
Kemampuan dan teknologi kesehatan untuk mendeteksi masalah pada janin dalam kandungan kian berkembang dalam beberapa dekade terakhir. Kebanyakan masalah perkembangan janin memang lebih baik ditangani setelah anak lahir. Tapi penanganan sebelum janin terlahir dapat mencegah konsekuensi yang bisa membuat orang tua terpukul lebih keras. Salah satunya dalam kasus hidrops fetalis.
Apa itu Hidrops Fetalis
Hidrops fetalis adalah masalah yang sangat serius dalam perkembangan janin. Masalah ini terjadi ketika terdapat akumulasi cairan berlebih di dua atau lebih bagian tubuh janin yang sedang berkembang. Penumpukan cairan ini bisa mengancam keselamatan janin.
Janin dengan hidrops fetalis berisiko meninggal dalam kandungan. Bila sanggup bertahan hingga terlahir, terdapat risiko kecacatan dan janin membutuhkan perawatan intensif demi menstabilkan kondisinya. Diagnosis hidrops fetalis dalam perkembangan janin bisa melalui pemeriksaan kehamilan rutin. Umumnya, penumpukan cairan itu terdapat di sekitar jantung atau paru-paru, perut, kulit, dan jaringan lunak.
Gejala Hidrops Fetalis
Hidrops fetalis dapat muncul dalam kandungan seiring dengan perkembangan janin atau setelah bayi lahir. Gejala selama kehamilan antara lain:
- Cairan ketuban amat banyak
- Plasenta menebal
- Jantung, hati, atau limpa janin membesar
- Terdapat tumpukan cairan di perut janin
Adapun gejala sesudah bayi lahir mencakup:
- Warna kulit pucat
- Pembengkakan tubuh bayi, khususnya di area perut
- Susah bernapas
Gejala yang timbul juga dibedakan berdasarkan tingkat keparahan. Gejala ringan antara lain hati membesar dan warna kulit memucat. Sedangkan ketika masalah sudah parah ditandai dengan gejala kesulitan bernapas, kulit seperti memar-memar, gagal jantung, anemia parah, penyakit kuning parah, dan pembengkakan seluruh tubuh.
Penyebab Hidrops Fetalis
Terdapat dua macam hidrops fetalis yang dibedakan menurut penyebabnya, yakni:
Hidrops imun
Ini jenis hidrops yang tidak umum. Penyebabnya adalah masalah rhesus (Rh) pada ibu. Rhesus adalah protein atau antigen yang terdapat dalam sel darah merah. Bila ibu memiliki rhesus negatif dan janin rhesus positif, sistem imun ibu akan menyerang sel darah merah si janin. Walhasil, janin mengalami anemia atau kekurangan sel darah merah. Karena masih dalam tahap perkembangan janin, organnya tidak mampu mengatasi anemia. Jantung pun tak dapat berfungsi normal dan terjadi penumpukan cairan pada organ serta jaringan tubuh janin. Jenis hidrops ini jarang pada era sekarang karena rhesus negatif ibu biasanya ditangani dengan pemberian Rh immunoglobulin untuk mencegah terjadinya masalah tersebut.
Hidrops Non-imun
Ini jenis hidrops fetalis yang lebih sering terjadi. Penyebabnya adalah berbagai penyakit atau komplikasi yang mungkin mengganggu sistem tubuh janin dalam mengendalikan cairan. Beberapa di antaranya adalah:
- Anemia parah
- Infeksi saat dalam kandungan
- Cacat bawaan jantung atau paru-paru
- Kelainan kromosom
- Penyakit liver
Deteksi Hidrops Fetalis
Dokter dapat mendeteksinya ketika memeriksa kandungan dengan USG atau ultrasonografi. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar pembuluh darah, jaringan tubuh, dan organ janin. Dokter akan menggunakan USG untuk mengamati apakah organ dalam janin berfungsi.
Dari pemeriksaan USG juga terlihat:
- Seberapa banyak cairan ketuban
- Kondisi plasenta
- Aliran darah dalam pembuluh darah
- Cairan yang menyebabkan pembengkakan pada organ dalam janin
Cara deteksi hidrops fetalis dalam perkembangan janin selain USG adalah dengan mengambil sampel darah janin untuk diperiksa di laboratorium. Juga lewat amniosentesis atau pengujian cairan ketuban. USG dan amniosentesis kerap digunakan berbarengan untuk menentukan tingkat keparahan hidrops fetalis.
Pengobatan Hidrops Fetalis
Pengobatan hidrops fetalis bergantung pada penyebabnya. Dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh sebelum menentukan pengobatan atau penanganan yang sesuai. Bila masih dalam tahap perkembangan janin, pilihan penanganannya antara lain:
- Obat-obatan untuk persalinan dini
- Operasi caesar bila kondisi janin kian parah
- Transfusi darah ke janin
Sedangkan bagi bayi yang baru lahir dengan hidrops fetalis, penanganannya termasuk:
- Transfusi darah
- Pengeluaran cairan yang menumpuk di organ perut dan paru dengan jarum
- Obat-obatan untuk mengendalikan gagal jantung dan membantu kerja ginjal
- Penggunaan ventilator atau alat bantu napas bagi bayi
Pencegahan Hidrops Fetalis
Selama periode perkembangan janin, penting untuk menjalani pemeriksaan guna mendeteksi hidrops fetalis sejak dini. Deteksi awal ini penting demi keselamatan ibu dan bayi. Ketika sudah mendiagnosis adanya hidrops fetalis, dokter bisa segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan menentukan penanganan yang tepat.
Khusus untuk kasus hidrops imun, terdapat obat immunoglobulin bernama RhoGAM. Obat yang diberikan lewat injeksi ini diperuntukkan bagi ibu hamil dengan risiko rhesus yang berlawanan dengan janin. Obat ini dapat mencegah pembentukan antibodi yang dapat menyerang sel darah merah janin.
Dengan demikian, pemeriksaan kehamilan berperan penting dalam upaya pencegahan serta penanganan hidrops fetalis. Upayakan memeriksakan kehamilan sesuai dengan jadwal di tempat yang memiliki fasilitas memadai, terutama USG. Selama masih dalam tahap perkembangan janin, kehamilan butuh perhatian ekstra demi merawat kehidupan ibu dan calon buah hatinya.
Narasumber:
dr. Risma Maharani, Sp. OG, MKes
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Primaya Hospital Bekasi Timur
Referensi:
- https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/2674/2614
- https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=hydrops-fetalis-90-P02374
- https://emedicine.medscape.com/article/403962-overview
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4315667/
- https://medlineplus.gov/ency/imagepages/19874.htm
- http://lhp.leedsth.nhs.uk/detail.aspx?id=5616
- https://omim.org/entry/236750