Saat ini perkembangan teknologi di bidang kedokteran terus meningkat. Perkembangan teknologi dan alat kesehatan ini bertujuan sebagai penunjang para dokter dalam melakukan tugasnya agar memberi kemudahan supaya dapat memberikan hasil terbaik bagi pasien. Metode Robotic Surgery ini diharapkan dapat menunjang dan mengarahkan lebih detail terhadap tindakan apa saja yang perlu di lakukan.
Dr. Cepi Teguh P, Sp. OG. Selaku Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan (Obstetri dan Ginekologi) dari Primaya Evasari Hospital Jakarta mengatakan bahwa Metode Robotic Surgery adalah sistem pembedahan minimal invasif dengan menggunakan “lengan/tangan” robot yang dikontrol dan diprogram oleh ahli Bedah, untuk membantu dalam memposisikan dan manipulasi instrumen bedah sehingga dapat melakukan gerakan-gerakan yang rumit. “Alat dari Robotic Surgery ini terbagi dua yaitu ‘master console’ tempat si ahli bedah bekerja yang tempatnya terpisah dari pasien, dan ‘manipulator robot’ (tempat robotic arms) dan merupakan bagian robot yang berhubungan dengan pasien,” terang Dokter Cepi.
Apa saja keunggulan Robotic Surgery? Menurut Dokter Cepi Teguh dengan melakukan robotic surgery ini pasien bisa mendapatkan perbaikan klinis yang lebih baik pasca operasi dengan lama rawat lebih singkat, nyeri lebih teratasi, perdarahan lebih sedikit, resiko infeksi lebih rendah, dan jaringan parut yang terbentuk lebih sedikit. “Pada akhirnya pemulihan aktivitas dan produktivitas pasien dapat dicapai lebih cepat,”jelas Dokter Cepi Teguh.
Perbandingan Bedah Laparoskopi Konvensional dan Bedah Robotik
Keterbatasan/Masalah Laparoskopi Konvensional | Potensi/Jawaban Bedah Robotik |
Penglihatan 2-dimensi atas lapangan operasi pada layar monitor menganggu persepsi kedalaman | Sistem ‘binocular’ dan ‘polarizing filters’ menciptakan penglihatan 3-dimensi atas lapangan operasi |
Gerakan yang dihasilkan dapat bersifat ‘counterintuitive’ (bila menggerakkan instrument ke kanan akan tampak seperti ke kiri akibat ‘mirror-image effect’) | Gerakan yang dihasilkan sifatnya ‘intuitive’ (bila menggerakkan instrumen ke kanan juga akan menghasilkan gambar gerakan ke kanan pada layar monitor) |
Kamera yang dipegang asisten tidak stabil | Ahli bedah mengontrol kamera yang dijaga pada posisinya oleh lengan robotik, sehingga pembedahan bisa ‘solo’ |
Berkurangnya derajat kebebasan gerak dari instrumen laparoskopi yang lurus | Pergelangan mikro di dekat ujung instrument menyerupai gerakan pergelangan tangan manusia |
Ahli bedah terpaksa sering mengadopsi postur tubuh yang tidak mengenakkan selama operasi | Ergonomic operatifnya superior: ahli bedah duduk dengan nyaman di ‘master console’ |
Learning curve yang panjang | Learning curve yang pendek |
Pada dasarnya tahapan operasi Bedah Robotik tidak jauh berbeda dengan tindakan Laparoskopi Konvensional. Pasien akan dilakukan pembiusan umum terlebih dahulu, sayatan kurang lebih 0,5 – 1 cm di 4 titik yang sudah ditentukan ahli bedah. Kemudian lengan robot dipasangkan di titik tersebut, ahli bedah akan mengendalikannya dari ruang Console. “Efek samping metode robotic surgery atau bedah robotik ini sangat minimal,”tandasnya.
Bidang Ilmu Terkait Robotic Surgery
dr. Cepi Teguh, Sp.OG Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Primaya Evasari Hospital. Menjelaskan bahwa ada beberapa bidang ilmu terkait dalam menggunakan tekonologi robotic surgery diantaranya adalah:
- Urologi :
Jenis operasi yang dapat dilakukan dengan alat robotik adalah: radikal prostatektomi (umumnya transperitoneal), pyeloplasti, nefrektomi, donor nefrektomi, adrenalektomi, sistektomi dan reimplantasi ureter. - Ginekologi
Histerektomi total dan radikal, Miomektomi dan kistektomi, Reanastomosis Tuba.
- Bedah Jantung dan Toraks
Operasi repair katup mitral, penutupan defek septum atrial, revaskularisasi jantung melalui anastomosis arteri mammaria interna dengan left anterior descending coronary artery (berikut mediastinotomi yang diperlukan).
- Bedah Telinga Hidung Tenggorokan
Transoral bedah robotik (TORS) telah banyak dilakukan untuk operasi keganasan lidah dan tonsil.
- Bedah Onkologi
Operasi keganasan mammae dan tiroid.
- Bedah Digestif
Gastrektomi, gastric bypass, reseksi kolon, herniorafi, appendektomi, kolesistektomi, reseksi usus, hemikolektomi, reseksi pancreas, hepato-biliary surgery, dan bedah intra rectal.
Pusat Layanan Ibu dan Anak merupakan salah satu keunggulan Primaya Hospital. Lakukanlah pemeriksaan kehamilan demi kesehatan ibu dan anak. Primaya Hospital memiliki dokter kandungan dan dokter anak yang handal di bidangnya. Pusat Layanan Ibu dan Anak difasilitasi dengan pemeriksaan kehamilan USG 3D dan pemeriksaan kehamilan USG 4D oleh dokter obgyn. Primaya Hospital juga menyediakan medical check up dengan dokter spesialis kandungan. Temukan jadwal dokter obgyn kami di sini untuk melakukan konsultasi dokter kandungan.
Ilustrasi Gambar: Marlon Lara
Artikel terkait:
- Plasenta Akreta Dalam Kehamilan
- Tips Memilih Dokter Kandungan Untuk Konsultasi
- Hipertensi Dalam Kehamilan