih anak sekolah dan guru yang diduga terpapar virus corona turut mengikuti tes anal swab. Demikian pula pelancong yang baru datang dari wilayah dengan angka kasus penyebaran virus yang tinggi.

Menurut petugas departemen pengendalian epidemi di Beijing, tidak semua orang yang datang dari luar negeri wajib menjalani tes usap anal. Meski begitu, tamu internasional di Beijing diharuskan mengikuti tes tersebut. Adapun turis dari Korea Selatan bisa memberikan sampel dari fesesnya alih-alih mengikuti prosedur tes usap lewat anus oleh petugas otoritas Cina.

 

Mengapa Orang Memerlukan Anal Swab?

Otoritas Cina mengklaim anal swab efektif mendeteksi keberadaan virus corona di tubuh manusia. Namun sejumlah pakar kesehatan dan biologi molekuler menyatakan tingkat akurasinya sama dengan swab test lewat hidung atau tenggorokan dengan metode PCR.

Negeri Tiongkok menggunakan tes anal untuk lebih meyakinkan diagnosis positif atau negatif Covid-19. Dari sejumlah laporan, orang memerlukan tes anal terutama karena menunjukkan gejala Covid-19, tapi hasil tes swab dari hidung/tenggorokan (nasofaring) negatif. Juga ketika orang itu termasuk kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

Jadi tidak semua orang yang menjalani tes pasti mengikuti prosedur anal swab untuk mengetahui apakah mereka positif atau negatif Covid-19. Tetap ada tes usap nasofaring. Tujuan uji sampel dari anus adalah sebagai pelengkap hasil tes swab dari nasofaring. Dengan demikian, orang bisa benar-benar dipastikan telah negatif dari Covid-19 sehingga mengurangi risiko orang itu sakit lagi akibat masih adanya virus di saluran pencernaan.

Baca Juga:  Varian Virus Corona Amerika Serikat, Sejauh Mana Penyebarannya?

 

Apakah Swab Anal Bisa Mendeteksi Virus Corona?

Seperti disebutkan otoritas Cina, swab anal telah terbukti bisa menemukan keberadaan jejak virus corona lewat sampel dari anus atau rektum. WHO pun membolehkan pengambilan sampel feses meski hanya sebagai alternatif. Metode pengujian swab anal dan tes usap nasofaring pun sebetulnya sama, yaitu PCR. Walau demikian, standar utama global untuk mengambil sampel tetap lewat hidung atau tenggorokan.

Indonesia juga sudah mengumumkan tidak akan menggunakan prosedur tes anal untuk mendiagnosis pasien Covid-19. Untuk screening pun Indonesia memilih tes antigen atau GeNose yang dikembangkan di dalam negeri sendiri. Menurut para pakar kesehatan, tes dengan sampel dari anus baru diperlukan bila virus telah menginfeksi saluran pencernaan.

 

Seberapa Efektif Swab Anal Bisa Mendeteksi Covid-19?

Tes dengan sampel dari anus bukan baru kali ini dilakukan. Ada beberapa penyakit yang membutuhkan spesimen dari feses untuk menegakkan diagnosis. Penggunaan swab anak untuk mendeteksi Covid-19 muncul sebagai teknik baru. Gagasannya berangkat dari temuan bahwa virus bisa bertahan lebih lama di anus atau rektum ketimbang di saluran pencernaan.

Jadi, walau virus corona tak terdeteksi di tenggorokan atau hidung, ada kemungkinan jejaknya masih ada di saluran pembuangan. Karena itulah sejumlah pakar kesehatan Cina menyatakan swab anal efektif mendeteksi Covid-19, bahkan lebih efektif ketimbang tes PCR biasa. Sayangnya, hingga kini belum ada data mengenai efektivitas tes swab anal dalam mendeteksi Covid-19.

 

Narasumber:

dr. Yoga FitriaKusuma, Sp.PD

Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Primaya Evasari Hospital

 

Referensi:

https://apps.who.int/iris/rest/bitstreams/1302661/retrieve

https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-china-anal-factbox-idUSKBN2AV0Y4

Bagikan ke :

Promo

Masuk ke Akun Anda dibawah ini

Isi form dibawah ini untuk melakukan pendaftaran

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.