• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Ablasi Retina: Kondisi yang Dapat Memicu Kehilangan Penglihatan

Ablasi Retina Kondisi yang Dapat Memicu Kehilangan Penglihatan

Ablasi retina adalah masalah penglihatan yang bersumber dari bagian mata yang disebut retina. Makin bertambah usia seseorang, makin meningkat risikonya mengalami masalah ini. Ablasi retina tergolong kondisi gawat darurat sehingga butuh penanganan secepatnya. Pengetahuan mengenai kondisi ini akan membantu pasien untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

 

buat jani dokter primaya

Mengenal Ablasi Retina

Ablasi retina adalah kondisi darurat yang terjadi ketika retina terpisah dari lapisan permukaannya sehingga kehilangan nutrisi. Retina adalah jaringan tipis yang berada di bagian dalam belakang bola mata. Ketika cahaya jatuh ke mata, mata akan memfokuskannya pada retina. Cahaya akan diserap oleh sel khusus dalam retina dan menghasilkan sinyal yang dibawa lewat saraf mata ke otak. Sinyal ini akan diterima dan diinterpretasikan di dalam otak sehingga kita bisa melihat dunia luar.

Ketika terjadi ablasi retina, serangkaian proses ini akan terganggu sehingga mempengaruhi kemampuan penglihatan. Terdapat tiga jenis ablasi retina, yakni:

1. Ablasi regmatogen

Ini jenis ablasi retina ini yang paling umum. Ablasi regmatogen terjadi ketika ada lubang atau robekan pada retina yang membuat cairan bisa masuk dan menumpuk di bawah retina hingga terpisah dari dasarnya. Akibatnya, bagian retina yang terlepas tak dapat menerima nutrisi yang dibutuhkan untuk menghasilkan penglihatan. Penyebab paling umum ablasi regmatogen adalah penuaan. Adanya riwayat miopi, aphakia, trauma tumpul juga berpengaruh untuk ablasi jenis regmatogen.

2. Ablasi traksional

Ablasi traksional terjadi saat ada jaringan parut yang tumbuh di permukaan retina. Akibatnya, retina tertarik dan terpisah dari dasarnya. Kondisi ini biasanya terjadi pada pengidap diabetes yang tidak terkendali.

3. Ablasi eksudatif

Dalam jenis ablasi retina ini, cairan menumpuk di bawah retina tanpa lubang atau celah. Pemicunya adalah degenerasi makula (gangguan penglihatan di tengah bidang pandang) terkait dengan usia, tumor, peradangan, atau cedera mata. Beberapa penyakit sistemik seperti hipertensi malignan, eklamsia dan gagal ginjal juga merupakan resiko ablasi eksudatif.

Dalam penanganan ablasi retina, penting untuk mengidentifikasi jenisnya yang berbeda-beda. Sebab, penanganan untuk tiap jenis tersebut pun berbeda.

 

Gejala Ablasi Retina

Ablasi retina tidak menimbulkan rasa sakit, tapi ada tanda peringatan tertentu yang hampir selalu muncul, yaitu:

  • Tiba-tiba muncul banyak titik-titik gelap pada penglihatan
  • Mengalami fenomena cahaya tertentu pada satu atau kedua mata, seperti kilatan cahaya
  • Penglihatan buram
  • Penglihatan periferal perlahan menurun
  • Bidang pandang tampak tertutup tirai berbayang

 

Penyebab Ablasi Retina

Penyebab ablasi retina yang paling umum adalah robekan atau lubang pada retina. Cairan mata bisa merembes lewat robekan tersebut. Akibatnya, retina akan terpisah dari jaringan yang mendasarinya. Pemicunya antara lain kondisi yang disebut posterior vitreous detachment, yakni terpisahnya bagian belakang vitreous atau badan bening pada retina. Vitreous adalah zat gel yang memberikan volume pada mata. Selain itu, cedera mata atau trauma pada bagian mata serta rabun jauh yang sangat parah dapat memicu ablasi retina.

Faktor risiko lainnya termasuk:

  • Diabetes yang tak terkendali
  • Pernah mengalami operasi mata sebelumnya, seperti operasi katarak
  • Peradangan mata kronis
  • Penuaan (ablasi retina lazim terjadi pada usia 50 tahun ke atas)
  • Ada riwayat ablasi retina dalam keluarga
  • Pernah mengalami luka serius pada mata
Baca Juga:  Hantavirus: Gejala, Mencegah dan Mengobati

 

Cara Dokter Mendiagnosis Ablasi Retina

Dokter yang dapat mendiagnosis dan menangani ablasi retina adalah dokter spesialis penyakit mata dan struktur mata atau oftalmologis. Diagnosis dilakukan dengan sejumlah metode, antara lain:

  • Menggunakan zat pewarna khusus dan kamera untuk melihat aliran darah dalam retina (angiografi fluoresein)
  • Mengecek tekanan di dalam mata (tonometri)
  • Memeriksa bagian belakang mata, termasuk retina (oftalmoskopi)
  • Tes refraksi untuk memeriksa plus/minus penglihatan
  • Memeriksa penglihatan warna
  • Mengecek huruf terkecil yang bisa dibaca (akuitas visual)
  • Memeriksa struktur pada bagian depan mata
  • Ultrasonografi (USG) mata

 

Cara Mengatasi Ablasi Retina

Dokter umumnya menangani ablasi retina dengan operasi untuk memperbaiki lubang, celah, atau robekan pada retina. Namun pada tahap awal, saat retina belum terlepas sepenuhnya, ada prosedur tertentu yang bisa dilakukan, antara lain:

1. Fotokoagulasi

Dalam prosedur ini, dokter mengarahkan sinar laser lewat pupil. Laser ini akan menghasilkan jaringan parut yang berfungsi menyegel atau menambal robekan retina.

2. Kriopeksi

Dokter memberikan suhu yang dingin lewat jarum beku melalui permukaan luar mata langsung pada area retina yang robek. Pemberian suhu dingin ini mengakibatkan jaringan parut yang membantu menempelkan retina kembali ke tempatnya.

Kedua tindakan ini dilakukan dalam prosedur rawat jalan. Pasien akan diminta menghindari aktivitas fisik selama beberapa minggu seusai prosedur. Adapun jika retina sudah tak berada di posisinya semula, dokter perlu melakukan operasi, seperti:

3. Retinopeksi pneumatik

Penyuntikan gelembung udara atau gas ke bagian tengah mata. Gelembung ini akan mendorong retina ke dinding mata, lalu dokter melakukan kriopeksi untuk memperbaiki bagian retina yang rusak. Cairan yang terakumulasi di bawah retina akan terserap kembali dan retina dapat pulih ke posisi semula.

Baca Juga:  Pemeriksaan Kolesterol HDL: Tujuan dan Cara Membaca Hasilnya

4. Scleral buckling

Dokter bedah akan memasukkan segel silikon di sepanjang area retina yang rusak sehingga dapat melawan daya tarik vitreous terhadap retina. Bila terdapat beberapa lubang pada retina, dokter bisa menempatkan beberapa segel silikon secara permanen tanpa mengganggu penglihatan.

5. Vitrektomi

Prosedur ini dilakukan untuk robekan yang besar pada retina atau retina sudah terlampau jauh dari posisi aslinya. Dokter akan melakukan pembedahan untuk mengangkat gel atau jaringan parut yang menarik retina.

 

Komplikasi Ablasi Retina

Seperti dikutip dari National Library of Medicine, ablasi retina bisa mengakibatkan komplikasi berupa kehilangan penglihatan permanen. Ketika retina terlepas dari bagian belakang mata, asupan nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk menjaga retina tetap berfungsi akan hilang. Seiring dengan waktu, retina tak lagi dapat berfungsi dan penglihatan akan hilang.

Komplikasi lainnya termasuk:

  • Membran epiretinal: penglihatan terdistorsi karena tumbuhnya lapisan tipis jaringan fibrosa di atas retina
  • Perdarahan vitreous: gangguan hingga kehilangan penglihatan karena perdarahan dalam zat vitreous
  • Glaukoma sekunder: tekanan terhadap mata yang meningkat akibat ablasi retina yang tak ditangani bisa mengakibatkan gangguan saraf pada mata

 

Pencegahan Ablasi Retina

Ablasi retina yang terjadi akibat faktor penuaan tak dapat dicegah. Namun ada cara untuk menurunkan risiko mengalami kondisi ini, seperti:

  • Menerapkan pola makan gizi seimbang terutama memperbanyak sayuran dan buah yang baik untuk mata
  • Menjalani perawatan bila menderita diabetes agar tetap terkendali
  • Menggunakan alat pengaman atau pelindung mata dan kepala saat melakukan aktivitas yang berisiko

 

Kapan Harus ke Dokter?

Ablasi retina adalah kondisi medis darurat. Pasien yang mengalami gejalanya mesti segera mendapat penanganan di rumah sakit dalam 24 jam, terutama setelah muncul titik-titik gelap dan kilatan cahaya pada penglihatan. Bila tak segera tertangani, retina akan makin terlepas dari posisi semula sehingga meningkatkan risiko kebutaan atau kehilangan penglihatan permanen.

 

Narasumber

dr. Shintya Djayakusli , Sp.M M.Kes

Dokter Spesialis Mata

Primaya Hospital Makassar

Referensi:

  • Retinal Detachment. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551502/. Diakses 1 Desember 2022
  • Retinal Detachment. https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/retinal-detachment. Diakses 1 Desember 2022
  • Detached retina (retinal detachment). https://www.nhs.uk/conditions/detached-retina-retinal-detachment/. Diakses 1 Desember 2022
  • Detached Retina. https://www.aao.org/eye-health/diseases/detached-torn-retina. Diakses 1 Desember 2022
  • Retinal detachment surgery. https://www.healthdirect.gov.au/surgery/retinal-detachment-surgery. Diakses 1 Desember 2022
Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.