Ketika mengalami luka tubuh akan membentuk gumpalan darah beku atau blood clot yang berfungsi sebagai penyumbat perdarahan. Setelah perdarahan berhenti dan proses penyembuhan berlangsung, tubuh akan mengurai gumpalan darah itu. Namun kadang bekuan darah terjadi karena masalah kesehatan sehingga justru membahayakan karena memicu gangguan pada fungsi organ tubuh. Salah satunya embolisme paru.
Mengenal Embolisme Paru
Embolisme paru adalah kondisi medis yang terjadi ketika satu atau lebih pembuluh darah arteri di paru-paru tersumbat oleh bekuan darah. Ketika arteri pulmonalis ini tersumbat, aliran darah antara paru-paru dan jantung kanan akan terhambat. Dalam banyak kasus, saat sumbatan tersebut kecil dan tak mematikan, tapi bisa merusak organ paru dan mempengaruhi organ lain, terutama jantung. Namun saat sumbatan yang muncul besar, bisa terjadi komplikasi yang lebih serius, termasuk kematian.
Terdapat dua jenis embolisme paru, yakni kronis dan akut. Keduanya berbeda dalam hal waktu kejadian, penanganan, dan risiko yang mengikuti.
Embolisme paru akut
Embolisme paru akut adalah sumbatan baru pada pembuluh darah paru yang muncul secara tiba-tiba atau bekuan darah yang berasal dari sumber lain seperti bekuan darah dari pembuluh balik tungkai bawah. Sumbatan itu biasanya bermula dari bekuan darah dari pembuluh darah vena pada suatu organ dalam tubuh yang berjalan hingga ke paru-paru. Emboli paru akut adalah penyebab kematian paling umum nomor tiga akibat penyakit kardiovaskular setelah serangan jantung dan stroke. Kira-kira 25-30 persen pasien akan meninggal tanpa penanganan secepatnya.
Embolisme paru kronis
Embolisme paru kronis adalah sumbatan pada pembuluh darah paru yang terjadi ketika bekuan darah sebelumnya belum terurai meski sudah ditangani secara medis. Bisa juga sumbatan ini adalah emboli paru akut yang tak terdeteksi atau tak tertangani sebelumnya.
Akumulasi bekuan darah bisa memicu pembentukan jaringan parut dalam pembuluh darah paru yang menghambat aliran darah normal dan membuat bagian kanan jantung bekerja lebih keras. Walhasil, dapat menyebabkan peningkatan tekanan pembuluh darah paru, yakni hipertensi paru atau chronic thromboembolic pulmonary hypertension (CTEPH). Hanya 2-4 persen pasien emboli paru kronis mengalami CTEPH.
Gejala
Embolisme paru bisa muncul secara tiba-tiba atau berkembang perlahan seiring dengan waktu. Gejala umumnya antara lain:
- Napas pendek, sering kali menjadi tanda peringatan pertama
- Nyeri dada yang tajam atau terasa seperti tertusuk
- Dada terasa sakit saat menarik napas dalam-dalam
- Bagian dada yang nyeri hanya satu sisi atau di bawah tulang dada
- Dada seperti terbakar
- Detak jantung cepat
- Batuk-batuk mendadak
- Batuk berdarah
- Keringat berlebih
- Kulit lembap
- Tekanan darah rendah
- Kulit dan kuku membiru
- Pusing atau pingsan
- Merasa cemas
Penyebab
Embolisme paru terjadi karena tersumbatnya arteri di paru-paru. Penyebab sumbatan paling umum adalah bekuan darah dari pembuluh darah vena dalam yang terbawa aliran darah hingga ke paru-paru dan tersangkut di pembuluh darah paru yang berukuran lebih kecil. Hampir semua bekuan darah yang menyebabkan emboli paru berasal dari pembuluh darah vena di kaki. Selain itu, bekuan darah bisa terbentuk di pembuluh darah vena di lengan atau panggul.
Dalam kasus yang jarang terjadi, emboli paru bisa disebabkan oleh zat atau benda lain, seperti:
- Lemak yang mungkin masuk ke aliran darah setelah patah tulang, trauma, luka bakar parah, atau operasi
- Massa kecil dari material infeksius
- Gelembung udara atau material tertentu yang masuk ke darah dari operasi atau prosedur medis
- Tumor
- Air ketuban
Diagnosis
Ada beberapa cara untuk mendiagnosis embolisme paru, antara lain:
- Elektrokardiogram untuk membedakan antara serangan jantung dan emboli paru
- Pencitraan sinar-X untuk melihat gambaran detail paru-paru dan dada
- Ekokardiogram: membantu diagnosis gangguan fungsi jantung dalam emboli paru dan CTEPH
- Pemindaian tomografi terkomputasi (CT scan) pada kaki (metode diagnosis emboli paru paling umum)
- Pemindaian perfusi ventilasi untuk mengecek CTEPH
Dalam banyak kasus, diagnosis embolisme paru baru dibuat di ruang gawat darurat oleh dokter dan radiolog ketika muncul gejala yang butuh penanganan medis secepatnya.
Penanganan Kasus Embolisme Paru
Embolisme paru seringkali terjadi dalam kondisi gawat darurat. Penanganannya bergantung pada tingkat keparahan sumbatan, tapi biasanya terdiri atas tiga tahap:
- Memastikan pasien dalam kondisi stabil dengan mengutamakan penanganan gejala yang paling serius, misalnya memberikan oksigen jika pasien sulit bernapas
- Menangani sumbatan, biasanya dengan obat-obatan pengencer darah dan penghancur gumpalan darah
- Mengambil langkah untuk mencegah terbentuknya sumbatan lagi di kemudian hari, misalnya lewat perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat dan/atau konsumsi obat-obatan
Dalam kasus tertentu, pasien emboli paru mungkin memerlukan operasi bila metode lain tidak tersedia atau tak berhasil mengatasi sumbatan. Operasi embolektomi ini bertujuan membuka sumbatan.
Komplikasi
Dengan diagnosis dan penanganan yang cepat dan tepat, sangat jarang terjadi komplikasi embolisme paru. Meski begitu, ada kemungkinan komplikasi serius seperti:
- Henti jantung: jantung berhenti berdetak dan memompa darah ke seluruh tubuh
- Serangan jantung: pasokan darah ke otot jantung terhambat atau terhenti
- Gagal jantung: jantung tak bisa memompa darah ke seluruh tubuh dengan efektif
- Syok obstruktif dan kardiogenik yang terjadi ketika jantung tak bisa memompa darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh
- Infark paru: sebagian paru-paru mati karena terhentinya pasokan darah
- Pneumonia: infeksi paru yang bisa terjadi menyusul infark paru
- Atelektasis: kantong udara di paru-paru kolaps dan tak bisa mengembang
- Efusi paru: penumpukan cairan di sekitar paru
- Hipertensi paru: tekanan darah tinggi dalam pembuluh darah paru
- Detak jantung tak teratur
- Hipoksemia: kadar oksigen dalam aliran darah rendah
Pencegahan
Untuk mencegah embolisme paru, hal utama yang harus dilakukan adalah mencegah terbentuknya gumpalan darah. Caranya antara lain:
- Tidak merokok/menjauhi asap rokok
- Menjaga berat badan sehat
- Tidak terlalu lama duduk
- Bergaya hidup aktif
- Mengenakan kaus kaki kompresi elastis untuk membantu melancarkan peredaran darah
- Hindari pijat tungkai bawah jika dicurigai ada penyumbatan pembuluh darah.
Kapan Harus ke Dokter?
Bila merasakan gejala embolisme paru, Anda harus segera mendatangi rumah sakit secepatnya. Terutama bila gejala itu muncul secara tiba-tiba dan parah. Jika gejalanya terbilang ringan, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter dan menjalani screening untuk menentukan faktor risiko dan menetapkan strategi penanganan medis guna mencegah kemunculan gejala yang lebih berat dan membahayakan.
Narasumber
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
Primaya Hospital Makassar
Referensi:
- Pulmonary embolism. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3665123/. Diakses 16 Oktober 2022
- Acute Pulmonary Embolism. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560551/. Diakses 16 Oktober 2022
- Chronic pulmonary embolism: diagnosis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6039808/. Diakses 16 Oktober 2022
- Pulmonary Embolism (PE). https://emedicine.medscape.com/article/300901-overview. Diakses 16 Oktober 2022
- Pulmonary Embolism. https://medlineplus.gov/pulmonaryembolism.html. Diakses 16 Oktober 2022
- Patient education: Pulmonary embolism (Beyond the Basics). https://www.uptodate.com/contents/pulmonary-embolism-beyond-the-basics. Diakses 16 Oktober 2022
- Learn About Pulmonary Embolism. https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/pulmonary-embolism/learn-about-pulmonary-embolism. Diakses 16 Oktober 2022