Virus adalah penyebab infeksi yang paling umum pada manusia dan hewan. Terdapat berbagai jenis virus yang memerlukan kewaspadaan karena bisa menyebabkan infeksi yang berat dan berakibat fatal. Hantavirus adalah salah satu kelompok virus yang harus menjadi perhatian karena hingga kini belum ada vaksin yang bisa membantu mencegah infeksi virus ini.
Mengenal Hantavirus
Hantavirus adalah kelompok virus dari famili Hantaviridae yang umumnya menyebar lewat paparan aerosol ataupun debu yang terkontaminasi air liur, tinja, atau urine hewan pengerat. Infeksi pada manusia bisa terjadi ketika virus itu masuk ke tubuh melalui paparan tersebut. Hewan yang paling umum menjadi perantara penularan virus ini adalah tikus.
Terdapat bermacam jenis hantavirus dan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi masing-masing virus itu berbeda. Salah satu penyakit pada manusia yang terjadi akibat infeksi hantavirus adalah hantavirus pulmonary syndrome (HPS) atau sindrom paru hantavirus. Sejumlah jenis hantavirus juga bisa menyebabkan hemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS) atau sindrom demam hemoragik dengan sindrom ginjal.
Saat ini belum tersedia vaksin atau pengobatan yang terlisensi secara global untuk infeksi hantavirus. Namun, menurut penelitian, terdapat beberapa kandidat obat yang bisa meningkatkan peluang kesembuhan pada tahap awal infeksi seperti laktoferin, ribavirin, ETAR, favipavir, dan vandetanib.
Gejala Hantavirus
Gejala hantavirus bisa bermacam-macam, tergantung jenis virus dan kondisi kesehatan orang yang terkena infeksi. Gejala yang umum meliputi:
- Kelelahan berlebih
- Mata mengalami peradangan dan tampak memerah
- Gangguan pencernaan, seperti mual dan muntah serta diare
- Kesulitan bernapas
- Kulit atau bibir kebiruan
- Gangguan sistem saraf
- Nyeri perut
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri otot
Gejala ini bisa berlainan antara satu individu dan yang lain. Gejala bisa muncul dalam beberapa hari hingga minggu seusai terkena paparan virus.
Penyebab Hantavirus
Hantavirus menular ke manusia lewat kontak dengan debu atau aerosol yang mengandung partikel virus dari hewan pengerat, terutama tikus. Hewan pengerat lain yang bisa membawa virus ini termasuk hamster, kelinci pengerat atau pika, serta musang. Adapun cara penularan hantavirus termasuk:
- Masuknya partikel virus ke saluran pernapasan manusia saat bernapas
- Kontak langsung dengan urine, tinja, atau air liur hewan pengerat yang terkontaminasi
Penularan hantavirus terutama terkait dengan partikel-partikel virus yang dapat terangkut dalam udara dan menjadi aerosol. Sebagian besar penyakit hantavirus ditularkan oleh hewan pengerat, tapi bisa juga penularan terjadi antarmanusia seperti pada Seoul virus yang berasal dari Korea Selatan.
Cara Dokter Mendiagnosis Hantavirus
Dalam penanganan penyakit akibat hantavirus, diagnosis yang cepat dan tepat sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Dokter bisa melakukan serangkaian langkah evaluasi dan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis, antara lain:
- Penilaian gejala dan riwayat kesehatan pasien, termasuk informasi tentang faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena infeksi virus ini seperti adanya kontak dengan hewan pengerat atau pernah berada di lokasi endemis hantavirus
- Pemeriksaan darah untuk mendeteksi keberadaan antibodi dari sistem kekebalan tubuh yang merespons infeksi hantavirus
- Pemeriksaan reaksi berantai polimerase (PCR) untuk mendeteksi keberadaan virus dalam tubuh
- Tes serologi dari sampel darah untuk menentukan jenis virus
- Pemeriksaan radiologi untuk menilai kondisi organ yang mungkin terpengaruh infeksi hantavirus
- Tes fungsi organ untuk mengevaluasi dampak infeksi pada organ tersebut
Cara Mengatasi Hantavirus
Penanganan hantavirus harus dilakukan dengan cepat dan intensif. Sebab, infeksi bisa berkembang dengan cepat. Terlebih belum ada obat yang digunakan secara global untuk mengatasi infeksi virus ini secara spesifik. Dokter akan melakukan penanganan berdasarkan kondisi dan gejala yang dialami pasien, seperti:
- Pemberian oksigen atau alat bantu pernapasan bagi pasien dengan sindrom HPS
- Pemberian cairan tambahan untuk mencegah dehidrasi
- Pemberian obat untuk menurunkan demam dan meredakan gejala lain
- Perawatan khusus untuk pasien HFRS, termasuk dialisis atau cuci darah pada ginjal
Selain itu, pasien infeksi hantavirus perlu menjalani isolasi untuk mencegah makin luasnya penyebaran virus. Tim dokter juga harus mengenakan alat pelindung diri untuk mencegah paparan langsung dari pasien.
Komplikasi Hantavirus
Infeksi hantavirus bisa menimbulkan komplikasi yang berbeda-beda sesuai dengan jenis virus, tingkat keparahan infeksi, dan respons sistem tubuh terhadap infeksi itu. Sebagai contoh, komplikasi HPS akibat infeksi virus ini antara lain kegagalan pernapasan dan syok akibat turunnya tekanan darah secara signifikan.
Adapun komplikasi HFRS meliputi kerusakan ginjal dan perdarahan baik internal maupun eksternal. Selain itu, sejumlah jenis hantavirus bisa memicu komplikasi seperti gangguan sistem saraf, termasuk kejang-kejang, dan masalah jantung dan pembuluh darah.
Pencegahan Hantavirus
Upaya pencegahan infeksi hantavirus berkaitan dengan pengelolaan lingkungan dan menjaga kebersihan guna menghindari sumber penularan. Contohnya:
- Menghindari kontak langsung dengan hewan pengerat
- Menjaga kebersihan diri dengan baik, seperti rajin mencuci tangan dengan air dan sabun
- Merawat kebersihan lingkungan untuk mencegah kemunculan hewan pengerat terutama tikus
- Menyimpan makanan dalam wadah yang rapat dan membuang sisa makanan secepatnya agar tak menarik kehadiran tikus
- Menggunakan perangkap atau racun tikus untuk mengendalikan populasi hama tikus di lingkungan sekitar
- Mengenakan masker dengan benar bila banyak beraktivitas di area yang berpotensi menjadi sumber penularan hantavirus
Kapan Harus ke Dokter?
Penting untuk diketahui bahwa infeksi hantavirus bisa memicu penyakit serius dan bahkan dapat fatal bila tak lekas diobati. Tindakan pencegahan menjadi kunci utama untuk mengurangi kemungkinan terpapar virus ini. Kalau mengalami gejala yang mencurigakan atau berisiko tinggi terpapar hantavirus, segera cari bantuan medis terdekat.
Narasumber:
Dokter Umum
Primaya Hospital Betang Pambelum
Referensi:
- Hantavirus: an overview and advancements in therapeutic approaches for infection. https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fmicb.2023.1233433/full. Diakses 16 Januari 2024
- Human viruses: discovery and emergence. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3427559/. Diakses 16 Januari 2024
- A Global Perspective on Hantavirus Ecology, Epidemiology, and Disease. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2863364/. Diakses 16 Januari 2024
- Hantavirus infections. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1198743X15005364. Diakses 16 Januari 2024
- Epidemiology, virology and clinical aspects of hantavirus infections: an overview. https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/09603123.2021.1917527. Diakses 16 Januari 2024
- Vaccines and Therapeutics Against Hantaviruses. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7002362/. Diakses 16 Januari 2024
- Hantavirus InfectionsโTreatment and Prevention. https://link.springer.com/article/10.1007/s40506-020-00236-3. Diakses 16 Januari 2024
- Diagnosis & Treatment. https://www.cdc.gov/hantavirus/hps/diagnosis.html. Diakses 16 Januari 2024