Penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak kembali mewabah di Indonesia. Pada 1986, negeri ini sempat dinyatakan bebas dari penyakit yang mudah menular tersebut. Penyakit mulut dan kuku alias PMK kini menginfeksi belasan ribu ternak di sejumlah provinsi di Indonesia dan beberapa di antaranya mati. Mengingat banyaknya hewan ternak yang terinfeksi, tak mengherankan jika ada pertanyaan apakah penyakit mulut dan kuku bisa menular ke manusia.
Mengenal Penyakit Mulut dan Kuku
Penyakit mulut dan kuku adalah penyakit akibat virus yang sangat menular dan berat. Penyakit ini bisa menimbulkan kematian ternak ataupun hewan liar dalam jumlah besar. Hewan yang berisiko terkena penyakit ini adalah hewan berkuku belah, antara lain sapi, domba, unta, kerbau, kambing, babi, dan rusa. Di Indonesia, sapi adalah hewan yang paling banyak tertular.
Penyakit mulut dan kuku disebabkan oleh aphthovirus. Terdapat tujuh galur (strain) virus tersebut yang menjadi endemi di beberapa negara di seluruh dunia, yakni A, O, C, SAT1, SAT2, SAT3, dan Asia1. Infeksi virus ini menyebabkan demam tinggi, keluarnya air liur atau lendir berlebih, lepuhan pada mulut serta lubang hidung, dan luka pada kuku.
Meski PMK memiliki tingkat penularan yang tinggi, sebagian besar hewan yang terinfeksi dapat sembuh. Kematian lebih sering terjadi pada hewan berusia lebih muda. Namun hewan yang berhasil sembuh dari penyakit mulut dan kuku berisiko menjadi lebih lemah dan mudah sakit.
Dalam hal tingkat penularan, penyakit mulut dan kuku punya karakteristik yang mirip dengan Covid-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Kedua penyakit itu sama-sama sangat mudah menular. Makanya penanganan ternak yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku juga dengan karantina layaknya Covid-19.
Di wilayah yang terdapat penularan penyakit mulut dan kuku dilakukan penutupan akses keluar-masuk bagi hewan ternak. Tujuannya adalah mencegah penyakit menyebar ke daerah lain. Harus digarisbawahi bahwa karantina wilayah ini hanya berlaku bagi hewan yang terkena dampak, bukan manusia.
Sebab, risiko penularan penyakit mulut dan kuku pada manusia sangat minimum. Belum ada laporan pemilik ternak yang tertular penyakit mulut dan kuku yang diderita hewan ternaknya. Penyakit ini pun berbeda dengan penyakit tangan, kaki, dan mulut (hand, foot, and mouth disease) yang bisa menyerang manusia. Penyakit tangan, kaki, dan mulut alias flu Singapura pada manusia memiliki gejala antara lain berupa demam, ruam kemerahan di kulit, dan sariawan.
Daging hewan ternak yang terkena penyakit mulut dan kuku masih dapat dikonsumsi. Hanya bagian mulut, lidah, jeroan, dan kaki yang tak layak dikonsumsi. Manusia yang memakan daging ternak yang terkena PMK tidak akan tertular penyakit yang sama. Tapi cara memasak harus diperhatikan, pastikan daging sudah dicuci bersih dan dimasak hingga matang.
Cara Penularan Penyakit Mulut dan Kuku
Penyakit mulut dan kuku terjadi karena penularan aphthovirus yang berasal dari keluarga picornaviridae. Penularan aphthovirus diketahui tidak berlangsung di kalangan manusia. Namun, dari keluarga picornaviridae, ada rhinovirus yang dapat menulari manusia. Infeksi rhinovirus menyebabkan penyakit flu biasa. Adapun penyakit tangan, kaki, dan mulut pada orang dewasa ataupun anak-anak disebabkan oleh infeksi coxsackievirus atau enterovirus.
Ada dua cara penularan penyakit mulut dan kuku yang utama pada hewan ternak, yakni kontak langsung dan tidak langsung. Rinciannya:
- Kontak dengan air ludah, leleran lendir, atau lepuhan pada hewan yang terinfeksi
- Sentuhan antarhewan
- Sentuhan hewan dengan benda yang terkontaminasi, misalnya peralatan ternak
- Virus terbawa manusia atau hewan lain
- Virus terbawa benda seperti mobil, baju, celana
- Virus terbawa angin
Virus penyebab penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak bisa bertahan hidup di air dan permukaan benda hingga satu bulan, tergantung kondisi cuaca. Meski tak didapati kasus PMK pada manusia, virusnya dapat hidup hingga 36 jam di dalam tenggorokan sehingga manusia bisa menjadi vektor alias perantara penularan penyakit ini.
Cara Mencegah Penyakit Mulut dan Kuku
Saat ini sudah tersedia vaksin untuk mencegah penyakit mulut dan kuku pada hewan. Di beberapa negara, vaksinasi penyakit mulut dan kuku rutin dilakukan pada ternak yang diperjualbelikan, terutama ke luar negeri. Pencegahan juga bisa dilakukan dengan menyemprotkan disinfektan ke benda di sekitar ternak.
Selain itu, benda-benda itu harus rutin dibersihkan dengan air. Misalnya kandang, tempat makan ternak, sepatu pemilik ternak, dan kendaraan pengangkut ternak. Meski penyakit mulut dan kuku tak terbukti dapat menular ke manusia, langkah pencegahan tetap diperlukan sebagai antisipasi. Khususnya untuk berjaga-jaga agar manusia tidak menjadi perantara penularan penyakit mulut dan kuku dan memperparah wabah.
Jika hendak mengonsumsi daging atau produk olahan lain seperti susu dari ternak yang terinfeksi, jangan lupa olah dengan benar. Sisihkan bagian yang terinfeksi seperti mulut dan kaki. Pengolahan secara benar daging dan produk olahan ternak yang hendak dikonsumsi juga bisa mencegah penyakit selain PMK yang dapat menjangkiti manusia.
Reviewed by
DR. dr. Rachmat Latief, Sp.PD, M.Kes, SubsPTI, FINASIM
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Primaya Hospital Makassar
Referensi:
- Mengenal Bahaya Penyakit Mulut dan Kuku. https://bogorkab.go.id/post/detail/mengenal-bahaya-penyakit-mulut-dan-kuku. Diakses 22 Mei 2022
- Foot and Mouth Disease Viruses. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780123744104004027. Diakses 22 Mei 2022
- Transmission of Foot and Mouth disease to humans visiting affected areas. https://www.ecdc.europa.eu/sites/default/files/media/en/publications/Publications/TER-RRA-Transmission-of-foot-and-mouth-to-humans-visiting-affected-areas.pdf. Diakses 22 Mei 2022
- Foot and mouth disease. https://www.oie.int/en/disease/foot-and-mouth-disease/. Diakses 22 Mei 2022
- Foot and mouth disease: the human consequences. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1119772/. Diakses 22 Mei 2022