• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Batuk Rejan, Ketika Batuk Tak Kunjung Sembuh

Batuk Rejan, Ketika Batuk Tak Kunjung Sembuh

Batuk tentu terasa tidak nyaman dan mengganggu. Normalnya, batuk akan sembuh dengan sendirinya atau cukup minum obat tanpa resep. Namun jika batuk berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan tidak juga reda, bisa jadi Anda mengalami batuk rejan. Kondisi ini butuh penanganan khusus karena berbahaya bagi kesehatan.

Batuk rejan mungkin sulit dibedakan dengan batuk pada penyakit lain. Maka untuk mengetahui lebih pasti, Anda bisa berkonsultasi lebih dulu dengan menghubungi Kavacare di nomor 0811 1446 777. Kami siap membantu dan memberikan pendampingan medis di rumah dari tenaga medis profesional sesuai kebutuhan Anda.

buat jani dokter primaya

 

Apa Itu Batuk Rejan?

Batuk rejan atau pertusis adalah infeksi saluran pernapasan atas yang sangat mudah menular. Biasanya pengidap batuk rejan akan mengalami batuk berulang-ulang dengan suara keras. Jika mengalami batuk rejan, pengidapnya bisa terus menerus batuk selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah gejala awalnya muncul.

Batuk rejan memiliki suara khas yang berbeda dengan batuk biasa. Batuk terus menerus menyebabkan udara dikeluarkan dari paru-paru. Maka saat pengidap batuk rejan menarik napas dalam-dalam dengan cepat setelah batuk, bisa terdengar suara nyaring seperti bunyi ‘whoop’, sehingga kondisi ini juga sering disebut sebagai whooping cough.

Batuk rejan bisa menyerang siapa saja, tetapi kondisi ini paling sering terjadi pada bayi, anak-anak, dan remaja. Terutama pada bayi yang masih rentan infeksi. Bayi yang terinfeksi pertusis mungkin tidak akan batuk bersuara keras, tetapi mereka akan mengalami kesulitan bernapas. Pertusis juga menyebabkan apnea atau henti napas pada bayi. Batuk rejan bisa membahayakan bayi, karena berisiko menjadi komplikasi yang mengancam nyawa.

Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami infeksi  (Bordetella pertussis) yang menyebabkan batuk rejan, perlu dilakukan pemeriksaan oleh dokter. Selain pemeriksaan fisik dan memastikan gejala yang dialami, dokter akan menggunakan swab khusus atau mengaliri kanal hidung dengan cairan saline untuk mengambil sampel lendir. Sampel tersebut akan diperiksa di laboratorium.

 

Gejala

Awalnya gejala batuk rejan atau pertusis mungkin menyerupai flu pada umumnya. Gejala-gejala ini dapat bertahan 1 – 2 minggu, yaitu:

  • Demam
  • Batuk ringan
  • Hidung berair
  • Apnea pada bayi

Setelah 2 minggu, gejala yang muncul biasanya seperti:

  • Batuk parah, terjadi berulang kali dan tampak tidak kunjung sembuh. Biasanya hingga lebih dari 10 minggu
  • Suara nyaring saat menarik napas setelah batuk terus menerus
  • Muntah
  • Kelelahan karena batuk terus menerus.

Gejala pertusis mulai mereda setelah 4 minggu, tetapi pengidapnya bisa batuk terus menerus selama berbulan-bulan setelah gejala muncul.

Baca Juga:  Cara Memahami Anak Intuiting yang Memiliki Insting Kuat

 

Penyebab

Batuk rejan disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Bakteri ini dapat masuk kemudian menempel pada dinding-dinding saluran pernapasan. Bordetella pertussis yang menempel di dinding saluran pernapasan setelahnya melepaskan racun yang dapat merusak dan menyebabkan pembengkakan pada jalur keluar masuknya udara.

Ketika terjadi pembengkakan di saluran pernapasan, produksi lendir meningkat. Kondisi ini kemudian memicu batuk terus menerus.

Bakteri penyebab pertusis sangat mudah menular. Saat pengidap pertusis batuk atau bersin, cairan saluran pernapasan dapat keluar ke udara. Cairan ini membawa bakteri Bordetella pertussis dan berisiko terhirup oleh orang di sekitar. Penularan bahkan bisa terjadi bahkan sebelum pengidap batuk rejan menunjukkan gejala hingga 2 minggu setelah batuk mulai muncul.

 

Komplikasi

Batuk rejan pada bayi berisiko menimbulkan beberapa komplikasi, yaitu:

  • Gangguan pernapasan apnea, yang menyebabkan bayi berhenti bernapas selama beberapa saat
  • Pneumonia atau radang paru-paru
  • Episode kejang
  • Ensefalopati, penyakit yang menyerang otak dan berisiko mengganggu fungsinya

Orang dewasa pun berisiko mengalami komplikasi akibat batuk rejan, tetapi tidak separah komplikasi pertusis pada bayi. Beberapa komplikasi batuk rejan pada orang dewasa adalah:

  • Pingsan karena batuk terus menerus
  • Fraktur pada tulang rusuk, akibat tekanan saat batuk parah
  • Kesulitan menahan buang air kecil
  • Penurunan berat badan drastis

 

Pertanyaan Umum Seputar Batuk Rejan

1. Berapa Lama Batuk Rejan Bisa Sembuh?

Setelah seseorang terinfeksi, batuk rejan bisa sembuh setelah 3 – 6 bulan setelah pasien mendapat perawatan tepat.

Bakteri penyebab batuk rejan akan mati dengan sendirinya setelah pasien batuk terus menerus selama 3 minggu. Namun perlu diperhatikan, setelah bakteri menginfeksi akan terjadi kerusakan dan gangguan pada paru-paru sehingga batuk tetap akan terjadi. Batuk akan reda setelah paru-paru sembuh dari dampak infeksi bakteri tersebut.

2. Berapa Lama Normalnya Batuk Sembuh?

Berapa lama batuk akan sembuh tergantung pada penyebab dan kondisi pengidapnya. Batuk yang terjadi pada selesma (batuk pilek biasa karena infeksi virus) umumnya akan sembuh setelah 10 – 14 hari. Sementara jika batuk disebabkan oleh virus influenza, biasanya akan mereda setelah 14 hari.

Batuk juga bisa bertahan hingga 3 minggu pada kasus-kasus tertentu. Jika Anda mengalami batuk lebih dari 3 minggu, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

3. Apakah Batuk Rejan Berbahaya?

Batuk rejan berbahaya terutama bagi bayi di bawah usia 1 tahun. Bayi yang terkena batuk rejan bisa mengalami komplikasi mengancam nyawa. Sekitar 1 dari 3 bayi yang terinfeksi pertusis membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit.

Baca Juga:  Penyebab Ngantuk di Pagi Hari, Apa Solusinya? 

Komplikasi berbahaya yang bisa terjadi pada bayi seperti radang paru-paru, penyakit pada otak yang berisiko mengganggu kesadaran, bahkan tanpa penanganan tepat pertusis juga bisa menyebabkan kematian pada bayi.

4. Bagaimana Mengobati Batuk Rejan?

Pengobatan batuk rejan harus segera dilakukan setelah pasien mendapat diagnosis. Biasanya dokter akan meresepkan antibiotik untuk mencegah penularan dan mengatasi infeksi bakterinya. Namun, antibiotik bukan obat untuk mengatasi maupun mencegah batuk. Pasien pun tidak direkomendasikan mengonsumsi obat batuk biasa.

Untuk membantu meredakan batuk rejan, biasanya dokter menganjurkan penggunaan humidifier agar udara tetap lembap dan mengurangi batuk.

5. Bagaimana Mencegah Batuk Rejan?

Cara terbaik mencegah batuk rejan adalah mendapatkan vaksin pertusis. Bayi dan anak-anak biasanya mendapatkan vaksin pertusis sebagai bagian dari rangkaian imunisasi wajib. Vaksin pertusis diberikan dalam bentuk injeksi kombinasi berisi vaksin untuk difteri, tetanus, dan pertusis (DPT). Vaksin ini efektif dan aman diberikan pada bayi mulai usia 2 bulan (dosis pertama).

Anak-anak akan mendapatkan vaksin hingga dosis kelima di usia 4 – 6 tahun. Sementara pada orang dewasa, dianjurkan pula untuk mendapatkan booster vaksin pertusis karena rawan menulari orang lain, terutama bayi di bawah 2 bulan yang belum mendapatkan vaksin DPT.

6. Apa Perbedaan Batuk Rejan dengan TBC?

Batuk rejan berbeda dengan tuberkulosis (TBC). Gejala TBC mungkin mirip dengan batuk rejan, yaitu batuk terus menerus. Namun pada TBC, batuk yang terjadi biasanya disertai keluarnya lendir dan darah, yang mana gejala ini tidak ditemukan pada batuk rejan. Batuk pada pertusis cenderung kering.

Gejala lain yang bisa dibedakan ialah pengidap TBC bisa mengalami nyeri saat bernapas, berkeringat di malam hari, serta menggigil. Gejala-gejala ini tidak dialami pengidap pertusis.

 

(Artikel ini telah direview oleh dr. Eddy Wiria, PhD, Co-Founder dan CEO Kavacare)

Referensi:

  • Whooping Cough (Pertussis): Causes, Symptoms & Prevention. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15661-whooping-cough-pertussis diakses 18 Januari 2023
  • Pertussis (Whooping Cough) Facts. https://www.health.state.mn.us/diseases/pertussis/pfacts.html diakses 18 Januari 2023
  • How Long Does Whooping Cough Last? https://www.medicinenet.com/how_long_does_whooping_cough_last/article.htm diakses 18 Januari 2023
  • How a Cough Lasts For Cold, Flu, Pneumonia, COVID-19, More. https://www.healthline.com/health/how-long-does-a-cough-last diakses 18 Januari 2023
  • Whooping Cough: Symptoms, Treatment, and Prevention. https://www.healthline.com/health/pertussis#prevention diakses 18 Januari 2023
  • Tuberculosis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/symptoms-causes/syc-20351250 diakses 18 Januari 2023
Share to :

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Select an available coupon below