Monkeypox atau cacar monyet yang pertama kali ditemukan di Afrika pada tahun 1958, kini kembali menjadi perbincangan di tengah-tengah masyarakat. Monkeypox sendiri adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox, bersifat zoonosis yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia.
Penularan monkeypox dari hewan dapat terjadi melalui beberapa cara seperti gigitan atau cakaran hewan terinfeksi, dan melalui daging hewan terinfeksi yang dikonsumsi. Sementara penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui kulit dengan lapisan yang rusak, selaput lendir (mata, mulut, hidung) ataupun melalui udara yang masuk ke dalam saluran pernapasan (aerogen). Selain itu, virus ini juga dapat ditularkan dari ibu hamil kepada janin melalui darah.
Masa inkubasi monkeypox umumnya memakan waktu sekitar 6-21 hari, dan terdapat dua fase gejala yaitu Fase Prodromal dan Fase Erupsi. Fase Prodromal ditandai dengan beberapa tanda dan gejala seperti sakit kepala berat, lemas, nyeri punggung, nyeri otot, dan pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, leher dan lipatan paha. Kemudian pada Fase Erupsi, yang terjadi tiga hari setelah Fase Prodormal, terdapat gejala seperti ruam kulit kemerahan di wajah dan menyebar bertahap ke telapak tangan, telapak kaki, selaput mulut, genitalia dan kornea mata.
Hingga saat ini belum ada obat khusus atau vaksin untuk menyembuhkan monkeypox. Monkeypox umumnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu 2 hingga 4 minggu. Namun pada beberapa kasus tertentu, monkeypox dapat menyebabkan kematian, hingga saat ini case fatality rate berkisar antara 3–6% terutama pada pasien anak.
Adapun beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah tubuh terpapar virus monkeypox antara lain:
- Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi dan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir
- Hindari kontak langsung dengan hewan yang menjadi sumber virus monkeypox seperti hewan primata, hewan pengerat (terutama tikus), hewan yang sedang sakit atau mati
- Hindari konsumsi daging yang tidak dimasak hingga matang
- HIndari kontak dengan orang yang terinfeksi termasuk linen bekas pakai.
Apabila anda mengalami gejala seperti yang disebutkan, sebaiknya segera temui dokter untuk melakukan pemeriksaan. (dr. Matahari Arsy, SpKK – Primaya Hospital Evasari)
Reviewed by
dr. Matahari Arsy Harum Permata, Sp.KK
Dokter Spesialis Kulit & Kelamin
Primaya Evasari Hospital