Saat lupa akan sesuatu, banyak orang yang dengan mudahnya bilang, “Wah, amnesia nih kayaknya.” Betul, tanda amnesia adalah hilang ingatan. Namun lupa dalam amnesia tak sesederhana tidak ingat akan suatu hal. Ada gangguan kesehatan yang mendasari kondisi tersebut sehingga pasien membutuhkan penanganan medis yang tepat.
Mengenal Amnesia
American Psychological Association mendefinisikan amnesia sebagai kehilangan ingatan sebagian atau keseluruhan. Hilangnya ingatan bisa sementara, bisa juga permanen. Penyebabnya bermacam-macam, dari faktor fisiologis hingga faktor psikologis.
Gangguan ingatan ini bisa berupa ketidakmampuan mempelajari informasi baru (anterograde amnesia) ataupun ketidakmampuan mengingat informasi yang sebelumnya diketahui atau kejadian masa lalu (retrograde amnesia). Jika masalah ingatan tersebut cukup parah hingga mengganggu fungsi sosial atau okupasional ataupun menunjukkan penurunan fungsi yang signifikan, kondisi itu disebut gangguan amnestik.
Amnesia juga berbeda dengan masalah ingatan sederhana yang lazim terjadi seiring dengan pertambahan usia, seperti lupa tanggal atau lupa nama. Selain itu, amnesia lain dengan demensia karena demensia adalah gangguan kesehatan yang mempengaruhi kemampuan individu dalam berpikir, belajar, dan berkomunikasi.
Amnesia adalah kondisi yang terutama mempengaruhi hipokampus dalam otak. Hipokampus adalah struktur dengan dua segmen yang masing-masing terletak di lobus temporal, yakni area otak yang di sisi kanan dan kiri kepala di dekat telinga. Hipokampus berperan menerima data dari indra dan informasi dari pengalaman untuk menghasilkan ingatan baru.
Selain retrograde dan anterograde, jenis amnesia adalah dissociative dan transient global amnesia. Dissociative amnesia seringnya terkait dengan trauma. Ketika mengalaminya, seseorang merasa tak terhubung dengan ingatan tertentu seolah-olah ingatan itu milik orang lain.
Transient global amnesia mengacu pada kejadian anterograde amnesia yang tiba-tiba dan berjangka pendek, terutama terkait dengan kejang. Biasanya kejadian itu berlangsung selama kurang dari 24 jam dan bisa pulih sendiri.
Selan itu, ada infantile amnesia yang merupakan ketidakmampuan mengingat peristiwa yang terjadi pada 3-5 tahun pertama kehidupan. Ini kejadian yang lumrah dan tidak termasuk gangguan amnestik.
Gejala
Gejala amnesia umumnya bergantung pada penyebabnya. Berikut ini beberapa gejala yang kerap dijumpai:
- Disorientasi atau kebingungan
- Ketidakmampuan mengingat informasi
- Konfabulasi, yakni ketika otak menyusun ingatan palsu untuk mengisi ruang kosong dalam ingatan
- Perubahan kepribadian
- Kesulitan memperhatikan
- Ketidakmampuan mengenali suatu tempat atau wajah yang familier
Penyebab
Ada banyak faktor penyebab amnesia. Ketika mendapat anestesi, misalnya, individu biasa mengalami amnesia jangka pendek. Ia akan mendadak lupa akan waktu sebelum operasi dan sesaat seusai prosedur. Penyebab lainnya meliputi:
- Masalah medis, seperti Alzheimer, stroke, tumor otak, infeksi otak, dan epilepsi. Menurut riset, hampir 50 persen orang dengan epilepsi punya masalah ingatan
- Efek samping obat-obatan, seperti narkotik, sedatif, dan penenang
- Penggunaan zat tertentu, termasuk alkohol dan zat terlarang
- Cedera traumatis otak
- Anoksia atau kurangnya pasokan oksigen ke otak
- Prosedur medis, seperti operasi otak
- Delirium akibat demam atau sakit
Cara Dokter Mendiagnosis Amnesia
Diagnosis amnesia dan penyebabnya memerlukan pemeriksaan riwayat medis yang menyeluruh, pemeriksaan fisik, serta tes memori dan kognitif spesifik. Agar hasil evaluasi akurat, mesti ada seseorang yang menemani pasien dalam pemeriksaan. Orang tersebut juga bisa membantu pasien mengingat informasi yang diterima saat berkonsultasi dengan dokter.
Dalam pemeriksaan, dokter akan menanyakan beberapa hal, seperti riwayat penggunaan obat-obatan dan alkohol serta riwayat pengobatan untuk penyakit yang pernah dialami. Selain itu, pasien akan diminta menjelaskan gejala yang dirasakan, seperti kapan pertama kali diketahui dan berapa lama.
Dokter juga akan menjalankan pemeriksaan fisik yang mencakup tes memori, kognitif, dan neurologis. Beberapa jenis tes yang mungkin akan dijalani pasien antara lain:
- Tes darah
- Tes toksisitas obat
- CT scan atau MRI untuk mengecek perdarahan, tumor, atau lesi
- Elektroensefalogram untuk menilai aktivitas kelistrikan otak
Cara Mengatasi Amnesia
Metode penanganan dan manajemen amnesia mengacu pada penyebab dan bagaimana amnesia itu dialami. Tidak ada obat-obatan yang bisa memperbaiki otak untuk mengembalikan ingatan. Dokter akan meresepkan obat guna meredakan gejala atau menargetkan kondisi yang menyebabkan amnesia. Misalnya penangkal opioid seperti nalokson untuk membantu mengurangi efek obat-obatan opioid dengan membalikkan aktivitasnya di dalam otak.
Pasien amnesia juga memerlukan beberapa strategi agar sebisa mungkin tetap dapat hidup mandiri. Misalnya mengikuti terapi okupasi untuk membantu menjalankan aktivitas sehari-hari, menggunakan teknologi seperti aplikasi di telepon seluler pintar guna membantu mengingat sesuatu, serta melakukan kegiatan yang dapat merangsang kerja otak seperti menulis dan memecahkan teka-teki.
Komplikasi
Orang yang menderita amnesia bisa mengalami depresi dan kesedihan dalam jangka panjang. Selain itu, kualitas hidupnya bisa menurun dan ia sulit menjaga aktivitas sehari-harinya sehingga menyebabkan kesulitan bersosialisasi dan penurunan fungsi kognitif pada kalangan lansia. Kejadian transient global amnesia bisa berujung pada kehilangan ingatan dalam jangka panjang.
Pencegahan
Amnesia bisa dicegah dengan mengantisipasi kondisi yang bisa menyebabkan masalah ingatan ini. Misalnya:
- Menggunakan alat pelindung dalam aktivitas tertentu, misalnya memakai helm ketika mengendarai sepeda motor atau sabuk pengaman saat di dalam mobil
- Berhati-hati saat melangkah agar tidak terpeleset dan jatuh
- Menghindari penyalahgunaan obat terlarang dan alkohol
- Menggunakan obat sesuai dengan resep dokter
Kapan Harus ke Dokter?
Bila mengalami gejala amnesia berupa hilangnya ingatan baik dalam jangka pendek maupun panjang akibat kejadian tertentu, segera periksakan diri ke dokter. Bila penyebabnya teridentifikasi sejak dini, peluang pemulihan ingatan pasien bisa lebih besar dengan penanganan yang tepat.
Narasumber
Dokter Spesialis Saraf
Primaya Hospital Semarang
Referensi:
- Classic and recent advances in understanding amnesia. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5861508/. Diakses 25 Januari 2023
- Short-term memory impairment in patients undergoing general anesthesia and its contributing factors. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7796728/. Diakses 25 Januari 2023
- Facts about concussion and brain injury. https://www.cdc.gov/headsup/pdfs/providers/facts_about_concussion_tbi-a.pdf. Diakses 25 Januari 2023
- Time trends, frequency, characteristics and prognosis of short-duration transient global amnesia. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/ene.14163. Diakses 25 Januari 2023
- “This is not the original timeline”: A case report of an extended dissociative episode in a healthy young male accompanied with severe decline in mental state. https://www.hindawi.com/journals/crips/2021/6619579/. Diakses 25 Januari 2023
- Traumatic brain injury and concussion. https://www.cdc.gov/TraumaticBrainInjury/. Diakses 25 Januari 2023
- Psychogenic amnesia: syndromes, outcome, and patterns of retrograde amnesia. https://academic.oup.com/brain/article/140/9/2498/4080831. Diakses 25 Januari 2023
- Memory loss (amnesia). https://www.nhs.uk/conditions/memory-loss-amnesia/. Diakses 25 Januari 2023
- Remote Memory in Epilepsy: Assessment, Impairment, and Implications Regarding Hippocampal Function. https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fneur.2022.855332/full. Diakses 25 Januari 2023