Saat kadar gula seseorang melebihi batas normal, maka ia belum bisa dikatakan terkena diabetes. Apabila belum mencapai ambang batas atas gula darah, maka ia masuk kategori prediabetes. Lalu, berapa lama prediabetes bisa normal?
Risiko dari prediabetes menjadi diabetes umumnya berkisar antara beberapa tahun hingga beberapa puluh tahun. Walau demikian, dengan pola gaya hidup sehat maka risiko tersebut akan berkurang. Jadi, seperti apa pola pencegahan agar prediabetes tidak menjadi diabetes? Yuk simak rinciannya berikut!
Pengertian Prediabetes
Prediabetes atau pradiabetes adalah kondisi peningkatan kadar gula dalam darah yang melebihi batas ambang normal namun belum cukup tinggi untuk disebut sebagai diabetes. Dalam medis, kondisi ini juga kerap disebut sebagai borderline diabetes.
Kadar gula darah pada penderita prediabetes yakni 100 – 125 mg/dL atau 5,6-7,0 mmol/L untuk jenis kadar GDP (gula darah puasa). Seseorang baru dikatakan diabetes apabila telah mencapai angka 126 mg/dL atau di atas 7,0 mmol/L.
Penyakit ini termasuk salah satu kelainan metabolik yang kerap berhubungan dengan obesitas atau kegemukan. Apabila tidak mendapatkan perawatan yang intensif serta melakukan pola hidup sehat, maka prediabetes dapat berkembang ke tahap lanjut.
Gejala yang timbul memang tidak separah penderita diabetes (diabetes mellitus tipe 2). Namun, kondisi ini juga berisiko menyebabkan gangguan jantung dan stroke. Jadi, prediabetes termasuk dalam kategori penyakit serius yang dapat membahayakan nyawa.
Di Amerika, 1 dari 3 orang mengidap prediabetes. Bahkan, 80% dari mereka tidak mengetahui bahwa mereka memiliki kondisi penyakit ini. Tanpa penangan yang tepat, maka kondisi ini dapat berkembang menjadi diabetes mellitus tipe 2 dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun.
Kondisi | Prediabetes |
Gejala Utama | Cepat haus, cepat lapar, kulit menghitam di area lekukan, sering buang air kecil |
Dokter Spesialis | Dokter spesialis penyakit dalam |
Penyebab | Gangguan insulin |
Diagnosis | Cek kadar GDP, HbA1c, TTGO |
Faktor Risiko | Riwayat keturunan, obesitas, kurang aktif |
Pengobatan | Pemberian obat penurun gula darah |
Pencegahan | Perubahan gaya hidup |
Komplikasi | Diabetes tipe 2, jantung, stroke, ginjal, kebutaan, amputasi |
Faktor Risiko
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang dapat terkena risiko prediabetes. Di antaranya yakni:
- Obesitas
- Keturunan keluarga
- Usia 40 tahun ke atas
- Kurang bergerak
- Tekanan darah tinggi
- Kadar HDL rendah
- Kadar trigliserida tinggi
- Lahir anak lebih dari 4 kg
- Perokok
- Konsumsi makanan tidak sehat
- Penderita PCOS (polycystic ovarian syndrome)
Berapa Lama Prediabetes Bisa Normal?
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), seseorang yang mengidap prediabetes dapat disembuhkan dengan pola gaya hidup sehat.
Walau demikian, dalam sebuah studi karya Philip Tuso yang terbit di The Permanente Journal 2014, bahwa 37% pengidap prediabetes dapat naik menjadi diabetes dalam waktu 4 tahun.
Untuk berapa lama prediabetes bisa normal, maka hal itu tergantung dari pola gaya hidup yang dilakukan. Bila belum terlalu parah, maka dapat sembuh dalam beberapa bulan hingga beberapa tahun sejak awal mengidap.
Penyebab
Prediabetes berhubungan erat dengan masalah fungsi insulin (resistensi insulin). Nah, insulin sendiri adalah salah satu hormon penting dalam tubuh. Bila kinerjanya terganggu, maka dapat mengakibatkan:
- Tidak bisa membantu glukosa masuk ke sel
- Tubuh tidak punya energi
- Pengeluaran hormon insulin terbatas
- Respons terhadap insulin semakin menipis
Gejala Prediabetes
Sebanyak 80% penderita prediabetes tidak sadar kalau mereka mengidap penyakit ini karena gejalanya tidak terlalu tampak. Berikut di antaranya:
- Cepat merasa lapar
- Penglihatan kabur
- Sering merasa haus
- Luka sulit sembuh
- Sering kencing
- Sering kesemutan
- Penurunan berat badan
- Kulit menghitam di area lekukan
Diagnosa
Umumnya, dokter akan mendiagnosa dengan mengukur kadar HbA1c atau kadar gula dalam darah saat seseorang puasa dalam 2-3 bulan terakhir. Seseorang masuk kategori prediabetes apabila:
- Kadar glukosa darah saat puasa: 100 mg/dL-125 mg/dL
- Kadar HbA1c 2-3 bulan terakhir: 5,7 – 6,4%
Dokter juga akan melakukan tes toleransi glukosa jika perlu. Terutama bila kadar HbA1c di bawah 42 mmol/mol namun menunjukkan tanda-tanda prediabetes. Tes toleransi glukosa juga dapat terganggu bila hasilnya antara 140 mg/dL–199 mg/dL.
Komplikasi
Tanpa penanganan secara intensif, maka prediabetes dapat menimbulkan komplikasi seperti:
- Gangguan jantung
- Stroke
- Kebutaan
- Kerusakan saraf
- Kerusakan ginjal
- Kolesterol tinggi
- Amputasi
Pencegahan
Agar tidak naik status menjadi DM tipe 2, maka penderita prediabetes harus melakukan pencegahan seperti:
- Olahraga rutin
- Makan-makanan sehat
- Hindari stres
- Berhenti merokok
- Hindari obesitas
- Istirahat yang cukup
- Cek kadar gula rutin
Pengobatan
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa prediabetes tidak mesti menjadi diabetes. Melainkan bisa sembuh dengan pengobatan yang tepat seperti:
- Kontrol berat badan
- Perubahan diet harian
- Minum obat penurun gula darah
- Kontrol tingkat kolestrol
- Kontrol tekanan darah
- Beraktivitas minimal 30 menit/hari
Kapan Harus ke Dokter?
Saat salah satu dari beberapa gejala prediabetes muncul dalam tubuh kalian, maka segera periksakan ke dokter spesialis penyakit dalam. Dengan begitu, kalian akan mendapatkan penanganan yang tepat bila terkena penyakit ini.
Perawatan yang tepat dari dokter andalan tentunya akan membantu mencegah prediabetes menjadi DM tipe 2. Selain itu, pola hidup sehat sehari-hari juga akan membuat kadar gula darah kalian normal kembali seperti sedia kala.
Narasumber:
Kepala Divisi Pelayanan dan Penunjang Medis
Primaya Hospital Betang Pambelum
Referensi:
- https://www.cdc.gov/diabetes/basics/prediabetes.html. Diakses pada 14 November 2023.
- Common terms. https://www.diabetes.org/resources/students/common-terms. Diakses pada 14 November 2023.
- Advancing health equity. https://www.cdc.gov/diabetes/health-equity/index.html. Diakses pada 14 November 2023.
- Low carbohydrate diet. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537084/. Diakses pada 14 November 2023.
- Diabetes tests. https://www.cdc.gov/diabetes/basics/getting-tested.html. Diakses pada 14 November 2023.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459332/. Diakses pada 14 November 2023.
- Diabetes testing and diagnosis. https://www.niddk.nih.gov/health-information/diabetes/overview/tests-diagnosis. Diakses pada 14 November 2023.
- National Diabetes Prevention Program: Why participate? https://www.cdc.gov/diabetes/prevention/why-participate.html. Diakses pada 14 November 2023.
- Diabetes Prevention Program (DPP). https://www.niddk.nih.gov/about-niddk/research-areas/diabetes/diabetes-prevention-program-dpp. Diakses pada 14 November 2023.
- Prediabetes and lifestyle modification. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4116271. Diakses pada 14 November 2023.
- Diabetes risk factors. https://www.heart.org/en/health-topics/diabetes/understand-your-risk-for-diabetes. Diakses pada 14 November 2023.
- The A1C test & diabetes. https://www.niddk.nih.gov/health-information/diagnostic-tests/a1c-test. Diakses pada 14 November 2023.
- Insulin resistance & prediabetes. https://www.niddk.nih.gov/health-information/diabetes/overview/what-is-diabetes/prediabetes-insulin-resistance. Diakses pada 14 November 2023.
- Low blood glucose (hypoglycemia). http://www.niddk.nih.gov/health-information/diabetes/overview/preventing-problems/low-blood-glucose-hypoglycemia. Diakses pada 14 November 2023.
- https://www.cdc.gov/diabetes/basics/prediabetes.html. Diakses pada 14 November 2023.
- Standards of medical care in diabetes. https://diabetesjournals.org/care/article/37/Supplement_1/S14/37696/Standards-of-Medical-Care-in-Diabetes-2014. Diakses pada 14 November 2023.