• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Anemia Defisiensi Besi: Gejala, Mencegah dan Mengobati

Anemia Defisiensi Besi Gejala, Mencegah dan Mengobati

Anemia adalah kondisi yang cukup lazim dialami orang. Salah satu jenis anemia yang umum di dunia adalah anemia defisiensi besi. Jenis anemia ini didapati pada segala usia, jenis kelamin, dan strata sosial ekonomi. Dampak anemia defisiensi besi bisa menurunkan kualitas hidup hingga menyebabkan komplikasi yang lebih serius.

 

buat jani dokter primaya

Mengenal Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah kondisi ketika tubuh mengalami kekurangan zat besi yang merupakan salah satu komponen hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah. Darah yang beredar di seluruh tubuh menjalankan sejumlah fungsi penting. Darah, khususnya sel darah merah alias eritrosit, membawa oksigen dan nutrien yang dibutuhkan organ tubuh untuk bekerja secara normal serta menyingkirkan karbon dioksida yang berbahaya.

Ketika mengalami anemia defisiensi besi, sistem tubuh akan terganggu karena kekurangan oksigen dan nutrien. Berbagai organ tubuh juga sulit berkomunikasi dengan baik lantaran darah juga membawa hormon yang diperlukan dalam sistem kerja tubuh.

Anemia sendiri adalah jenis kelainan darah yang paling umum. Menurut National Library of Medicine, hampir 25 persen orang di seluruh dunia punya anemia. Dari semua kasus anemia itu, sebanyak 50 persen adalah anemia defisiensi besi, yang merupakan penyebab utama anemia.

Anemia defisiensi besi banyak ditemukan pada anak-anak dan ibu hamil. Anak-anak seringkali memerlukan zat besi lebih banyak terutama jika tak mendapat air susu ibu alias ASI. Sedangkan ibu hamil membutuhkan tambahan zat besi untuk mendukung tumbuh kembang dan kesehatan janin dalam kandungan. Itu sebabnya dokter kerap meresepkan suplemen zat besi kepada anak-anak dan ibu hamil bila dibutuhkan.

 

Gejala

Gejala anemia defisiensi besi biasanya muncul secara bertahap dan mungkin tak disadari. Gejala yang utama adalah kelelahan. Banyak pasien yang sering merasa kelelahan tak tahu bahwa mereka mengalami anemia defisiensi besi. Kondisi itu baru diketahui setelah menjalani pemeriksaan medis.

Selain kelelahan dan merasa kurang energi, gejala yang sering dialami antara lain:

  • Kulit, gusi, kuku, dan lapisan kelopak mata tampak berwarna pucat
  • Kurang bergairah
  • Sakit kepala
  • Napas pendek
  • Tekanan darah rendah
  • Lidah terasa nyeri
  • Kuku mudah patah
  • Mengidam makanan yang tak biasa (pica)
  • Selera makan turun, terutama pada anak-anak
Baca Juga:  Thalasemia: Gangguan Darah yang Perlu Diwaspadai

 

Penyebab

Anemia defisiensi besi terjadi ketika tubuh memerlukan zat besi yang lebih banyak daripada yang diperoleh. Tubuh perlu zat besi untuk memproduksi hemoglobin. Kecuali pada bayi yang kekurangan gizi, penyebab defisiensi besi hampir selalu berupa kehilangan banyak darah dalam jangka waktu lama karena faktor seperti:

  • Perdarahan menstruasi yang berat
  • Tukak lambung
  • Penggunaan aspirin jangka panjang
  • Kanker usus besar
  • Kanker rahim
  • Kecelakaan

Penyebab lainnya adalah kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi dalam menu makan sehari-hari. Masalah kesehatan tertentu yang membuat tubuh sulit menyerap zat besi juga bisa memicu anemia defisiensi besi.

 

Cara Dokter Mendiagnosis Anemia Defisiensi Besi

Saat ini satu-satunya cara terandal untuk menentukan diagnosis anemia defisiensi besi yang tepat adalah tes ferritin serum. Tes ini mengukur kadar ferritin yang merupakan protein utama dalam darah yang menyimpan zat besi. Hasilnya menunjukkan jumlah zat besi yang terdapat dalam tubuh.

Tes lain yang bisa digunakan untuk mendiagnosis anemia defisiensi besi meliputi:

  • Tes hematokrit untuk mengetahui kadar sel darah merah dalam darah
  • Hitung darah lengkap guna mengecek kadar hemoglobin
  • Tes saturasi transferrin, yakni protein yang membawa zat besi dalam aliran darah

 

Cara Mengatasi Anemia Defisiensi Besi

Ada dua tujuan utama penanganan anemia defisiensi besi, yakni mengatasi penyebab kehilangan darah dalam jumlah banyak jika kondisi ini yang menjadi pemicu dan menyembuhkan anemia dengan memulihkan kadar zat besi sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh.

Karena itu, terdapat beragam pilihan cara mengatasi anemia defisiensi besi. Contohnya:

  • Pemberian suplemen zat besi secara oral sesuai dengan dosis
  • Pemberian suplemen zat besi lewat infus untuk pasien dengan kondisi tertentu, terutama setelah kehilangan banyak darah hingga sangat membutuhkan tambahan zat besi secepatnya
  • Tindakan medis sesuai dengan kondisi atau penyakit yang melatari terjadinya defisiensi besi, misalnya operasi pengangkatan tumor, antibiotik untuk infeksi tukak lambung, atau transfusi darah khususnya bagi kalangan lansia yang punya masalah otak, jantung, atau ginjal

 

Komplikasi

Bila tak ditangani, anemia defisiensi besi bisa berkembang makin parah dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Bayi dan anak-anak yang punya anemia tanpa penanganan yang tepat akan mengalami hambatan dalam tumbuh kembang. Jika mendapat penanganan sesuai dengan kondisinya, jarang terjadi komplikasi dari jenis anemia ini.

Baca Juga:  Parkinson: Gejala, Mencegah, dan Mengobati

Walau begitu, tak tertutup kemungkinan pasien yang telah sembuh kelak mengalami anemia lagi. Karena itu, seringkali pasien membutuhkan kontrol rutin. Adapun anak-anak yang punya anemia lebih rentan mengalami infeksi.

 

Pencegahan

Kunci untuk mencegah anemia defisiensi besi yang tak disebabkan oleh penyakit atau kehilangan darah adalah mendapat asupan nutrisi yang tepat. Banyak bahan pangan yang kaya akan zat besi dan mudah diserap, seperti daging, hati, ikan, ayam, telur, kentang, dan juga nasi. Penyerapan zat besi akan lebih mudah bila dibarengi dengan konsumsi jus jeruk.

Penerapan pola makan dengan gizi seimbang juga bisa membantu mencegah terjadinya penyakit dan kondisi yang dapat memicu anemia. Di samping itu, pencegahan anemia bisa dilakukan dengan memperhatikan keamanan ketika beraktivitas sehingga terhindar dari risiko kecelakaan yang bisa mengakibatkan perdarahan hebat.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Anemia defisiensi besi perlu mendapat diagnosis sejak dini agar penanganan bisa lebih efektif. Anemia ringan hingga sedang kadang tak menunjukkan tanda atau gejala yang jelas. Jika mengalami gejala seperti yang disebutkan sebelumnya bahkan hanya sedikit saja, ada baiknya tak menunda untuk mengunjungi dokter guna berkonsultasi sekaligus menjalani pemeriksaan supaya dokter bisa lekas menentukan diagnosis dan merekomendasikan perawatan yang sesuai dengan kondisi yang dialami.

 

Reviewed by

dr. Diah Ari Safitri, SpPD-KHOM, FINASIM

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik

Primaya Hospital Tangerang

Referensi:

  • Iron deficiency anaemia. https://www.nhs.uk/conditions/iron-deficiency-anaemia/. Diakses 28 Januari 2023
  • Iron-Deficiency Anemia. https://www.hematology.org/education/patients/anemia/iron-deficiency. Diakses 28 Januari 2023
  • Iron Deficiency and Iron Deficiency Anemia: Implications and Impact in Pregnancy, Fetal Development, and Early Childhood Parameters. https://www.mdpi.com/2072-6643/12/2/447. Diakses 28 Januari 2023
  • Iron metabolism and its disorders, Iron deficiency. https://ashpublications.org/blood/article/133/1/30/6613/Iron-deficiency. Diakses 28 Januari 2023
  • Iron-Deficiency Anemia. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/irondeficiency-anemia. Diakses 28 Januari 2023
  • Iron Deficiency Anemia. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448065/. Diakses 28 Januari 2023
Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.