Pembesaran kelenjar prostat jinak (benign prostatic hyperplasia/BPH) rentan terjadi pada pria seiring dengan bertambahnya usia. Akibat kondisi ini, aliran urine bisa melemah atau tidak lancar. Dalam kasus tertentu, bisa terjadi infeksi, batu ginjal, dan penurunan fungsi ginjal yang membahayakan. Karena itu, diperlukan penanganan medis yang sesuai, antara lain TURP (transurethral resection of prostate).
Mengenal TURP
TURP (transurethral resection of prostate) adalah prosedur bedah yang lazim dilakukan untuk mengatasi kondisi pembesaran kelenjar prostat atau hiperplasia prostat jinak. Dalam prosedur ini, sebagian kelenjar prostat diangkat melalui operasi. Kelenjar prostat berada di bawah kandung kemih dan melingkupi saluran yang membawa urine keluar dari tubuh (uretra).
Operasi TURPย tidak memerlukan sayatan apa pun karena kelenjar prostat diangkat lewat lubang penis. Dokter menggunakan alat medis yang disebut resektoskop, yakni instrumen bedah kecil yang dilengkapi kamera untuk melihat dan memotong sebagian besar prostat yang membesar. Dalam prosedur ini, pasien mendapat anestesi sehingga tak merasakan nyeri ketika alat dimasukkan melalui penis.
Menurut laman Johns Hopkins Medicine, kadang TURP (transurethral resection of prostate) dilakukan hanya untuk mengendalikan gejala, bukan menyembuhkan penyakit. Misalnya ketika seseorang mengalami kesulitan buang air kecil karena kanker prostat tapi operasi pengangkatan prostat tak bisa dilakukan, maka TURP bisa menjadi pilihan.
Siapa Saja yang Memerlukan TURP
Umumnya TURP dilakukan pada pria yang mengalami gejala pembesaran kelenjar prostat yang berat dan penanganan medis lain tak efektif. Seseorang mungkin memerlukan TURP jika mengalami beberapa gejala berikut ini:
- Kesulitan buang air kecil karena saluran uretra mengalami penyempitan
- Sering merasa hendak buang air kecil, khususnya pada malam
- Nyeri atau tidak nyaman ketika buang air kecil
- Kesulitan menahan urine atau inkontinensia
- Mengalami infeksi saluran kemih berulang
Sebelum TURP direkomendasikan, biasanya dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan dan evaluasi, termasuk pemeriksaan fisik, pemeriksaan prostat, uroflowmetry untuk mengukur aliran urine, serta evaluasi gejala dan riwayat kesehatan secara keseluruhan.
Kapan Seseorang Memerlukan TURP
Tidak semua pria yang mengalami pembesaran prostat memerlukan TURP . Keputusan tentang jenis perawatan yang tepat bergantung pada berbagai faktor, seperti ukuran prostat, tingkat gejala, dan kondisi kesehatan umum pasien.
Beberapa kriteria umum yang mungkin digunakan dalam menentukan kapan TURP diperlukan termasuk:
- Gejala yang berat hingga mempengaruhi kualitas hidup pasien
- Penanganan medis konservatif, seperti pemberian obat-obatan dan perubahan gaya hidup, tidak membuahkan hasil yang diharapkan
- Ukuran prostat membesar secara signifikan
- Ginjal mengalami kerusakan
- Mengalami infeksi saluran kemih berulang
- Kondisi kesehatan pasien secara umum mendukung untuk dilakukan TURP
Manfaat/Tujuan
Tujuan utama dokter melakukan TURP adalah mengatasi gejala yang disebabkan oleh pembesaran prostat jinak. Adapun manfaat dari prosedur ini mencakup:
- Meningkatkan aliran urine dengan dibukanya saluran uretra
- Mencegah komplikasi seperti kerusakan ginjal dan masalah uretra yang lebih serius
- Membantu memulihkan fungsi kandung kemih
- Meningkatkan kualitas hidup pasien sehingga lebih nyaman dalam melakukan kegiatan sehari-hari
- Menghindari penggunaan obat-obatan dalam jangka panjang yang berisiko mendatangkan efek samping yang membahayakan
Persiapan Sebelum Menjalani TURP
Persiapan menjalani TURP umumnya dimulai sehari sebelum prosedur berlangsung. Pasien biasanya diminta berpuasa makan/minum selama 6 jam sebelum operasi. Bergantung pada hasil penilaian sebelum prosedur.
Pasien mesti memberi tahu dokter mengenai obat-obatan dan suplemen yang sedang dikonsumsi serta alergi yang dimiliki kepada dokter. Biasanya dokter akan meminta pasien menghentikan konsumsi obat pengencer darah atau obat lain yang bisa meningkatkan risiko komplikasi.
Prosedur dan Pelaksanaan
Sebelum menjalani prosedur TURP, pasien harus mengosongkan kandung kemih dulu dengan buang air kecil. Setelah itu, pasien berganti pakaian dengan gaun khusus dari rumah sakit dan bersiap di meja operasi dengan menggunakan sanggurdi untuk menahan kaki. Tahap berikutnya meliputi:
- Pemberian anestesi agar pasien tak sadarkan diri selama prosedur
- Pemasangan alat untuk memantau detak jantung, tekanan darah, kadar oksigen dalam darah, dan pernapasan
- Untuk membantu pernapasan, mungkin dokter akan memasang ventilator lewat mulut
- Dokter pertama-tama akan memeriksa uretra dan kandung kemih dengan endoskop lewat ujung penis
- Setelah itu, dokter memasukkan resektoskop lewat uretra yang digunakan untuk memotong sebagian jaringan prostat yang membesar atau menghalangi uretra
- Potongan prostat kemudian dikeluarkan lewat uretra melalui kandung kemih
- Resektoskop lalu diangkat dan dokter memasukkan kateter untuk mengeluarkan urine
Perawatan Pasca TURP
Seusai prosedur TURP , pasien akan dibawa ke ruang pemulihan guna menjalani pemantauan kondisi. Setelah kondisi stabil, pasien masuk ke kamar inap dan biasanya mesti menjalani rawat inap selama 1-3 hari. Namun ada juga kemungkinan pasien bisa pulang di hari yang sama.
Dokter akan memberi instruksi tentang perawatan kateter. Kateter biasanya akan diambil dalam satu hari hingga satu minggu setelah. Untuk mempercepat pemulihan dan menghindari komplikasi, pasien akan diminta menghindari aktivitas fisik yang melelahkan, termasuk berhubungan seksual, selama beberapa pekan.
Adakah Efek Samping Setelah TURP
TURP bisa menimbulkan efek samping layaknya prosedur bedah lain. Umumnya pasien akan merasa tidak enak badan dan kelelahan selama beberapa hari setelah pulang ke rumah. Selain itu, wajar jika pasien kesulitan buang air kecil dan ada darah dalam urine. Jika merasa khawatir terhadap kondisi pasca TURP, sebaiknya segera hubungi dokter untuk mendapat pemeriksaan.
TURP di Primaya Hospital
Dengan fasilitas medis terkini dan teknologi canggih, Primaya Hospital menyediakan layanan TURP yang prima. Tim medis yang berkompeten dan berpengalaman dalam melakukan prosedur TURP akan menjamin pasien mendapatkan layanan yang optimal sesuai dengan kebutuhan.
Narasumber:
dr Sandha Medika Permana, Sp. U
Spesialis Urologi
Primaya Hospital Bekasi Utara
Referensi:
- Transurethral Resection of the Prostate (TURP). https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatmenttests-and–therapies/transurethral–resection–of-the-prostate–turp. Diakses 13 November 2023
- Transurethral resection of the prostate (TURP) – for benign prostate disease. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/transurethral–resection–of–theprostate–turp–for–benign–prostate–disease. Diakses 13 November 2023
- How it’s performed-Transurethral resection of the prostate (TURP).
- https://www.nhs.uk/conditions/transurethral-resection-of-the-prostate-turp/what-happens/. Diakses 13 November 2023
- Transurethral Resection of the Prostate. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560884/. Diakses 13 November 2023
- Transurethral resection of the prostate provides more favorable clinical outcomes compared with conservative medical treatment in patients with urinary retention caused by benign prostatic obstruction. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29338688/. Diakses 13 November 2023
- Transurethral Resection of the Prostate for the Treatment of Lower Urinary Tract Symptoms Related to Benign Prostatic Hyperplasia: How Much Should Be Resected?.
- https://www.scielo.br/j/ibju/a/VZ9Dr3XvHtrYWRNMjfMvrZd/?format=pdf&lang=en. Diakses 13 November 2023