Muntaber adalah gejala yang umum terjadi ketika seseorang mengalami masalah pada saluran pencernaan. Meski biasanya ringan dan bisa diatasi di rumah, kondisi ini bisa berkembang dan butuh perhatian medis terutama bila terjadi pada anak berusia di bawah lima tahun. Untuk itu, perlu upaya pencegahan agar anak-anak aman dari risiko muntaber yang membahayakan.
Mengenal Muntaber
Muntaber adalah akronim dari muntah dan berak, yakni kondisi yang terjadi ketika seseorang mengalami gejala suatu penyakit berupa muntah-muntah dan buang air besar berulang atau dalam jumlah banyak alias diare sehingga berisiko menyebabkan kekurangan cairan dalam tubuh. Kondisi ini kerap berkaitan dengan terganggunya saluran pencernaan, terutama usus dan lambung.
Muntaber umumnya terjadi karena adanya peradangan pada saluran pencernaan atau gastroenteritis. Pemicunya antara lain infeksi bakteri, virus, atau parasit yang masuk ke tubuh lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi. Siapa pun bisa terkena muntaber, termasuk anak-anak dan orang dewasa yang tergolong rentan karena sistem imun yang lemah. Namun penyakit diare ini terutama berbahaya bagi anak-anak.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), penyakit diare adalah penyebab kematian nomor dua pada anak-anak berumur di bawah lima tahun dan menyebabkan sebanyak 525.000 anak-anak meninggal setiap tahun. Meski demikian, kondisi ini bisa dicegah dan ditangani baik secara mandiri maupun di fasilitas layanan kesehatan.
Gejala
Muntaber muncul sebagai gejala masalah kesehatan pada sistem pencernaan yang kerap disebabkan oleh infeksi patogen. Ciri-cirinya meliputi:
- Buang air besar lebih sering dan bersifat cair
- Muntah-muntah berulang meski tak ada pemicu yang jelas
- Perut terasa nyeri atau kram
- Demam
Muntaber berisiko menyebabkan kondisi kekurangan cairan atau dehidrasi yang gejalanya bisa berbeda antara anak-anak dan orang dewasa. Gejala dehidrasi pada anak-anak, termasuk bayi, meliputi:
- Kehausan
- Mual
- Buang air kecil lebih jarang atau popok tidak basah selama lebih dari 3 jam
- Mulut kering
- Mata dan pipi cekung
- Kekurangan energi
- Tak ada air mata yang keluar saat menangis
- Elastisitas kulit menurun
Gejala dehidrasi pada orang dewasa hampir serupa dengan anak-anak, tapi ada yang lain, seperti:
- Kelelahan
- Pusing
- Urine berwarna gelap
Penyebab
Terdapat setidaknya tiga jenis patogen yang bisa memicu penyakit dengan gejala muntaber, yakni virus, bakteri, dan parasit. Jenis virus yang kerap menyebabkan muntaber antara lain norovirus dan rotavirus. Adapun bakteri yang bisa masuk ke tubuh dan membuat individu muntah-muntah dan berak-berak termasuk Salmonella, Escherichia coli, dan Campylobacter. Sedangkan jenis parasit yang dapat menyebabkan muntaber meliputi Giardia lamblia dan Cryptosporidium.
Baik virus, bakteri, maupun parasit itu bisa menjangkiti orang lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi. Sentuhan dengan permukaan benda yang terkontaminasi juga bisa memicu penularan. Begitu pula bila ada kontak langsung ataupun dengan tinja orang yang terinfeksi.
Selain ketiga patogen itu, muntaber bisa terjadi karena beberapa hal seperti:
- Keracunan makanan
- Mengonsumsi terlalu banyak makanan atau alkohol
- Penggunaan obat-obatan
- Kehamilan
- Stres dan kecemasan
Kondisi medis yang berkaitan dengan sistem pencernaan, seperti penyakit radang usus, sindrom iritasi usus, dan intoleransi makanan tertentu, juga dapat menyebabkan gejala muntaber.
Cara Dokter Mendiagnosis Â
Dokter bisa mendiagnosis penyakit yang disertai gejala muntaber dengan serangkaian pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan pasien serta tes diagnostik. Rinciannya:
- Dokter akan meminta pasien menjelaskan seputar gejala muntaber yang dialami, seperti seberapa sering, apakah disertai nyeri perut, dan bagaimana feses yang dikeluarkan. Selain itu, dokter akan menanyakan apakah ada gejala selain muntaber yang dialami.
- Dokter juga akan bertanya tentang riwayat perjalanan dan kontak dengan orang yang sakit serta makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelum gejala muncul.
- Setelah itu, dokter akan memeriksa kondisi fisik pasien untuk mengevaluasi tanda-tanda infeksi dan dehidrasi yang muncul sebagai komplikasi muntaber.
- Untuk mengidentifikasi penyebab muntaber dan sekaligus penyakit yang dialami, dokter akan meminta pasien menjalani tes laboratorium hingga tes darah sesuai dengan hasil pemeriksaan awal. Hasil tes ini biasanya sudah bisa digunakan untuk menegakkan diagnosis dan menentukan rencana penanganan yang tepat.
Cara Mengatasi
Secara umum, muntaber bisa ditangani sendiri di rumah. Kuncinya adalah banyak beristirahat dan minum air putih yang cukup serta larutan oralit atau minuman yang mengandung elektrolit guna mencegah dehidrasi. Kecukupan cairan dalam tubuh ini penting karena dehidrasi bisa berakibat fatal terutama pada anak balita.
Untuk mengatasi muntah-muntah dan diare serta gejala lain seperti pusing dan tidak enak badan, obat yang dijual di apotek bisa digunakan dengan membaca labelnya terlebih dahulu demi keamanan. Dokter juga dapat meresepkan obat yang sesuai guna meredakan gejala tersebut.
Selama masa penyembuhan, hindari makan makanan yang berat dan susah dicerna agar sistem pencernaan tak terlampau terbebani. Hindari pula makanan yang berlemak dan terlalu pedas agar gejala muntaber tak makin parah.
Komplikasi
Dalam beberapa kasus, muntaber bisa memicu komplikasi yang membahayakan terutama bagi anak-anak. Di antaranya:
- Dehidrasi yang bisa menyebabkan gangguan dan kerusakan pada sistem organ serta sel dan jaringan hingga kematian bila tak segera teratasi
- Gangguan keseimbangan elektrolit yang bisa mengganggu fungsi normal sistem tubuh
- Penyebaran infeksi ke seluruh tubuh
Pencegahan Muntaber
Cara utama untuk mencegah muntaber adalah menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Contohnya:
- Rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
- Menyimpan dan memasak makanan dengan baik dan benar, termasuk menghindari makanan mentah dan setengah matang yang bisa dihinggapi bakteri penyebab infeksi
- Menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit, terutama bila ada gejala muntaber
Kapan Harus ke Dokter?
Muntaber seringkali dapat sembuh sendiri tanpa perawatan dokter. Namun intervensi medis mungkin dibutuhkan bila muntaber tak kunjung reda atau makin parah dengan gejala seperti mulut sangat kering, produksi urine berkurang, demam tinggi, ada darah dalam tinja, dan nyeri perut yang intens. Bisa jadi itu tanda dehidrasi parah dan gejala infeksi serius yang memerlukan tindakan medis secepatnya, khususnya bagi anak-anak.
Narasumber:Â
Dokter Umum
Primaya Hospital Betang Pambelum
Referensi:
- Diarrhoeal disease. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diarrhoeal-disease. Diakses 1 Februari 2024
- Vomiting and Diarrhea. https://familydoctor.org/condition/vomiting-and-diarrhea/. Diakses 1 Februari 2024
- Digestive diseases. https://medlineplus.gov/ency/article/007447.htm. Diakses 1 Februari 2024
- Causes of vomiting and diarrhea. https://www.medicalnewstoday.com/articles/nausea#summary. Diakses 1 Februari 2024
- Diarrhoea and Vomiting Caused by Gastroenteritis: Diagnosis, Assessment and Management in Children Younger than 5 Years. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK63841/. Diakses 1 Februari 2024
- What Causes Concurring Vomiting and Diarrhea, and How Is It Treated?. https://www.healthline.com/health/diarrhea-and-vomiting. Diakses 1 Februari 2024
- Vomiting, Diarrhea, Constipation, and Gastroenteritis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7132768/. Diakses 1 Februari 2024
- Understanding Viral Gastroenteritis. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/understanding-viral-gastroenteritis. Diakses 1 Februari 2024
- Norovirus (vomiting bug). https://www.nhs.uk/conditions/norovirus/. Diakses 1 Februari 2024