Manusia memiliki ratusan otot yang terbagi menjadi tiga jenis, yakni otot lurik, otot polos, dan otot jantung. Setiap otot memiliki tingkat kerentanan masing-masing yang mempengaruhi kondisi kesehatan secara keseluruhan. Salah satu otot yang paling kerap mengalami cedera adalah hamstring. Cedera hamstring dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup yang signifikan terutama bagi orang yang aktif bergerak setiap hari, seperti atlet.
Mengenal Cedera Hamstring
Cedera hamstring adalah cedera atau kerusakan yang terjadi pada otot hamstring. Otot hamstring adalah otot besar atau tendon yang berada di bagian belakang paha. Fungsinya adalah memungkinkan fleksibilitas lutut dan mempertahankan posisi tubuh ketika bergerak.
Otot ini bisa mengalami cedera akibat penegangan atau peregangan berlebihan. Cedera hamstring biasanya terjadi pada saat olahraga, misalnya ketika berlari dengan kencang lalu tiba-tiba berhenti dalam olahraga sepak bola, basket, dan atletik. Gerakan lain dengan kaki yang dilakukan secara mendadak juga bisa membuat otot hamstring cedera. Ketika cedera, orang yang mengalaminya akan merasa otot di belakang paha ini tertarik dan kesakitan ketika berjalan.
Cedera hamstring bisa berupa kram, memar, keseleo, atau robekan otot. Akibat cedera ini, akan timbul rasa sakit, kaku, dan tidak nyaman ketika bergerak. Kaki juga akan mengalami pembengkakan sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gejala
Gejala cedera hamstring bergantung pada tingkat keparahannya, apakah ringan (tingkat 1), sedang (tingkat 2), atau berat (tingkat 3). Secara umum, gejala itu meliputi:
- Nyeri pada bagian belakang paha saat bergerak atau melakukan aktivitas tertentu
- Paha terasa kram atau tertarik
- Pembengkakan atau peradangan di area cedera
- Memar pada area cedera
- Jika cedera berat, akan muncul rasa nyeri yang hebat bahkan ketika tidak sedang bergerak
Penyebab
Penyebab umum cedera hamstring antara lain:
- Kurang atau tidak melakukan pemanasan sebelum melakukan olahraga atau kegiatan fisik yang intens
- Otot hamstring mengalami kelelahan karena penggunaan berlebih
- Otot hamstring kelebihan beban
- Posisi tubuh tidak tepat saat bergerak
- Gerakan olahraga yang salah
- Penegangan atau peregangan pada otot hamstring secara mendadak, misalnya ketika berlari dalam kecepatan tinggi atau melompat
- Otot yang terkait dengan otot hamstring tidak kuat atau tidak fleksibel
Faktor yang meningkatkan risiko terkena cedera hamstring termasuk usia, riwayat cedera sebelumnya, dan ketidakseimbangan otot.
Cara Dokter Mendiagnosis Cedera Hamstring
Langkah pertama dokter untuk mendapatkan diagnosis cedera hamstring yang lengkap dan akurat adalah melakukan pemeriksaan fisik. Dalam pemeriksaan ini, dokter akan memeriksa paha pasien untuk melihat tanda-tanda pembengkakan dan memar. Pemeriksaan ini juga bertujuan menentukan tingkat cedera yang dialami, apakah ringan, sedang, atau berat.
Setelah pemeriksaan fisik, ada sejumlah tes diagnostik, seperti:
- Sinar-x untuk melihat apakah ada tulang yang retak atau patah
- Pencitraan resonansi magnetic (MRI) untuk melihat robekan di jaringan lunak secara detail
- Ultrasonografi untuk menganalisis ukuran dan lokasi robekan di jaringan lunak secara cepat, namun tidak detail
Tes lain yang juga mungkin diperlukan termasuk tes rangsang nyeri dengan menekan area yang terkena cedera untuk menentukan lokasi dan tingkat keparahan cedera serta tes fleksibilitas dan kekuatan otot untuk membantu dokter atau fisioterapis merencanakan program perawatan yang tepat.
Cara Menangani Cedera Hamstring
Penanganan cedera hamstring memerlukan waktu yang cukup panjang untuk dapat pulih sepenuhnya. Kuncinya adalah mengistirahatkan otot hamstring dengan menghindari aktivitas yang membebani otot ini agar lekas pulih. Cara lainnya meliputi:
- Mengompres area yang cedera dengan es untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan, biasanya selama 20 menit beberapa kali sehari
- Melilitkan perban elastis untuk melindungi dan menstabilkan otot hamstring ketika bergerak untuk mempercepat pemulihan
- Menjalani terapi fisik seperti latihan peregangan dan pernapasan guna meningkatkan kelenturan dan kekuatan otot hamstring
- Penggunaan obat anti-peradangan dan penghilang rasa nyeri
- Operasi untuk cedera hamstring berat untuk memperbaiki otot yang robek atau memulihkan posisi otot
Komplikasi
Seperti dikutip dari National Library of Medicine, komplikasi yang bisa terjadi akibat cedera hamstring meliputi:
- Cedera dan nyeri hamstring kronis ketika terlalu dini beraktivitas kembali saat cedera belum pulih benar
- Cedera berulang terkait dengan peradangan dan kalsifikasi pada area yang mengalami cedera
- Sindrom hamstring, yakni terbentuknya bekas luka dan timbulnya rasa nyeri akibat gangguan saraf sensorik pada paha belakang, panggul, dan bokong
Komplikasi lainnya termasuk ketidakseimbangan otot yang bisa meningkatkan risiko cedera pada bagian tubuh lain serta kelumpuhan.
Pencegahan
Cedera hamstring bisa membuat penderitanya merasa tidak nyaman dan membatasi aktivitas hingga menurunkan produktivitas. Karena itu, penting untuk mengupayakan pencegahan, antara lain:
- Melakukan pemanasan dengan tepat sebelum melakukan aktivitas fisik yang intens, bukan cuma ketika hendak berolahraga
- Melakukan peregangan otot setelah beraktivitas fisik
- Meningkatkan intensitas aktivitas fisik atau olahraga dengan perlahan, tidak tiba-tiba
- Menghentikan kegiatan ketika merasakan sakit atau tidak nyaman di belakang paha
- Melatih kekuatan dan fleksibilitas otot hamstring serta otot lain di sekitarnya
- Menghindari beban dan gerakan berlebihan yang mempengaruhi otot hamstring
- Mengenakan sepatu yang empuk dan nyaman untuk mengurangi tekanan pada otot hamstring
- Menerapkan teknik olahraga yang tepat
- Beristirahat yang cukup di sela olahraga atau aktivitas fisik
Kapan Harus ke Dokter?
Cedera hamstring memerlukan pemeriksaan dokter segera untuk menilai tingkat keparahan dan menentukan metode perawatan yang sesuai. Bila merasakan gejala utama berupa nyeri yang bersumber dari belakang paha saat atau setelah melakukan aktivitas fisik, sebaiknya dating ke dokter secepatnya agar dapat langsung ditangani.
Reviewer
Dokter Spesialis Ortopedi
Primaya Hospital Bekasi Timur
Referensi:
- Hamstring Injury. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558936/. Diakses 8 Maret 2023
- Hamstring Injuries in the Athlete: Diagnosis, Treatment, and Return to Play. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5003616/. Diakses 8 Maret 2023
- Hamstring Strain Injuries: Incidence, Mechanisms, Risk Factors, and Training Recommendations. https://journals.lww.com/nsca-scj/fulltext/2020/06000/hamstring_strain_injuries__incidence,_mechanisms,.5.aspx. Diakses 8 Maret 2023
- Evidence based prevention of hamstring injuries in sport. https://bjsm.bmj.com/content/39/6/319. Diakses 8 Maret 2023
- Why Is Hamstring Strain Injury so Common in Sport Despite Numerous Prevention Methods?. https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fphys.2021.586624/full. Diakses 8 Maret 2023
- Hamstring injury. https://www.nhs.uk/conditions/hamstring-injury/. Diakses 8 Maret 2023