Tubuh kita secara alami memproduksi zat-zat antioksidan, salah satunya yaitu glutathione. Selain dapat membantu melawan radikal bebas, zat ini juga mampu menjaga imun tubuh, mengatasi beberapa penyakit, hingga mengeluarkan racun dalam tubuh.
Untuk meningkatkan kadar glutathione dalam tubuh, seseorang dapat mengonsumsi obat atau suplemen gultathione atau disebut gluta. Lalu, amankah mengonsumsinya dan apakah ada efek samping yang dapat terjadi? Simak informasinya untuk mengetahui jawabannya!
Apa itu Glutathione?
Glutathione adalah suatu antioksidan yang diproduksi tubuh secara alami oleh organ liver (hati) dan sel saraf di sistem saraf pusat. Zat ini terdiri atas 3 jenis asam amino yang berupa: glycine, L-cysteine, and L-glutamate.
Walau demikian, glutathione banyak dijual di pasaran sebagai suplemen. Fungsinya beragam seperti halnya metabolisme racun dalam tubuh, menjaga kesehatan jantung, mengurangi peradangan, melawan radikal bebas, bahkan dijadikan sebagai bahan skincare.
Namun, suplemen tidak ditujukan untuk mengatasi, menyembuhkan, ataupun mencegah penyakit. Hanya sebagai diet atau tambahan untuk membantu memulihkan penyakit yang menyerang.
Selain berasal dari suplemen dan juga diproduksi oleh tubuh, glutathione juga bisa didapatkan dari makanan berupa sayuran dan buah-buahan. Contohnya kentang, bayam, alpukat, brokoli, bawang, wortel, kentang, asparagus, melon, dan banyak lagi.
Nama Obat | Glutathione |
Kategori Obat | Antioksidan |
Golongan | Suplemen |
Bentuk | Serbuk, kapsul, tablet, kaplet |
Manfaat/Indikasi | Sebagai antioksidan untuk menangani radikal bebas dan beberapa penyakit |
Dikonsumsi Oleh | Dewasa |
Kategori Ibu Hamil | Kategori C, belum ada bukti atau studi terkait keamanan bagi janin |
Peringatan Ibu Menyusui | Tidak boleh dikonsumsi ibu menyusui tanpa saran dokter |
Manfaat Glutathione
Ini dia beberapa manfaat glutathione dari berbagai jenis research yang kami ambil dari situs verywellhealth:
- Mengurangi risiko kerusakan otak bagi anak autis dengan cara mengurangi proses oksidatif.
- Meringankan gejala psoriasis dengan cara membantu mengontrol respons daya tahan tubuh.
- Membantu detoksifikasi racun dalam tubuh karena sifatnya yang mampu melawan racun dan radikal bebas.
- Membantu mengatasi gejala penyakit parkinson sekaligus memperpanjang angka harapan hidupnya.
- Membantu mengontrol gula darah dengan cara meningkatkan level sensitivitas insulin dalam tubuh.
- Mengurangi rusaknya sel pada liver atau hati yang berlemak (perlemakan hati).
- Menetralkan radikal bebas dalam tubuh dengan menurunkan risiko stres oksidatif.
- Menghambat perkembangan kanker agar tidak lebih parah karena berperan mengurangi peradangan.
- Menjaga kesehatan organ dalam khususnya organ jantung dengan cara meningkatkan kadar nitric oxide.
- Mengurangi gejala akibat arter perifer atau penyumbatan pembuluh darah ateri yang terletak di bagian betis.
Mengurangi gejala fibrosis kistik atau kondisi gangguan paru-paru atau pencernaan yang menghasilkan lendir secara berlebih.
Dosis dan Aturan Pakai Glutathione
Umumnya, dosis glutathione kablet dan kapsul yaitu antara 50 – 600 mg dengan rata-rata sekitar 250 mg per hari. Tidak ada aturan pasti mengingat belum banyak studi yang berkaitan dengan suplemen ini.
Bagaimana Cara Menggunakan Glutathione?
Minum obat ini sesuai dengan informasi yang tersedia pada kemasan. Jika ragu, maka Anda bisa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Cara Penyimpanan
Simpanlah glutathione pada tempat yang aman dari jangkauan anak-anak, aman dari hujan dan paparan sinar matahari langsung, serta jangan menyimpan di lemari pendingin.
Interaksi Glutathione dengan Obat Lain
Belum ada studi dan bukti kuat yang menunjukkan interaksi antara suplemen ini dengan beberapa jenis obat lain.
Namun, untuk menghindari efek samping, Anda dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Atau bisa juga menghindari mengonsumsi suplemen ini bersamaan dengan obat lainnya.
Peringatan dan Perhatian Menggunakan Glutathione
Informasikan ke dokter saat Anda ingin mengonsumsi obat ini bila Anda sedang dalam kondisi:
- Memiliki alergi terhadap obat ini atau bahan lain yang terkandung di dalamnya
- Punya kondisi kesehatan tertentu seperti penyakit kronis menahun
- Sedang minum obat-obatan atau suplemen lain baik untuk pemakaian oral/topikal
- Sedang mengandung, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan
Efek Samping dan Bahaya Glutathione
Sedikitnya riset atau studi terkait glutathione, maka masih belum diketahui secara pasti apa saja efek samping dari glutathione.
Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak ada efek samping yang dilaporkan walaupun mengonsumsi glutathione dalam jumlah banyak dari diet berupa makanan alami seperti sayur dan buah.
Walau demikian, ada beberapa efek samping yang perlu Anda waspadai seperti:
- Reaksi alergi
- Perut kram
- Kembung
- Masalah pernafasan
- Menurunkan level zinc
Alternatif Obat Sejenis
Suplemen ini kerap tersedia dalam bentuk tunggal maupun dengan beberapa bahan lain seperti halnya:
- NAC (N-acetylcysteine)
- Selenium
- Vitamin C
Kapan Harus ke Dokter?     Â
Periksakan diri Anda ke dokter apabila mengalami gejala efek samping atau merasa ada yang aneh dengan tubuh Anda setelah mengonsumsi suplemen glutathione.
Narasumber:
Dokter Umum
Primaya Hospital Sukabumi
Referensi:
- Glutathione and immune function. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11115795. Diakses pada 10 Maret 2024.
- The glutathione defense system. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11180282. Diakses pada 10 Maret 2024.
- Efficacy of glutathione. https://doi.org/10.1186/s12876-017-0652-3. Diakses pada 10 Maret 2024.
- The antioxidant role of glutathione. https://doi.org/10.1186/1550-2783-2-2-38. Diakses pada 10 Maret 2024.
- A clinical trial of glutathione supplementation. https://doi.org/10.12659/MSM.882125. Diakses pada 10 Maret 2024.
- Introduction to integrative medicine. http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/preventive-medicine/integrative-medicine/. Diakses pada 10 Maret 2024.
- The use of intravenous glutathione. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29101773. Diakses pada 10 Maret 2024.
- Correcting glutathione deficiency. https://www.bcm.edu/news/geriatrics/glutathione-deficiency-fat-insulin-aging. Diakses pada 10 Maret 2024.
- Glutathione: A key player in autoimmunity. https://doi.org/10.1016/j.autrev.2009.02.020. Diakses pada 10 Maret 2024.
- Glutathione: A marker and antioxidant for aging. http://dx.doi.org/10.1067/mlc.2002.129505. Diakses pada 10 Maret 2024.