Sebagai upaya mengetahui secara detail kondisi sistem atau jaringan dalam tubuh pasien, dokter kerap memilih antara CT scan dan MRI. CT scan atau pemindaian tomografi menggunakan komputer (computed tomography scan) adalah tindakan medis menggunakan sinar-X. Sedangkan MRI atau magnetic resonance imaging memanfaatkan medan magnet dan gelombang frekuensi radio.
Keduanya sama-sama menghasilkan citraan atau gambar detail dari bagian dalam tubuh untuk mendeteksi adanya keabnormalan. Gambar ini digunakan dokter untuk mengambil langkah selanjutnya terhadap pasien yang diperiksa.
Perbedaan CT Scan dan MRI
Meski memiliki kemiripan, ada perbedaan yang mencolok selain peralatan yang digunakan. Salah satunya biaya CT scan umumnya lebih terjangkau ketimbang MRI. Walau demikian, hasil MRI disebut lebih detail daripada gambar dari CT scan.
Perbedaannyajuga meliputi cara penggunaannya. Dalam prosedur CT scan, pasien akan berbaring di meja periksa yang lalu bergerak melewati lubang pemindai. Dalam prosedur MRI juga terdapat meja periksa untuk berbaring, tapi meja itu masuk ke lubang ruang tertutup. Karena itu, ada kemungkinan muncul rasa tidak nyaman ketika berada di dalam mesin MRI.
Perbedaan yang lain mencakup risiko bagi pasien.
Risiko CT scan
– Menggunakan radiasi
– Berbahaya bagi janin dalam kandungan
– Ada kemungkinan muncul reaksi terhadap penggunaan cairan pewarna kontras
Risiko MRI
– Berbahaya bagi pengguna alat logam dalam tubuh, misalnya alat pacu jantung, implan, atau sendi artifisial
– Suara yang berisik bisa mengganggu pendengaran
– Suhu tubuh bisa meningkat
– Klaustrofobia
Kapan Harus Pilih CT Scan atau MRI?
Pasien bisa menjalani salah satu di antaranya. Tapi ada kemungkinan pasien menjalani kedua prosedur tersebut, biasanya CT scan dulu sebelum MRI. Dokterlah yang bisa memberikan rekomendasi berdasarkan gejala pasien. Di bawah ini beberapa poin perbedaan:
Detail gambar
Bila dibutuhkan gambar yang lebih detail dari jaringan lunak, ligamen, atau organ dalam tubuh, dokter umumnya menyarankan MRI. Sedangkan CT scan bisa jadi direkomendasikan untuk mendapatkan gambar dari organ dalam tubuh atau terjadi trauma kepala atau patah tulang.
Klaustrofobia
Perbedaannya tak ada dalam hal rasa sakit yang dialami selama pemeriksaan. Keduanya sama-sama tidak menimbulkan sakit. Namun bagi pasien yang memiliki masalah klaustrofobia atau kecemasan berlebih ketika berada di ruang tertutup yang sempit, CT scan lebih direkomendasikan karena mesinnya terbuka.
Biaya
Biaya CT scan yang lebih terjangkau membuatnya lebih banyak dipilih walau gambar yang dihasilkan MRI lebih detail. Meski demikian, bagi pengguna BPJS Kesehatan, biaya keduanya bisa gratis asalkan memenuhi syarat administrasi dan medis.
Dalam beberapa kasus, MRI diperlukan setelah prosedur CT scan. Karena itu, perbedaannya juga bersifat saling melengkapi. Ada keterbatasan CT scan ketika digunakan untuk mendiagnosis masalah jaringan lunak. Salah satu contohnya pada atlet profesional yang mengalami cedera atau korban kecelakaan. Dokter bisa melakukan rontgen atau CT scan pada bagian yang cedera untuk mengetahui apakah ada fraktur atau patah tulang.
Bila tidak ada patah tulang, dokter mungkin akan meminta dilakukan MRI untuk memperoleh gambar yang jauh lebih detail untuk menilai tingkat kerusakan, jika ada, pada ligamen dan jaringan lunak lain di bagian yang cedera. Informasi dari hasil MRI juga bisa membantu dokter untuk menentukan program perawatan terbaik sesuai dengan kondisi pasien tersebut.
Ditinjau oleh:
dr. Dewi Elfrida, Sp. Rad
Primaya Hospital Betang Pambelum
Referensi:
https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/ct-scan/about/pac-20393675
https://www.medicinenet.com/ct_scan_vs_mri/article.htm
Sumber gambar: https://www.freepik.com/premium-vector/ct-mri-diagnosis-clinic-flat_4488086.htm#page=1&query=ct%20scan&position=4