
Detak jantung bisa tiba-tiba sangat kencang ketika orang dalam situasi tertentu. Misalnya merasa cemas atau takut. Namun bila jantung berdetak sangat kencang tanpa penyebab jelas, hati-hati, mungkin ada masalah kesehatan. Salah satu kemungkinannya adalah pneumotoraks yang terjadi akibat penumpukan udara atau gas di sekitar paru-paru.
Mengenal Pneumotoraks
Pneumotoraks adalah istilah medis untuk kejadian kolapsnya paru-paru lantaran di rongga pleura yang terdapat sekitarnya dipenuhi gas atau udara. Paru-paru bisa kolaps atau mengempis sebagian atau seluruhnya karena akumulasi udara di antara paru dan dinding dada. Kempisnya paru-paru dipicu hilangnya tekanan negatif fisiologis yang normalnya berada di rongga pleura tersebut.
Di kalangan perempuan, ada pneumotoraks katamenial yang terjadi berulang dalam 72 jam sebelum dan sesudah menstruasi. Penyebab pasti pneumotoraks spontan ini tidak diketahui. Tapi ada kemungkinan terkait dengan endometriosis atau kelainan yang terjadi ketika jaringan yang seharusnya tumbuh di dalam rahim justru berada di luar rahim. Selain pada wanita, pneumonia spontan berpeluang besar terjadi pada perokok lantaran pecahnya lepuhan (bleb) berisi udara di paru.
Ada pula pneumotoraks iatrogenik yang terjadi akibat tusukan yang tak disengaja dalam prosedur operasi. Adapun pneumotoraks yang bisa membuat jantung berdetak sangat kencang adalah tension pneumothorax, yakni saat terdapat udara yang masuk ke paru-paru tapi tak dapat keluar karena adanya luka terbuka pada dada atau jaringan paru.
Gejala Pneumotoraks
Gejala umum kolapsnya paru-paru meliputi:
- Nyeri dada atau bahu yang tajam dan makin terasa saat mengambil napas dalam-dalam atau batuk
- Sesak napas
- Lubang hidung melebar akibat sesak napas
Ketika pneumotoraks lebih parah, gejalanya pun lebih parah, seperti:
- Kulit membiru karena kurangnya kadar oksigen
- Dada terasa penuh
- Sakit kepala ringan dan hampir hilang kesadaran
- Gampang lelah
- Sulit bernapas secara normal
- Denyut jantung cepat
- Syok dan pingsan
Gejala ini lebih mungkin terasa ketika rehat ketimbang saat berkegiatan fisik. Sedangkan bila pneumotoraks mempengaruhi jantung, gejalanya antara lain:
- Sesak napas saat berjalan, bahkan ketika berdiri
- Nyeri pada punggung hingga bahu
- Napas tersengal
- Kulit menjadi pucat atau membiru
- Muncul keringat
Penyebab
Ada berbagai hal yang bisa menjadi penyebab. Misalnya paru-paru terluka karena tembakan, tusukan, tulang rusuk yang patah, atau prosedur medis tertentu. Dalam beberapa kasus, lepuhan udara yang pecah membuat sekitar paru terisi udara. Contohnya pada perokok. Begitu juga ketika terjadi perubahan tekanan udara seperti saat menyelam scuba atau bepergian ke dataran tinggi.
Penyakit paru juga meningkatkan peluang orang mengalami pneumotoraks, seperti:
- Asma
- Penyakit paru obstruktif kronis (peradangan paru)
- Fibrosis kistik (penyakit keturunan yang mempengaruhi sel pembuat lendir, keringat, dan cairan pencernaan)
- Tuberkulosis
- Batuk rejan
- Pneumonia
Cara Mendeteksi
Untuk mendeteksi pneumotoraks, dokter pertama-tama akan memeriksa pernapasan pasien dengan stetoskop. Bila paru-paru kolaps, suara napas akan menurun atau bahkan tak ada suara terdengar dari bagian paru yang terkena. Tes deteksi lain mencakup:
- Mengukur tekanan darah
- Sinar-X pada dada untuk melihat kondisi paru-paru
- Elektrokardiogram untuk mengecek sinyal kelistrikan jantung
- Computed tomography (CT) scan bila ada luka
Pengobatan
Selama pasien dalam kondisi stabil, tidak kekurangan oksigen dan ukuran pneumotoraks kecil, langkah pertama adalah observasi. Bila sebaliknya, pasien tidak stabil, butuh oksigen, dan pneumotoraks besar, dokter akan mengeluarkan udara dari rongga pleura dengan kateter.
Umumnya, pneumotoraks kecil bisa hilang sendiri seiring dengan waktu. Pasien mungkin hanya memerlukan penanganan dengan oksigen dan beristirahat. Dokter juga akan menentukan apakah pasien perlu dirawat inap atau tidak berdasarkan hasil pemeriksaan. Prosedur perawatan di rumah sakit untuk pneumotoraks mencakup:
- Penggunaan jarum kecil yang dimasukkan lewat dinding dada untuk mengeluarkan udara. Caranya, dokter memasukkan jarum suntik, lalu menarik udara keluar lewat suntikan itu. Bila udara tak terkumpul lagi dalam 24 jam, pasien umumnya bisa langsung pulang. Namun jika terdeteksi ada udara lagi, prosedur yang sama akan diulang.
- Memakai tabung dada (chest tube) yang dimasukkan di sela tulang rusuk ke sekitar paru-paru untuk menguras udara di dalamnya. Tabung ini terhubung dengan kontainer dengan satu katup yang bisa menampung udara. Prosedur ini terus berlangsung hingga tak ada lagi udara yang terlihat memasuki kontainer.
- Operasi torakoskopi dengan bantuan video (Video-Assisted Thoracoscopic) bila:
- Pneumotoraks besar atau mempengaruhi jantung
- Prosedur chest tube tidak berhasil
- Pasien berulang kali mengalami pneumotoraks
- Pneumotoraks terjadi pada dua sisi paru pada saat bersamaan
Pencegahan
Hingga saat ini, tidak diketahui cara pasti untuk mencegah paru-paru kolaps. Namun ada sejumlah cara untuk mengurangi risiko terkena pneumotoraks. Contohnya:
- Berhenti merokok
- Ikuti prosedur standar saat menyelam
- Jalani pemeriksaan kesehatan rutin, terutama bila punya masalah pernapasan
Kapan Harus ke Dokter?
Gejala pneumotoraks menyerupai banyak problem kesehatan lain. Demi memastikannya, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Pneumotoraks tergolong kejadian gawat darurat sehingga butuh penanganan segera oleh dokter. Bila mengalami nyeri dada yang ekstrem atau sulit bernapas, segeralah pergi ke rumah sakit. Penanganan lebih mendesak dilakukan bila gejala itu diikuti demam tinggi hingga lebih dari 38,3 derajat Celsius dan tak turun meski sudah minum obat penurun demam.
Ditinjau oleh:
dr. Nurhayati, Sp.P, FISR
Dokter Spesialis Paru
Referensi:
https://medlineplus.gov/ency/article/000087.htm
https://www.webmd.com/lung/what-is-a-collapsed-lung#1