Nyeri kronis, yakni rasa nyeri yang tak kunjung hilang, bisa membuat kehidupan berubah drastis. Penderita akan sulit tidur. Pekerjaan atau usaha yang berjalan mungkin terganggu. Produktivitas menjadi turun. Bahkan untuk bepergian dalam rangka wisata pun tidak memungkinkan. Agar terhindar dari segala kesulitan hidup itu, masalah medis ini membutuhkan penanganan yang tepat.
Mengenal Nyeri Kronis
Rasa nyeri yang muncul karena suatu hal, dapat hilang seiring dengan waktu. Misalnya sehabis operasi, seusai menjalani perawatan gigi, kaki terkilir, atau sakit kepala. Itu adalah contoh nyeri akut. Di sisi lain, ada nyeri kronis yang ditandai dengan rasa sakit dalam jangka waktu lama dan butuh penanganan khusus untuk sembuh.
Istilah “nyeri kronis” umumnya digunakan untuk menggambarkan rasa sakit yang berlangsung lebih dari tiga sampai enam bulan. Nyeri kronis biasanya sulit untuk diidentifikasi penyebabnya, dapat berasal dari kerusakan jaringan ataupun permasalahan struktural organ lainnya. Nyeri punggung kronis tanpa penyebab yang jelas, sindrom operasi punggung yang gagal (nyeri terus-menerus setelah operasi sembuh total), dan fibromyalgia adalah contoh nyeri kronis. Dibanding nyeri akut, penanganan nyeri kronis lebih kompleks.
Ada setidaknya empat jenis nyeri kronis berdasarkan lokasinya, yakni:
- Nyeri punggung, biasanya pada bagian punggung bawah
- Nyeri kepala, contohnya migrain dan sakit kepala kluster
- Nyeri sendi, sering kali terjadi karena pertambahan usia yang membuat kemampuan sendi menurun
- Nyeri saraf, umumnya terjadi karena saraf yang tertekan, rusak, atau terpapar obat-obatan tertentu
Sedangkan berdasarkan bentuknya, ada dua kategori utama nyeri kronis:
- Nyeri dengan penyebab yang teridentifikasi: penyebab nyeri diketahui setelah menjalani pemeriksaan, misalnya cedera
- Nyeri dengan penyebab tak teridentifikasi: nyeri masih muncul ketika jaringan yang rusak sudah sembuh
Gejala
Gejala nyeri kronis pada umumnya tidak spesifik, karena penyebab masalah ini bisa bermacam-macam. Namun ada beberapa gejala umum yang berhubungan dengan gangguan nyeri kronis, seperti:
- Rasa sakit seperti terbakar
- Sensitif terhadap sentuhan
- Rasa sakit seperti tertusuk
- Mati rasa
- Warna kulit berubah
- Sulit tidur
- Ada pembengkakan
- Aktivitas berkurang
- Mudah marah
- Kecemasan berlebih
- Kehilangan stamina dan kelelahan
Karena nyeri kronis bukanlah jenis gangguan dengan gejala yang konsisten, jenis nyeri ini dapat terjadi di bagian mana pun dari tubuh Anda. Yang pasti, jika jenis rasa sakit atau gejala yang Anda alami berlanjut untuk jangka waktu yang lama, itu indikasi bahwa Anda memiliki gangguan nyeri kronis.
Penyebab
Penyakit atau cedera biasanya dapat menyebabkan nyeri kronis. Terkadang nyeri kronis terjadi akibat komplikasi penanganan medis, seperti operasi lutut, pinggul, atau bahu. Beberapa obat juga bisa menyebabkan luka pada organ dalam dan memicu nyeri sendi.
Potensi penyebab nyeri kronis meliputi:
- Fibromyalgia (pegal linu di sekujur tubuh yang penyebabnya tidak diketahui pasti)
- Cedera olahraga
- Sakit kepala
- Radang sendi
- Kanker
- Penyakit radang usus
- Pembedahan
- Amputasi
- Hernia
- Obat-obatan yang merusak organ dalam
- Cedera otot
- Saraf yang rusak
- Antibiotik fluorokuinolon
- Diabetes
- Kemoterapi
- Obat penghambat DPP-4 untuk diabetes
Diagnosis
Gejala nyeri setiap orang bisa berbeda-beda. Hanya pasien itu yang mengetahui seberapa parah nyeri yang dialami. Dokter akan melakukan tanya jawab dengan pasien untuk mendiagnosis permasalahan nyeri kronis. Karena itu, pasien mesti mendeskripsikan rasa sakitnya dengan baik demi diagnosis yang akurat.
Pasien akan diminta menjelaskan kapan nyeri pertama kali terasa, bagian tubuh mana yang terasa nyeri, bagaimana sakit yang dirasakan, apakah kehidupan sehari-hari terpengaruh, dan lain-lain. Diskusi antara pasien dan dokter sangat penting dalam diagnosis dan penentuan perawatan yang tepat. Jadi pasien harus sejelas mungkin saat menjelaskan nyeri yang dialaminya.
Perawatan
Tidak ada obat khusus untuk mengatasi nyeri kronis. Jika ada penyakit atau cedera yang menyebabkan rasa sakit, dokter pertama-tama akan menangani masalah itu. Sebagian besar dokter merekomendasikan perawatan yang tidak hanya bergantung pada obat-obatan. Mempelajari cara mengatasi rasa sakit, mengubah gaya hidup, dan meningkatkan kesehatan mental adalah cara non-medis untuk menangani nyeri kronis.
Obat adalah cara paling umum untuk mengatasi nyeri, misalnya parasetamol, antidepresan, perileks otot, penenang, antiinflamasi, dan pereda nyeri. Pengobatan itu bisa dibarengi dengan perubahan gaya hidup, misalnya diet sehat dengan cukup nutrisi dan olahraga, juga perawatan lain seperti pijat, pemberian kompres dingin/panas, dan akupunktur.
Emosi dan pikiran berperan dalam bagaimana seseorang mengalami rasa sakit. Misalnya stres, ketakutan dan depresi dapat membuat rasa sakit terasa lebih buruk. Maka dokter juga dapat menyarankan terapi pikiran dan tubuh, seperti terapi relaksasi, terapi musik, terapi perilaku kognitif, hingga konseling umum untuk membantu mengatasi ketakutan, stres, kecemasan, dan depresi.
Pencegahan
Pencegahan nyeri kronis yang utama adalah menghindari pemicunya, menerapkan gaya hidup sehat, dan menggunakan peralatan dengan benar sesuai postur tubuh. Berikut cara mencegah nyeri kronis:
- Mengelola stres: stres bisa memicu tekanan secara fisik, mental, dan emosional hingga membuat otot tegang dan tekanan darah meningkat. Kondisi ini rentan berujung pada nyeri kronis.
- Cukup beristirahat: dengan waktu istirahat yang memadai, tubuh jadi lebih segar dan lebih baik dalam menangkal penyakit atau kondisi medis yang dapat menyebabkan nyeri.
- Jaga kesehatan: konsumsi makanan dan minuman dengan gizi sehat dan seimbang akan membuat tubuh mendapat nutrisi yang cukup sehingga lebih mampu mencegah datangnya penyakit.
- Gunakan peralatan dengan benar: entah di tempat kerja entah saat sedang berolahraga, gunakan peralatan apa pun dengan benar dengan hati-hati agar terhindar dari cedera akibat penggunaan alat yang salah.
Kapan Harus ke Dokter
Nyeri kronis bisa jadi merupakan tanda adanya masalah yang lebih serius, termasuk kanker. Untuk itu, bila Anda mengalami nyeri secara terus-menerus, sebaiknya konsultasikan dengan dokter secepatnya. Terutama bila terjadi peningkatan intensitas rasa sakit secara tiba-tiba, kehilangan kekuatan otot di kaki atau lengan, atau fungsi koordinasi tubuh berkurang yang menyebabkan hilangnya keseimbangan.
Ditinjau oleh:
dr. Arnold David Pardamean, Sp. OT., AIFO-K., FICS
Dokter Spesialis Bedah Ortopedi dan Traumatologi (Spesialis Ortopedi)
Referensi:
Diagnosing and Treating Chronic Pain: Are We Doing This Right?. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8072853/. Diakses 2 Januari 2022
Do I Have Chronic Pain?. https://www.webmd.com/pain-management/guide/understanding-pain-management-chronic-pain. Diakses 2 Januari 2022
Managing Cancer Pain: Are Better Approaches on the Horizon?. https://www.cancer.gov/news-events/cancer-currents-blog/2019/cancer-pain-new-approaches. Diakses 2 Januari 2022
Chronic Pain: In Depth. https://www.nccih.nih.gov/health/chronic-pain-in-depth. Diakses 2 Januari 2022
Effect of Pain Reprocessing Therapy vs Placebo and Usual Care for Patients With Chronic Back Pain. https://jamanetwork.com/journals/jamapsychiatry/fullarticle/2784694. Diakses 2 Januari 2022
Chronic pain research: Linking psychology, sociology, and neuroscience. https://www.medicalnewstoday.com/articles/326098. Diakses 2 Januari 2022