Dermatitis adalah penyakit kulit yang banyak terjadi di tengah masyarakat. Dari anak-anak hingga orang tua bisa mengalaminya. Penyakit ini pun memiliki banyak jenis dengan beragam penyebab. Dalam artikel ini akan dibahas saja gejala dermatitis dan bagaimana cara mencegah dan mengobatinya.
Mengenal Dermatitis
Istilah โdermatitisโ terdiri atas dua kata, yakni โdermโ yang berarti kulit dan โititsโ yang maknanya peradangan. Maka pengertian dermatitis adalah peradangan pada kulit. Peradangan alias inflamasi ini menimbulkan ruam pada kulit dari yang ringan hingga parah serta dapat menyebabkan berbagai masalah, bergantung pada penyebabnya. Kadang dermatitis juga disebut eksim meski ada perbedaannya.
Dermatitis tidak membawa risiko bahaya yang serius pada tubuh dan tidak menular. Dermatitis juga bukan berarti kulit tidak bersih. Ada sejumlah pilihan metode dan pengobatan yang bisa mengendalikan gejala dermatitis.
Berikut ini sejumlah jenis dermatitis yang memiliki karakteristik masing-masing, yakni:
1. Dermatitis atopik
Ini jenis dermatitis yang paling umum. Atopik adalah kecenderungan mengembangkan alergi. Adapun dermatitis berarti peradangan kulit. Dermatitis atopik biasanya terjadi pada anak-anak.
2. Dermatitis kontak
Jenis dermatitis ini terjadi ketika kulit berkontak langsung dengan material atau zat yang menyebabkan ruam. Dermatitis kontak tak berkaitan dengan alergi musiman atau alergi serbuk bunga.
3. Eksim dishidrotik
Ini juga jenis dermatitis yang banyak terjadi. Biasanya dermatitis dishidrotik menyerang orang dewasa berusia 20-40 tahun dan sebelumnya mengalami jenis dermatitis lain atau menderita alergi musiman.
4. Neurodermatitis
Berbeda dengan jenis dermatitis lain, neurodermatitis hanya mempengaruhi satu atau dua area kulit. Jenis dermatitis ini sering bermula dari rasa gatal kronis ketika orang mengalami masalah yang menimbulkan stres berat atau masa emosional yang sulit.
5. Dermatitis numularis
Eksim kronis ini menyebabkan munculnya bintik-bintik berbentuk koin pada kulit. Bintik-bintik ini seringkali sangat gatal dan mungkin mengeluarkan cairan bening atau menjadi kering dan keras.
6. Dermatitis seboroik
Jenis dermatitis ini mempengaruhi area kulit yang memproduksi minyak, seperti kulit kepala, hidung, dan punggung belakang. Anak-anak hingga orang dewasa bisa mengalaminya berbarengan dengan jenis dermatitis lain.
7. Dermatitis stasis
Jenis dermatitis ini terjadi pada pasien yang memiliki sirkulasi darah yang kurang baik di kaki. Kebanyakan penderitanya adalah orang berusia lanjut.
Gejala dermatitis yang paling umum adalah kulit gatal dan kering. Gejala lain bergantung pada jenis dermatitis yang dialami. Di antaranya:
8. Atopik
- Kulit memerah atau menjadi lebih gelap
- Kulit menebal, kasar, atau bersisik
- Ada cairan keluar dari kulit
- Kulit lebih mudah terinfeksi
- Kulit pecah-pecah
Pasien gangguan pembengkakan pada kulit ini juga mungkin mengalami alergi, asma, depresi, gangguan kecemasan, dan masalah tidur ketika gejalanya kambuh.
9. Dishidrotik
- Kulit pecah-pecah
- Rasa gatal diiringi sensasi panas atau menyakitkan
- Ada lepuhan-lepuhan kecil yang muncul secara berkelompok atau menyatu
- Area kulit yang sebelumnya terdapat lepuhan menjadi tebal
10. Dermatitis kontak
- Kulit lunak dan terasa sakit
- Muncul lepuhan
- Ruam tidak rata
11. Numularis
- Ada bintik-bintik kecil yang bundar, oval, atau berbentuk koin yang berkelompok
- Kulit terasa terbakar
- Muncul cairan dari bintik-bintik di kulit
- Kulit bersisik
12. Neurodermatitis
- Rasa gatal yang sangat kuat
- Kulit bersisik
- Kulit berubah warna
- Ada garis-garis di kulit
- Rambut rontok
- Keropeng
13. Seboroik
- Kulit kering dan bersisik pada wajah, kulit kepala, alis, dada, punggung, selangkangan, atau ketiak
- Kulit berminyak yang diselubungi sisik berwarna putih atau kuning
14. Stasis
- Bulu kaki rontok
- Kaki terasa berat terutama setelah berdiri atau duduk dalam waktu lama
- Bisul besar yang berdarah atau mengeluarkan cairan
Penyebab
Seperti gejalanya, penyebab dermatitis pun bermacam-macam sesuai dengan jenisnya.
1. Atopik
Penyebab jenis dermatitis ini belum diketahui, tapi diduga kombinasi genetik dan paparan terhadap pemicu dari lingkungan, seperti detergen, sabun, sampo, cairan pembersih, serbuk sari, lumut, alergi makanan, wol, nilon, poliester, stres, dan perubahan hormon yang tiba-tiba.
2. Dishidrotik
Para pakar juga belum bisa memastikan penyebab jenis dermatitis ini karena seringnya terjadi pada orang yang mengalami jenis dermatitis lain. Diduga penyebabnya berkaitan dengan genetik dengan pemicu antara lain paparan terhadap suhu panas atau kelembapan tinggi serta logam seperti nikel atau kobalt dan stres fisik atau emosional.
3. Dermatitis kontak
Penyebab dermatitis kontak bisa berupa iritasi akibat terkena zat atau material tertentu yang merusak kulit seiring dengan waktu atau alergi terhadap bahan tertentu.
4. Numularis
Dokter tidak tahu penyebab spesifik dermatitis numularis, tapi diyakini ada beberapa faktor yang bisa memicunya, seperti kulit yang terlalu kering atau sensitif, gigitan serangga, pakaian yang terlalu kasar, dan luka bakar akibat bahan kimia.
5. Neurodermatitis
Riset masih berlangsung untuk menemukan penyebab pasti jenis dermatitis ini, tapi beberapa individu lebih rentan terkena neurodermatitis, seperti mengalami depresi, gangguan kecemasan, dan stres.
6. Seboroik
Jenis dermatitis ini dipercaya disebabkan oleh reaksi berlebih sistem imun terhadap pertumbuhan berlebih jamur yang biasa ada pada kulit manusia.
7. Stasis
Dermatitis stasis berkaitan erat dengan masalah peredaran darah dan cenderung terjadi pada wanita daripada pria.
Cara Dokter Mendiagnosis Dermatitis
Untuk mendiagnosis dermatitis atau gangguan pembengkakan pada kulit, dokter pertama-tama akan memeriksa kulit dan mengecek lokasi ruam. Dokter juga akan mengobservasi karakteristik lain yang bisa membantu mengidentifikasi jenis dermatitis yang dialami.
Selain itu, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan keluarga, gejala yang dialami, serta jenis cairan pembersih, termasuk sabun dan sampo, yang digunakan di rumah. Bila perlu informasi lebih lanjut, dokter akan meminta pasien menjalani uji alergi atau biopsi untuk pemeriksaan yang lebih detail.
Cara Mengatasi Dermatitis
Tidak ada obat penyembuh dermatitis. Tapi pasien umumnya bisa menanggulangi gejalanya dengan obat-obatan dan perubahan gaya hidup. Jenis penanganan dermatitis bergantung pada diagnosis dari dokter. Eksim atopik, misalnya, biasanya diobati dengan obat oles kortikosteroid dan pelembap kulit.
Adapun dermatitis dishidrotik ditangani dengan obat oles steroid atau krim penghambat kalsineurin. Dokter juga mungkin merekomendasikan pengeringan lepuhan yang besar atau merawat kulit dengan sinar ultraviolet untuk membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.
Intinya, dokter akan memberikan penanganan sesuai dengan jenis dermatitis yang dialami. Tujuan penanganan ini adalah meredakan gejala dan mencegah terjadinya komplikasi.
Komplikasi
Ada banyak komplikasi yang berkaitan dengan rasa gatal akibat dermatitis. Salah satunya kulit jadi luka karena digaruk-garuk. Kulit juga lebih berisiko terinfeksi. Selain itu, penderita dermatitis rentan mengalami gangguan tidur karena gatal-gatal pada malam hari.
Sejumlah riset juga menemukan dermatitis meningkatkan risiko mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Akibatnya, dermatitis jadi sulit hilang atau menjadi masalah kronis karena reaksi tubuh terhadap stres bisa memicu gejala dermatitis.
Pencegahan
Secara umum, dermatitis bisa diantisipasi dengan menerapkan gaya hidup yang sehat serta mengurangi paparan terhadap material, zat, atau kondisi yang bisa memicu gangguan pembengkakan pada kulit itu. Selain itu, hindari faktor pemicunya dan rawat kulit sesuai dengan jenisnya. Bila pernah terkena dermatitis, ikuti saran dokter untuk mencegah masalah kulit itu datang kembali.
Kapan Harus ke Dokter?
Karena ada banyak jenis dermatitis yang berbeda-beda cara penanganannya, sebaiknya temui dokter bila mendapati ada gejalanya. Jika melihat ada perubahan pada kulit dan terutama disertai gatal-gatal, segera jadwalkan konsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya dan mendapat penanganan yang tepat.
Narasumber
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin
Primaya Evasari Hospital
Referensi:
- An Overview of the Different Types of Eczema. https://nationaleczema.org/eczema/types-of-eczema/. Diakses 2 November 2022
- Eczema: Types and Treatment. https://www.aad.org/public/diseases/eczema/types. Diakses 2 November 2022
- Dermatitis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dermatitis-eczema/symptoms-causes/syc-20352380. Diakses 2 November 2022
- What Is Dermatitis?. https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/guide/understanding-dermatitis-basics. Diakses 2 November 2022
- Dermatitis. https://www.drugs.com/cg/dermatitis.html. Diakses 2 November 2022