• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Aneurisma Otak: Gejala, Mencegah dan Mengobati

Aneurisma Otak Gejala, Mencegah dan Mengobati

Otak adalah organ yang memiliki peran vital dalam sistem tubuh manusia. Gangguan pada otak bisa mengakibatkan dampak sistemik pada fungsi organ lain. Salah satunya adalah aneurisma otak yang dapat memicu stroke hingga kematian lantaran adanya pembuluh darah yang pecah. Aneurisma otak dapat terjadi pada semua umur. Paling sering terjadi pada usia antara 30 dan 60 tahun serta lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.

 

buat jani dokter primaya

Mengenal Aneurisma Otak

Aneurisma otak adalah kondisi menggelembung atau meregangnya area tertentu pada dinding pembuluh darah yang lemah di otak. Kondisi ini juga disebut aneurisma serebral atau aneurisma intrakranial. Aneurisma otak menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Bila gelembung pembuluh darah pecah atau bocor, dapat terjadi komplikasi yang mengancam jiwa seperti stroke, kerusakan saraf permanen, atau kematian.

Terdapat tiga jenis aneurisma otak, yakni:

  • Aneurisma sakular: ini jenis yang paling umum. Bagian yang menggelembung berada pembuluh darah utama atau cabangnya di dasar otak.
  • Aneurisma fusiform: gelembung aneurisma berada di semua sisi pembuluh darah.
  • Aneurisma mikotik: terjadi akibat infeksi yang membuat dinding pembuluh darah melemah dan memicu gelembung aneurisma.

Aneurisma otak juga bisa dibedakan menurut ukurannya, dari kecil (diameter 11 milimeter), besar (diameter 11-25 milimeter), hingga sangat besar (diameter lebih dari 25 milimeter).

 

Gejala

Gejala aneurisma otak berbeda antara saat belum pecah dan sudah pecah. Gejala pecahnya aneurisma di pembuluh darah termasuk:

  • Tiba-tiba merasakan sakit kepala hebat
  • Pingsan atau kehilangan kesadaran
  • Kejang
  • Mual dan muntah
  • Leher terasa kaku
  • Penglihatan ganda
  • Sensitif terhadap cahaya
  • Kelopak mata terkulai
  • Kebingungan
  • Pandangan mata ganda

Adapun gejalanya yang belum pecah bergantung pada jenis dan ukuran gelembung itu. Gejala umumnya antara lain:

  • Pupil melebar
  • Penglihatan berubah atau penglihatan ganda
  • Kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi wajah
  • Nyeri pada area atas dan belakang mata

 

Penyebab

Aneurisma otak terjadi ketika dinding pembuluh darah di otak melemah. Namun mekanisme bagaimana pelemahan dinding arteri itu belum diketahui. Begitu pula proses membesar dan pecahnya gelembung aneurisma.

Baca Juga:  Buat Janji dengan Dokter Onkologi

Namun ada beberapa faktor risiko yang diyakini sebagai penyebab aneurisma otak, di antaranya:

  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi
  • Kebiasaan merokok
  • Masalah genetik bawaan
  • Luka pada pembuluh darah
  • Komplikasi infeksi darah
  • Kelainan jaringan ikat
  • Trauma pada kepala
  • Tumor otak
  • Penyakit ginjal polikistik
  • Penyalahgunaan obat-obatan terlarang

 

Cara Dokter Mendiagnosis Aneurisma Otak

Proses dokter dalam diagnosis aneurisma otak diawali dengan pengecekan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik pasien. Untuk mengonfirmasi diagnosis, dokter akan menjalankan beberapa tes, seperti:

  • Pemindaian tomografi terkomputasi (CT scan) untuk menghasilkan gambar dua dimensi otak serta pembuluh darah yang lebih jelas
  • Pencitraan resonansi magnetik (MRI) dengan gelombang radio dan medan magnet guna melihat bagian-bagian otak secara lebih detail
  • Angiografi menggunakan kateter yang dimasukkan lewat pembuluh darah di pangkal paha dan diarahkan ke otak. Cairan khusus lalu disuntikkan ke pembuluh darah di otak untuk mendeteksi lokasi dan ukuran aneurisma otak

 

Cara Mengatasi Aneurisma Otak

Tidak semua aneurisam membutuhkan terapi. Beberapa aneurisma yang sangat kecil dan belum pecah tanpa faktor risiko dapat diobservasi ukurannya dengan pemeriksaan radiologi untuk mendeteksi perkembangan. Strategi yang dijalankan untuk aneruisma otak yang belum pecah, yaitu mengendalikan tekanan darah dan menghindari rokok. Dua hal itu yang telah terbukti menunjukkan efek yang signifikan dalam mencegah pembentukan, pertumbuhan, dan pecahnya aneurisma.

Selain itu, pasien akan diminta menjalani gaya hidup yang lebih sehat secara umum, termasuk dengan memperbanyak konsumsi sayur dan buah, berolahraga teratur setidaknya 30 menit tiap hari, dan membatasi minuman berkafein.

Untuk aneurisma otak belum pecah dengan potensi komplikasi yang serius, harus dipertimbangkan dengan hati-hati terhadap risiko pecah. Dokter akan mempertimbangkan beberapa faktor untuk pilihan paling tepat terhadap aneurisma yang belum pecah:

  • Tipe, ukuran, dan lokasi dari aneurisma
  • Risiko pecah
  • Usia dan kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh
  • Riwayat medis pasien dan keluarga
  • Risiko terapi

Pembedahan dan terapi endovaskular (koiling) merupakan pilihan lain untuk penanganan aneurisma baik yang belum pecah maupun sudah pecah. Cara koiling ini mirip dengan prosedur angiografi, tapi ada tindakan berupa pemasangan semacam kawat kecil pada aneurisma untuk mengatasi perdarahan. Prosedur lain adalah bedah terbuka dengan membuka tengkorak untuk memasukkan klip logam ke aneurisma untuk memutus aliran darah dan mengempiskan gelembung.

Baca Juga:  Graft Versus Host Disease: Gejala, Mencegah dan Mengobati

 

Komplikasi

Aneurisma otak yang menggelembung akan membuat saraf atau jaringan otak tertekan. Gelembung juga bisa pecah dan menumpahkan darah ke jaringan di sekitarnya. Akibatnya, dapat terjadi komplikasi yang membahayakan seperti pembengkakan otak, stroke, kejang, kerusakan otak, koma, dan kematian.

 

Pencegahan

Penyebab pasti aneurisma otak belum diketahui hingga sekarang. Karena itu, sulit pula untuk memastikan langkah pencegahannya. Yang jelas, sekali terdiagnosis, aneurisma tak bisa mengecil dan pembuluh darah kembali normal dengan sendirinya. Aneurisma justru bisa makin berkembang dan terbentuk gelembung-gelembung baru di bagian pembuluh darah lain hingga akhirnya bocor atau pecah.

Kondisi itu bisa dicegah dengan beberapa cara berikut ini:

  • Berhenti merokok
  • Berolahraga secara teratur
  • Makan dengan pola gizi seimbang
  • Tidak minum alkohol
  • Tidak menggunakan obat terlarang
  • Mengendalikan tekanan darah dengan obat-obatan dan perubahan gaya hidup

 

Kapan Harus ke Dokter?

Aneurisma otak bisa terjadi tanpa disadari. Sakit kepala mendadak dan parah bisa jadi merupakan tanda adanya aneurisma. Sebagai langkah antisipasi, periksakan diri ke dokter jika merasakan gejala tersebut. Aneurisma yang pecah membutuhkan perawatan medis secepatnya untuk menyelamatkan nyawa pasien.

 

Narasumber

dr. Feliana, Sp.N

Dokter Spesialis Saraf

Primaya Hospital Semarang

Referensi:

  • Cerebral Aneurysms. https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/cerebral-aneurysms. Diakses 28 Januari 2023
  • What is an Aneurysm?. https://www.aans.org/en/Patients/Neurosurgical-Conditions-and-Treatments/Cerebral-Aneurysm. Diakses 28 Januari 2023
  • Brain Aneurysm Treatment. https://lsom.uthscsa.edu/neurosurgery/clinical-practice/brain-aneurysms/. Diakses 28 Januari 2023
  • Cerebral aneurysms: Formation, progression and developmental chronology. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4399795/. Diakses 28 Januari 2023
  • Review of Cerebral Aneurysm Formation, Growth, and Rupture. https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/strokeaha.113.002390. Diakses 28 Januari 2023
  • Cerebral Aneurysm. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/cerebral-aneurysm. Diakses 28 Januari 2023
Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.