Bagi makhluk hidup, kematian adalah pengalaman yang tak terhindarkan. Saat menjelang kematian, terjadi penurunan fungsi berbagai sistem dalam tubuh manusia, dari saraf, jantung dan pembuluh darah, pernapasan, hingga otot. Penurunan ini bisa terjadi dalam waktu singkat, bisa juga bertahap selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Karena itu, tanda atau ciri orang mau meninggal bisa berbeda antara satu orang dan orang lain.
Apa Saja Tanda-tanda Menjelang Kematian Secara Medis?
Saat ada pasien yang tampak menjelang kematian, dokter bersama tim medis akan segera melakukan tindakan yang diperlukan. Tanda-tanda menjelang kematian itu bisa dilihat dari kondisi pasien baik secara kasatmata maupun menggunakan alat atau tes tertentu. Berikut ini sejumlah tanda/gejala atau ciri orang mau meninggal:
- Muncul bercak-bercak merah mudah gelap atau keungunan pada punggung, lengan, dan kaki. Jari tangan, kuku, dan bibir juga terlihat membiru tanda kekurangan oksigen.
- Tingkat kesadaran menurun, mengalami disorientasi, mengantuk, dan lemas akibat penurunan aliran darah ke otak.
- Tekanan darah anjlok di bawah normal (90/60) dan detak jantung melaju melebihi normal atau lebih dari 100 kali per menit.
- Mengompol (tak bisa menahan buang air kecil) dan urine pekat serta ada masalah buang air besar.
- Berat badan turun dan mengalami dehidrasi.
- Kehilangan nafsu makan.
- Mengemut makanan di dalam mulut atau pipi dan batuk setelah makan.
- Napas mengeluarkan suara keras.
- Sesak napas.
- Pola napas tampak berubah menjadi tidak teratur.
- Menarik diri dari lingkungan sekitar.
- Mata tidak merespons rangsangan visual.
- Lebih sering tidur.
- Tampak berbicara dengan orang yang sudah meninggal atau melihat tempat yang tidak terlihat oleh orang lain (berhalusinasi).
- Suhu tubuh menurun drastis, tubuh terasa dingin saat dipegang.
Tanda atau ciri orang mau meninggal di atas tidak selalu muncul secara bersamaan. Ada yang hanya mengalami satu atau dua tanda saja. Ada juga yang lebih banyak. Intensitas tanda atau gejala ini juga tidak sama. Beberapa orang bisa saja tampak tak menunjukkan tanda mau meninggal tapi kemudian kondisi tubuhnya anjlok dengan cepat.
Mitos & Fakta Seputar Tanda Kematian
Seperti kehidupan, ada mitos-mitos yang melingkupi kematian. Mitos ini ada yang bersifat kedaerahan atau hanya ditemukan di daerah tertentu. Ada juga yang ditemukan hampir di semua negara. Sebagai contoh, di Indonesia berkembang mitos bahwa jika ada suara burung gagak di malam hari, berarti ada orang yang akan meninggal di wilayah itu.
Berikut ini mitos seputar tanda kematian sekaligus faktanya yang penting untuk diketahui agar tidak salah paham.
1. Benarkah Telinga Berdenging Tanda Kematian?
Dalam istilah medis, telinga berdenging disebut tinnitus. Kondisi ini bisa terjadi pada satu atau kedua telinga. Suara yang terdengar di telinga yang mengalami tinnitus tidak berasal dari luar sehingga orang lain tak dapat mendengarnya. Meski masalah ini lebih lazim terjadi di kalangan orang berusia tua, tidak ada bukti secara ilmiah bahwa telinga berdenging adalah tanda kematian. Faktanya, tinnitus diakibatkan oleh berkurangnya kemampuan pendengaran terkait dengan usia tua, luka di telinga, atau masalah sistem sirkulasi. Kondisi ini bisa diatasi dengan menangani pemicunya.
2. Benarkah Susah Tidur Adalah Tanda Menjelang Kematian?
Susah tidur sering disebut sebagai salah satu ciri orang mau meninggal. Padahal siapa pun bisa mengalami kesulitan tidur terlepas dari usianya. Justru orang yang menjelang kematian biasanya tidur lebih lama dari biasanya. Meski begitu, lansia yang mengalami gangguan kecemasan terkait dengan masalah kesehatannya bisa mengalami insomnia atau sulit tidur di malam hari serta gangguan tidur lain. Masalah seputar tidur ini yang bisa memperburuk kondisi seseorang hingga memicu kematian.
3. Benarkah Pupil Mata Tidak Merespons Tanda Kematian?
Tidak adanya respons pupil mata terhadap stimulasi visual berupa cahaya merupakan salah satu tanda kematian otak. Jika otak sudah mati, berarti orang tersebut dapat dinyatakan meninggal walau ada mesin yang bisa menyokong kerja jantung dan paru-paru sehingga seolah-olah dua organ vital itu masih berfungsi.
4. Benarkah Merasa Kesakitan Saat Akan Meninggal?
Tidak semua ciri orang mau meninggal merasa kesakitan. Rasa sakit bukanlah bagian pasti dari proses kematian. Bahkan banyak orang yang meninggal tanpa merasa sakit sama sekali.
Kapan Harus ke Dokter?
Manusia tak bisa menghindar dari kematian karena merupakan proses alami dalam tubuh. Ciri orang yang mau meninggal mungkin tak terdeteksi oleh orang lain. Tapi orang itu sendiri seringkali bisa merasakannya, seperti seorang calon ibu yang secara naluriah tahu bahwa ia akan segera melahirkan. Meski begitu, peran keluarga tetap dibutuhkan ketika orang yang dicintai tampak segera menjelang kematian, terutama karena orang tersebut memiliki penyakit tertentu atau sudah berusia tua. Perawatan oleh dokter bisa jadi tetap diperlukan selama keluarga menghendaki. Dokter akan menyarankan ada keluarga yang mendampingi pada detik-detik terakhir menjelang kematian.
Narasumber
dr. Halim, Sp.An
Dokter Spesialis Anastesi
Referensi:
- Signs of Impending Death. https://palliative.stanford.edu/transition-to-death/signs-of-impending-death/. Diakses 6 Agustus 2022
- Providing Care and Comfort at the End of Life. https://www.nia.nih.gov/health/providing-comfort-end-life. Diakses 6 Agustus 2022
- Family Communication at the End of Life. https://www.mdpi.com/2076-328X/7/3/45. Diakses 6 Agustus 2022
- Signs of Approaching Death. https://hospicefoundation.org/Hospice-Care/Signs-of-Approaching-Death. Diakses 6 Agustus 2022
- Early and late signs that precede dying among older persons in nursing homes: the multidisciplinary teamโs perspective. https://bmcgeriatr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12877-018-0825-0. Diakses 6 Agustus 2022
- Physical Signs and Clinical Findings Before Death in Ill Elderly Patients. https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1049909117733661?journalCode=ajhb. Diakses 6 Agustus 2022