CT scan hadir sebagai sarana medis sejak 1970-an untuk mendeteksi penyakit atau gangguan kesehatan di dalam tubuh. Diagnosis dokter bisa lebih akurat jika menggunakan CT scan jika dibandingkan dengan pemeriksaan rontgen yang lebih dulu ada.ย Di Cina, komisi kesehatan setempat bahkan menggunakan CT scan dalam penanganan pandemi Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19.
Apa Itu CT Scan?
CT scan atau computed tomography scan merupakan prosedur pencitraan medis dengan sinar-X dan menggunakan komputer untuk menghasilkan gambar yang lebih detail dalam bentuk irisan-irisan. Pemeriksaan ini dilangsungkan dari berbagai sudut sehingga gambar bisa terlihat hingga bagian paling rinci tanpa perlu operasi. Alat CT scan berupa mesin dengan lubang seperti terowongan dan tempat berbaring di dalamnya. Pasien dewasa mesti berbaring di meja periksa dalam mesin tersebut untuk menjalani pemindaian.
Berapa Kisaran Biaya CT Scan
Pemeriksaan CT scan bisa dilakukan di beberapa rumah sakit di Indonesia yang memiliki peralatan tersebut. Biaya CT scan di setiap rumah sakit bervariasi, dari Rp 1 jutaan. Faktor yang menentukan besaran biaya antara lain bagian tubuh pasien yang menjalani pemindaian dan kelas perawatan pasien.ย Bagi pasien peserta BPJS Kesehatan, prosedur CT scan bisa dilakukan tanpa biaya jika memenuhi syarat dan ketentuan yang dipatok BPJS Kesehatan.
Proses CT scan tidak berlangsung lama, umumnya berkisar 30 menit. CT scan lazimnya dilakukan untuk:
– Memeriksa atau mendeteksi penyakit, salah satunya kanker
– Memeriksa keberadaan tumor atau infeksi
– Melihat kondisi tulang, misalnya pada korban kecelakaan yang mengalami patah tulang
– Memantau kondisi pasien yang menjalani pengobatan, misalnya pasien kanker
Apa Perbedaan CT Scan dan MRI
Prosedur CT scan sering dibandingkan dengan MRI alias magnetic resonance imaging dalam menghasilkan gambar bagian dalam tubuh pasien. Kedua metode ini memiliki kemiripan, tapi CT scan lebih kerap digunakan lantaran hasilnya yang detail tapi biayanya relatif lebih murah. Meski begitu, keputusan menggunakan CT scan atau MRI bergantung pada dokter yang telah memeriksa kondisi pasien.
Perbedaan CT scan dan MRI secara umum meliputi:
- CT scan menggunakan sinar-X, sedangkan MRI memakai medan magnet yang kuat dan gelombang frekuensi radio.
- CT scan menggunakan radiasi.
- Informasi organ dalam, misalnya otak dan sistem reproduksi, dari MRI lebih rinci.
- CT scan berlangsung lebih cepat dan tidak menyakitkan.
- MRI berlangsung lebih lama, lebih berisik, dan bisa menimbulkan klaustrofobia atau rasa cemas berlebih lantaran berada di ruang tertutup.
- Biaya CT scan relatif lebih terjangkau.
Bagaimana Cara Kerja CT Scan
CT scan bekerja dengan cara penyinaran sinar-X pada berbagai sudut, lalu membentuk gambar tiga dimensi dari bagian tubuh yang diperiksa. Komputer mengolah gambar dari sinar-X itu untuk menghasilkan citraan tiga dimensi yang menunjukkan kondisi organ yang dipindai.
Pemeriksaan dengan CT scan diperlukan untuk memberikan informasi detail mengenai jaringan organ dalam tubuh, dari otak, paru-paru, hingga pembuluh darah. Pada pasien stroke, misalnya, bisa diketahui bagian otak yang mengalami perdarahan atau penyumbatan yang memicu stroke.
Dokter juga dapat menyarankan CT scan dalam persiapan tindakan bedah, antara lain bedah otak. Pasien kanker juga memerlukan CT scan dalam radioterapi untuk pengobatan kanker secara berkelanjutan.
Pasien yang akan menjalani CT scan akan diminta berbaring di meja yang kemudian masuk ke mesin pemindai. Sebelumnya, dokter akan memeriksa pasien dan meminta pasien melakukan persiapan. Umumnya, pasien yang menjalani CT scan dengan suntikan cairan kontrak diharuskan berpuasa beberapa jam sebelum pemindaian dilakukan. Pasien juga mesti menginformasikan dokter bila memiliki alergi tertentu.
Ditinjau oleh:
dr. Dewi Elfrida, Sp. Rad
Primaya Hospital Betang Pambelum
Referensi:
https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/ct-scan/about/pac-20393675
https://www.webmd.com/cancer/what-is-a-ct-scan
https://www.fda.gov/radiation-emitting-products/mri-magnetic-resonance-imaging/benefits-and-risks
https://translational-medicine.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12967-020-02324-w