Tubuh manusia dipenuhi saraf yang berperan penting dalam fungsi sensorik dan motorik. Ketika terjadi masalah pada saraf di area tertentu, bagian tubuh yang dipersyarafi oleh saraf tersebut akan terpengaruh. Cubital tunnel syndrome misalnya yang bisa mengganggu fungsi sensorik dan motorik pada lengan bawah hingga pergelangan dan jari tangan.
Mengenal Cubital Tunnel Syndrome
Cubital tunnel syndrome adalah sekumpulan gejala yang terjadi saat saraf ulnaris yang berjalan sepanjang sisi dalam lengan atas hingga talapak tangan, terjepit atau mengalami tekanan pada area siku. Saraf ulnaris adalah salah satu saraf yang memberikan sensasi dan gerakan pada tangan, terutama pada jari kelingking dan sebagian jari manis serta bagian kecil dari punggung tangan.
Ketika saraf ulnaris mengalami gangguan, fungsi sensorik dan/atau motorik tangan akan turut terganggu, sehingga menimbulkan berbagai sensasi tidak nyaman pada area tangan dan lengan bawah serta mengganggu kemampuan ketangkasan dan kekuatan cengkeraman.
Cubital tunnel Syndrome seringkali terjadi sebagai akibat dari penekanan pada area siku dengan berbagai sebab, dan dari beberapa studi didapatkan bahwa cubital tunnel syndrome sering terjadi pada wanita di usia produktif.
Banyak orang yang mengalami cubital tunnel syndrome memiliki kebiasaan tidur dengan siku ditekuk, lengan ditaruh di atas kepala, atau kedua-duanya. Posisi tidur ini bisa memperparah kondisi saraf. Saraf akan teriritasi dan mengakibatkan mati rasa pada jari manis dan kelingking serta kelemahan otot tangan dan lengan bawah. Seiring dengan waktu, bisa terjadi kerusakan saraf. Menurut studi di Amerika Serikat, kasus cubital tunnel syndrome lebih banyak dilaporkan pada pria daripada wanita.
Gejala
Orang dengan cubital tunnel syndrome seringkali mengeluhkan rasa nyeri “ditusuk jarum” pada area lengan bawah dan tangan, yang bertambah berat ketika menekuk siku dalam waktu tertentu. Derajat rasa nyeri sangat bervariasi, tergantung dari derajat keparahan kerusakan saraf.. Rasa sakit juga bisa muncul secara konstan ataupun timbul-tenggelam dan dapat timbul sensasi menjalar.
Gejala lain yang juga sering dirasakan:
- Kebas dan kesemutan di pada area kelingking dan jari manis
- Kaku dan kesulitan menggenggam pada tangan sisi dalam dan pergelangan tangan
- Kekuatan cengkeraman berkurang
- Gerakan motorik halus tangan dan jari terganggu
- Kesulitan memegang benda kecil
Gejala ini bisa memburuk seiring dengan bertambahanya waktu dan dapat terjadi pada satu ataupun kedua tangan.
Penyebab
Penyebab utama cubital tunnel syndrome adalah tekanan berlebih dan berulang pada saraf ulnaris terutama di area siku. Tekanan ini bisa disebabkan oleh berbagai sebab, seperti:
- Cedera pada area siku atau lengan yang bisa memicu peradangan dan penyempitan ruang di sekitar saraf ulnaris
- Perubahan atau masalah anatomi pada siku, seperti tulang siku yang tidak sejajar
- Aktivitas atau kebiasaan berulang pada siku dan lengan, seperti menekuk siku dalam waktu lama, yang bisa membuat saraf ulnaris mengalami iritasi, seperti duduk dengan menopang pada siku terlalu lama, tidur dengan siku tertekuk, atau kegiatan berulang lain yang menyebabkan peregangan pada saraf ulnaris sehingga menyebabkan iritasi.
- Penumpukan cairan di sekitar siku, misalnya akibat rematik
- Masalah kesehatan lain yang menyebabkan kerusakan saraf dan memperburuk gejala cubital tunnel syndrome, seperti diabetes, gangguan tiroid, dan obesitas
- Faktor genetik yang membuat individu tertentu lebih rentan mengalami tekanan pada saraf ulnaris karena struktur dan fungsi tubuh bawaan
- Perubahan hormon pada masa kehamilan
Cara Dokter Mendiagnosis Cubital Tunnel Syndrome
Selain pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan menyeluruh, ada beberapa cara dokter untuk mendiagnosis cubital tunnel syndrome. Dokter pertama-tama akan menjalankan beberapa pemeriksaan tertentu pada lengan, tangan, dan siku untuk mengecek gejala dan fungsi saraf ulnaris. Dokter juga akan menanyakan aktivitas apa yang biasa dilakukan yang mungkin berkontribusi terhadap munculnya gejala tersebut.
Adapun tes diagnostik yang bisa dilakukan termasuk elektromiografi (EMG) dan uji kecepatan hantar saraf (nerve conduction velocity test) untuk mengetahui seberapa cepat impuls saraf mengalir melalui lengan dan tangan. Sebagai pendukung diagnosis, jika diperlukan pasien akan menjalani tes pencitraan seperti sinar-X, MRI, atau CT scan untuk mencari kelainan anatomis pada area siku sebagai kemungkinan penyebab cubital tunnel syndrome.
Cara Mengatasi Cubital Tunnel Syndrome
Setelah menegakkan diagnosis cubital tunnel syndrome, dokter akan menentukan rencana perawatan terbaik berdasarkan faktor seperti tingkat keparahan gejala, penyebab, serta riwayat kesehatan pasien. Tujuan perawatan ini adalah mengurangi tekanan pada saraf ulnaris untuk meredakan gejala. Caranya antara lain:
- Menghentikan atau membatasi semua kegiatan yang menyebabkan atau memperburuk gejala cubital tunnel syndrome
- Konsumsi obat-obatan untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan pada saraf ulnaris
- Penggunaan alat splint untuk menyangga pergelangan tangan dan/atau siku
- Fisioterapi dan latihan fisik untuk memulihkan fungsi motorik siku dan tangan
- Pembedahan guna melepaskan tekanan pada saraf ulnaris untuk kasus cubital tunnel syndrome yang parah atau ketika metode non-operasi sebelumnya gagal memberikan hasil yang diharapkan
Komplikasi
Ada risiko terjadinya komplikasi ketika cubital tunnel syndrome dibiarkan tanpa perawatan dalam jangka waktu lama. Di antaranya:
- Kerusakan saraf permanen
- Gangguan fungsi motorik yang mengakibatkan kesulitan dalam aktivitas seperti menulis atau mengetik, bahkan menggenggam benda berukuran kecil
- Gangguan kepekaan pada jari kelingking dan sebagian jari manis
- Nyeri kronis pada lengan dan tangan
- Gangguan tidur
- Gangguan kecemasan atau depresi
Pencegahan
Cubital tunnel syndrome bisa dicegah dengan menghindari faktor risiko yang menyebabkan kondisi ini. Contohnya:
- Tidak menekuk atau membengkokkan siku dalam jangka waktu lama
- Menghindari tekanan berlebih pada siku, misalnya memakai bantal ketika tidur
- Memastikan posisi bahu, lengan, dan pergelangan tangan dalam posisi nyaman dan ergonomis terutama ketika harus sering menggunakan tangan dalam bekerja mengoperasikan alat atau mesin
- Rutin berolahraga dan melakukan peregangan sebelum melakukan aktivitas fisik untuk mengurangi tekanan pada lengan
- Menggunakan alat pelindung siku ketika melakukan olahraga atau kegiatan yang mendatangkan risiko cedera pada siku
Kapan Harus ke Dokter?
Demi kenyamanan dan menjaga aktivitas sehari-hari tetap lancar, cubital tunnel syndrome sebaiknya segera mendapat penanganan medis. Bila merasakan gejala cubital tunnel syndrome ini, jangan menunda untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh agar penanganan bisa dilakukan dengan cepat dan optimal sebelum gejala memburuk dan menurunkan kualitas hidup.
Reviewer
dr. Adrian Ridski Harsono, Sp.N
Dokter Spesialis Saraf
Primaya Hospital Bekasi Barat
Referensi:
- Cubital Tunnel. https://roh.nhs.uk/services-information/hands-and-forearm/hands-and-forearm-services/cubital-tunnel. Diakses 8 Mei 2023
- Cubital Tunnel Syndrome. https://handandwristinstitute.com/cubital-tunnel-syndrome-treatment-dallas/. Diakses 8 Mei 2023
- Cubital Tunnel Syndrome. https://www.eatonhand.com/hw/hw007.htm. Diakses 8 Mei 2023
- The Prevalence of Cubital Tunnel Syndrome: A Cross-Sectional Study in a U.S. Metropolitan Cohort. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5324036/. Diakses 8 Mei 2023
- Cubital Tunnel Syndrome: Incidence and Demographics in a National Administrative Database. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28362959/. Diakses 8 Mei 2023
- Cubital Tunnel Syndrome: Current Concepts. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7340724/. Diakses 8 Mei 2023
- The Effects of Physiotherapy in the Treatment of Cubital Tunnel Syndrome: A Systematic Review. https://www.mdpi.com/2077-0383/11/14/4247. Diakses 8 Mei 2023