• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Kondisi Jantung Terendam Air, Kenali Efusi Perikardium

Kondisi Jantung Terendam Air, Kenali Efusi Perikardium

Sebagian besar tubuh manusia terdiri atas air. Karena itu, banyak organ tubuh yang mengandung cairan. Namun ada kalanya penumpukan cairan dalam tubuh justru merugikan kesehatan. Salah satu masalah yang bisa terjadi adalah efusi perikardium atau yang sering disebut jantung terendam air.

 

buat jani dokter primaya

Mengenal Efusi Perikardium

Efusi perikardium adalah kondisi ketika terjadi penumpukan cairan yang abnormal di selaput pembungkus jantung yang disebut perikardium. Cairan berlebih pada perikardium memicu tekanan pada jantung sehingga kemampuan jantung dalam memompa darah dan mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh berkurang.

Terdapat dua jenis efusi perikardium, yaitu akut dan kronis. Dalam efusi perikardium akut, penumpukan cairan terjadi dengan cepat dan gejala dialami secara mendadak. Sedangkan efusi perikardium kronis berarti cairan terakumulasi secara perlahan dan gejalanya terasa selama beberapa bulan.

Sebetulnya keberadaan cairan di selaput jantung adalah hal normal. Masalah muncul bila jumlah cairan itu melebihi batas normal 15-50 mililiter. Pada pasien efusi perikardium, jumlah cairan yang didapati dalam selaput jantungnya bisa mencapai 2 liter. Jika cairan sudah terlalu banyak, bisa terjadi tamponade jantung, yakni jantung tertekan hebat sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah secara dramatis dan dapat berakibat fatal.

 

Siapa Saja yang Berisiko Terkena Efusi Perikardium?

Efusi perikardium bisa terjadi pada siapa saja karena penyebabnya bermacam-macam. Orang yang menderita penyakit atau mengalami kondisi tertentu bisa terkena efusi perikardium. Contohnya pasien tuberkulosis, kanker, hipotiroid, dan gangguan autoimun seperti lupus dan rheumatoid arthritis. Penggunaan obat-obatan seperti dopamin juga membuat orang lebih berisiko mengalami efusi perikardium. Demikian juga jika seseorang pernah mengalami cedera di bagian dada.

 

Gejala

Sebagian besar penderita cenderung mengalami gejala dalam jangka waktu lama setelah cairan yang terakumulasi di sekitar jantung sudah terlalu banyak. Gejala ini misalnya:

  • Sakit dada yang bersumber dari belakang atau sisi kiri tulang dada
  • Dada terasa sesak
  • Sulit bernapas
  • Sulit menelan
  • Kelelahan
  • Sakit perut

Saat terjadi tamponade jantung yang merupakan kondisi serius, gejala yang muncul antara lain syok serta bibir dan kulit membiru.

Baca Juga:  Batu Saluran Kemih, Gejala dan Pencegahannya

 

Penyebab

Perikardium tampak seperti selubung yang longgar pada jantung. Terdapat cairan dalam selubung itu yang berfungsi sebagai pelumas agar jantung bisa lebih mudah berkontraksi dalam memompa darah. Cairan bisa bertambah banyak ketika perikardium mengalami iritasi atau peradangan yang disebabkan oleh:

  • Infeksi virus, bakteri, atau jamur
  • Cedera traumatis pada dada
  • Gangguan autoimun
  • Kanker metastasis
  • Gagal ginjal
  • Hormon tiroid tidak seimbang
  • Penggunaan obat-obatan
  • Gagal ginjal

Kadang penyebab efusi perikardium tak terdeteksi secara pasti. Kasus seperti ini disebut idiopatik, yakni masalah kesehatan itu ada tapi penyebabnya tak diketahui.

 

Cara Mendeteksi

Dokter bisa melakukan sejumlah cara untuk mendeteksi efusi perikardium. Di antaranya:

  • Dokumentasi gejala: dokter menanyakan soal sesak nafas dan gejala lain yang dialami, misalnya bagaimana rasanya, lokasinya di mana, dan berapa lama terasa. Pasien juga akan ditanyai apakah ada anggota keluarga yang punya riwayat penyakit jantung, khususnya efusi perikardium.
  • Pemeriksaan fisik: pemeriksaan ini antara lain dilakukan dengan mendengarkan detak jantung menggunakan stetoskop.
  • Echocardiogram: penggunaan teknologi ultrasonografi untuk melihat struktur dan cara kerja jantung, termasuk akumulasi cairan di perikardium.
  • Elektrokardiogram (EKG): pengukuran aktivitas kelistrikan jantung, bisa digunakan untuk mengecek apakah terjadi masalah serius seperti tamponade jantung.
  • Sinar-X: pencitraan dengan sinar-X bisa mengungkap apakah terjadi pembengkakan perikardium akibat penumpukan cairan.

 

Pengobatan

Pilihan pengobatan untuk efusi perikardium didasari apa penyebabnya dan seberapa banyak akumulasi cairan yang terkumpul. Bila penumpukan tak terlalu banyak, dokter akan berfokus pada penanganan gejala dan mengurangi pembengkakan selaput. Sedangkan jika cairan sudah terlalu banyak, pilihan terbaik adalah dirawat di rumah sakit termasuk untuk melihat apakah harus dilakukan operasi.

Obat yang biasa dipakai contohnya pereda nyeri seperti aspirin dan ibuprofen, obat steroid yang efektif mengendalikan gejala efusi perikardium, dan obat anti-peradangan bila rasa sakit lebih kuat. Tergantung hasil pemeriksaan dokter, pasien mungkin harus menjalani operasi, misalnya:

  • Perikardiektomi: prosedur untuk meredakan tekanan pada jantung dengan cara menyingkirkan bagian perikardium yang rusak.
  • Perikardiosentesis: penggunaan kateter yang dimasukkan ke perikardium untuk menyedot cairan berlebih. Kateter yang seperti slang kecil dan fleksibel biasanya dipasang beberapa hari hingga penyedotan selesai.
  • Perikardiektomi balon: prosedur ini pada dasarnya sama dengan perikardiektomi biasa, tapi menggunakan semacam balon yang dikembangkan di lapisan perikardium, lalu cairan dikeluarkan lewat tabung.
  • Operasi terbuka: tindakan bedah ini diambil jika terjadi perdarahan pada perikardium yang bisa memicu masalah lebih serius dan mengancam jiwa pasien.
Baca Juga:  Bronkitis Kronis: Penyebab, Mencegah dan Mengatasi

 

Pencegahan

Karena efusi perikardium cenderung terkait dengan masalah kesehatan lain, upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah menerapkan gaya hidup sehat secara umum. Misalnya:

  • Olahraga rutin sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
  • Pastikan konsumsi makanan dengan gizi seimbang
  • Jaga berat badan tubuh sehat
  • Jauhi rokok dan alkohol

Bila saat ini mengalami penyakit yang merupakan faktor risiko efusi perikardium, ikuti petunjuk dokter dalam meminum obat-obatan yang diperlukan dan rutin menjalani kontrol untuk mengecek kondisi secara berkala.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Pasien biasanya datang ke rumah sakit dengan gejala efusi perikardium yang sudah parah. Dalam situasi ini, penanganan akan lebih sulit. Untuk mengantisipasi risiko fatal akibat kondisi jantung terendam air ini, sebaiknya segera datangi dokter bila mengalami gejala seperti sesak napas, nyeri dada, dan merasa syok. Jikapun penyebabnya bukan penumpukan cairan, kondisi tersebut tetap memerlukan pemeriksaan medis agar dapat dipastikan apa pemicunya sehingga dokter dapat melakukan tindakan secepatnya.

 

Reviewed by

dr. Sanggap Indra Sitompul, Sp. Jp, FIHA

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah

Primaya Hospital Betang Pambelum

 

Referensi:

Pericardial Effusion. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431089/. Diakses 30 Maret 2022

Pericardial Effusion. https://emedicine.medscape.com/article/157325-overview. Diakses 30 Maret 2022

Diagnosis and treatment of pericardial effusion. https://www.uptodate.com/contents/diagnosis-and-treatment-of-pericardial-effusion. Diakses 30 Maret 2022

Pericardial effusion. https://radiopaedia.org/articles/pericardial-effusion. Diakses 30 Maret 2022

Pericardial Effusion. https://ada.com/conditions/pericardial-effusion/. Diakses 30 Maret 2022

Pericardial Effusions: Causes, Diagnosis, and Management. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0033062016301487. Diakses 30 Maret 2022.

Share to :

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.