• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Kenapa Harus Waspada terhadap Varian Omicron

Kenapa Harus Waspada terhadap Varian Omicron

Galur baru virus penyebab Covid-19 yang bernama varian Omicron menggemparkan dunia. Varian ini pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan pada November 2020. Tanpa perlu menunggu lama, varian itu menyebar ke banyak negara, tak terkecuali di Indonesia. Varian baru ini masih bisa menyebar meski sudah ada pembatasan perjalanan dari negara-negara yang terkonfirmasi kasus positif Omicron. Dugaan yang muncul adalah Omicron lebih menular daripada varian virus corona lainnya.

 

buat jani dokter primaya

Mengenal Varian Covid-19

Seperti virus lain, virus SARS-CoV-2 pemicu Covid-19 terus bermutasi saat berkembang biak di dalam inang. Virus ini berusaha menjadi lebih efisien dalam menyebar ke inang yang baru sambil menghindari pertahanan sistem kekebalan. Tapi tidak semua mutasi menghasilkan varian yang lebih kuat daripada varian aslinya.

Sampai saat ini, virus corona telah mengalami ribuan mutasi dari versi aslinya yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina. Namun hanya beberapa di antara varian itu yang menarik perhatian publik karena karakteristiknya sehingga diberi nama khusus. Badan Kesehatan Dunia (WHO) sendiri mengklasifikasikan varian Covid-19 ini ke dua kelompok, yaitu Variant of Concern dan Variant of Interest. Ada lagi kelompok varian yang di bawah pemantauan dan varian yang tak lagi menimbulkan eskalasi kasus baru.

Variant of Concern mencakup semua varian yang diduga memiliki risiko tingkat penularan lebih tinggi dan lebih membahayakan jiwa orang yang terinfeksi. Sedangkan Variant of Interest adalah varian yang mutasi genetiknya diprediksi bisa mempengaruhi kondisi epidemiologi di suatu wilayah sehingga butuh lebih banyak perhatian.

Varian Omicron dan Delta saat ini masuk kategori Variant of Concern bersama varian Gamma, Alpha, dan Beta. Sedangkan Variant of Interest mencakup varian Lambda dan Mu. Varian di kategori itu bisa berubah, tergantung temuan penelitian dan kasus di lapangan.

 

Asal-Usul Varian Omicron

Varian Omicron pertama kali teridentifikasi ketika para peneliti Afrika Selatan mendapati sedikit pertambahan kasus positif di provinsi Gauteng negara itu pada November 2021. Mereka memutuskan mengurutkan lebih banyak sampel genom virus dari wilayah itu. Mereka lantas menemukan mutasi yang berbeda pada sampel virus dan memberitahukannya kepada masyarakat

Baca Juga:  Penanganan Stroke, Bisakah Sembuh Seperti Semula?

Varian Omicron memiliki sekitar 50 mutasi dibanding virus corona awal yang ditemukan di Wuhan, Cina. Sebanyak 30 mutasi di antaranya terjadi di luar protein spike. Ini penting karena protein spike adalah target yang disasar oleh antibodi ketika terpapar virus corona. Bila terjadi mutasi di sana, ada kemungkinan virus itu bisa menghindari antibodi manusia, baik yang diperoleh dari vaksinasi maupun akibat infeksi Covid-19 sebelumnya.

Para peneliti masih mencoba mencari tahu bagaimana varian Omicron bisa mengalami banyak mutasi. Hipotesis yang muncul antara lain varian itu berkembang di dalam tubuh yang sistem imunnya terganggu. Normalnya, semua virus akan lenyap ketika sistem imun memberikan respon. Tapi jika sistem itu lemah, ada beberapa virus yang masih bisa bertahan dan terus menggandakan diri hingga berbulan-bulan dan mampu menjadi lebih efektif dalam menghindari antibodi.

Hipotesis lain adalah virus corona menginfeksi binatang tertentu, mengalami mutasi di tubuh binatang itu, lalu balik menulari manusia. Fenomena ini disebut reverse zoonosis. Hipotesis ini muncul karena beberapa mutasi pada protein spike varian Omicron sama dengan yang didapati pada virus yang menulari hewan pengerat, terutama tikus. Peneliti masih bekerja untuk mengonfirmasi dugaan-dugaan ini.

 

Apa yang Membuat Varian Omicron Berbahaya

Varian Omicron terbilang masih baru dan butuh lebih banyak penelitian untuk lebih memahaminya. Namun ada potensi vaksin Covid-19 yang sudah diterima kurang efektif untuk melawan infeksi varian tersebut. Karena itulah orang-orang yang sudah mendapat vaksin dosis lengkap disarankan menerima vaksin penguat atau booster guna menambah kekuatan antibodi. Namun tanpa booster pun vaksin sudah bisa mengurangi risiko keparahan sakit hingga kematian bila terinfeksi.

Laporan awal menyebutkan varian Omicron menimbulkan gejala yang relatif lebih ringan daripada varian lain, termasuk Delta. Tapi data itu belum komprehensif mencakup semua kelompok pasien, termasuk warga lanjut usia dan penderita penyakit penyerta atau komorbid.

Baca Juga:  Buku Pink Kehamilan, Cari Tahu Isi dan Manfaat Pentingnya

WHO sendiri memasukkan Omicron ke kategori Variant of Concern karena tingkat penularannya yang diduga tinggi berdasarkan temuan kasus di sejumlah negara. Negara seperti Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat melaporkan pertambahan kasus yang signifikan pada akhir 20201 hingga awal 2022. Hal yang sama didapati pada negara-negara lain di mana ditemukan kasus varian Omicron. Temuan itu menjadi alarm peringatan bahaya bagi negara lain yang belum mengalami gelombang kasus positif Omicron.

 

Mencegah Penularan Varian Omicron

Penularan varian Omicron tak berbeda dengan varian Covid-19 lain. Maka upaya pencegahannya pun masih sama, yakni dengan protokol kesehatan yang ketat. Selalu kenakan masker dengan benar bila beraktivitas di luar rumah, jaga jarak aman 1 meter, dan rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer. Selain itu, hindari kerumunan dan batasi mobilitas. Yang tak kalah penting adalah mendapat vaksin karena vaksin terbukti bisa melindungi diri dari risiko sakit parah dan kematian.

 

Narasumber:

dr. Anugrah Riansari, M.Kes, Sp. PD

Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Primaya Hospital Semarang

 

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.