• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Penyakit yang Banyak Menyerang Balita Anda Perlu Waspada

penyakit balita

Tak dapat dimungkiri, anak balita rentan terserang berbagai penyakit dari yang ringan hingga serius. Penyakit seperti infeksi saluran pernapasan, diare, dan penyakit tropis seperti demam berdarah serta malaria masih menjadi penyebab utama kesakitan bahkan kematian pada balita di banyak negara. Karena itu, orang tua perlu membekali diri dengan pengetahuan yang memadai mengenai penyakit balita sehingga bisa lebih tenang dalam menghadapi gejala awal dan terutama mengetahui cara pencegahan yang efektif.

Mengenal Penyakit Balita

Balita atau anak berusia 1โ€“5 tahun adalah kelompok yang paling rentan terserang penyakit, terutama yang ditularkan lewat udara, makanan, dan lingkungan sekitar. Seperti dijelaskan Hokpins Medicine, sistem imun mereka belum sepenuhnya matang sehingga lebih mudah tertular penyakit dibanding anak yang lebih besar atau orang dewasa. Selain itu, interaksi sosial di lingkungan sekolah meningkatkan risiko penyebaran kuman

Menurut UNICEF, pneumonia, diare, dan malaria bertanggung jawab atas sekitar 30 persen kematian global anak di bawah usia 5 tahun pada 2019. Artikel ini akan membahas empat kelompok penyakit balita yang paling lazim meliputi:

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

ISPA yang mencakup flu, batuk-pilek biasa, radang tenggorokan, hingga pneumonia tercatat sebagai penyebab utama penyakit dan kematian pada anak berusia di bawah 5 tahun. Anak balita rata-rata mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahun.

Diare dan Gastroenteritis

Diare akut juga termasuk penyakit balita yang umum dan kerap menyebabkan kematian. Pemicunya antara lain rotavirus, bakteri Escherichia coli, atau sanitasi makanan yang buruk.

Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (HFMD)

Ini adalah penyakit virus umum yang sebagian besar menyerang anak di bawah 5 tahun. ย Sebagian besar anak yang mengalaminya bisa sembuh sendiri dengan perawatan minimal, tapi bisa juga memicu komplikasi yang lebih serius.

Campak

Meskipun sudah tersedia vaksin sebagai langkah pencegahan, campak tetap masuk daftar penyakit yang sering muncul dan menyerang balita, khususnya di wilayah dengan cakupan imunisasi rendah.

Asma dan Alergi

Balita yang memiliki riwayat keluarga dengan alergi lebih mudah mengalami asma dan alergi. Penyakit kronis ini memerlukan penanganan secara berkelanjutan untuk mencegah gejala yang membahayakan.

Infeksi Telinga (Otitis Media)

Infeksi telinga tengah cukup umum terjadi, terutama setelah anak mengalami flu atau pilek. Penyakit balita ini ditandai dengan rasa sakit di dalam telinga dan adanya cairan yang keluar dari telinga.

Gejala Penyakit Balita yang Perlu Diwaspadai

Setiap penyakit memiliki ciri khas, tapi gejala umum yang sering muncul dari penyakit balita antara lain:

  • Demam: biasanya menjadi tanda utama adanya infeksi. Demam hingga lebih dari 38 derajat Celsius memerlukan perhatian lebih lanjut.
  • Batuk dan pilek: bisa jadi menandakan flu biasa, tapi bisa juga pneumonia.
  • Diare dan muntah: gejala umum infeksi gastrointestinal. Jika disertai dehidrasi, harus segera ditangani.
  • Ruam pada kulit: sering muncul pada campak, alergi, atau penyakit tangan, kaki, dan mulut.
  • Sesak napas atau napas cepat: gejala pneumonia atau asma yang mesti diperhatikan.
  • Nyeri telinga atau keluar cairan dari telinga: tanda otitis media.
  • Anak tampak lemas, kurang nafsu makan, atau dehidrasi: sinyal bahaya yang menandakan anak memerlukan perhatian medis segera.
Baca Juga:  Mitos dan Fakta Imunisasi Anak Wajib Bunda Tahu

Pada bayi atau balita yang belum bisa berbicara, gejala yang umum adalah rewel dan tidak mau makan serta sulit tidur. Orang tua perlu memahami tanda-tanda ini agar bisa melakukan tindakan sedini mungkin.

Penyebab Penyakit Balita

Penyakit balita sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan kerentanan mereka, seperti:

Sistem Kekebalan Tubuh yang Belum Matang

Anak usia kurang dari 5 tahun masih dalam tahap pematangan sistem imun. Inilah sebabnya mereka lebih mudah sakit dibanding orang dewasa. Interaksi di sekolah atau tempat penitipan anak juga meningkatkan risiko infeksi.

Paparan Lingkungan

Polusi udara rumah tangga, seperti asap rokok, hingga asap kendaraan bermotor terbukti meningkatkan risiko ISPA.

Faktor Sosial-Ekonomi

Keterbatasan akses air bersih dan sanitasi memperbesar risiko diare. Anak-anak yang kurang gizi lebih rentan terhadap diare.

Kurangnya Vaksinasi

Anak yang tidak mendapat imunisasi lengkap lebih rentan terkena penyakit seperti campak, polio, atau pertusis.

Genetik

Anak yang punya riwayat alergi atau asma dalam keluarga lebih mungkin mengalami penyakit yang sama.

Cara Dokter Mendiagnosis Penyakit Balita

Untuk mendiagnosis penyakit balita, biasanya dokter menerapkan kombinasi wawancara medis (anamnesis), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti tes laboratorium. Rinciannya:

  • Anamnesis: dokter akan menanyakan riwayat gejala, durasi sakit, riwayat imunisasi, hingga kondisi lingkungan rumah/sekolah.
  • Pemeriksaan fisik: pengecekan suhu tubuh, pernapasan, denyut jantung, kulit, mulut, serta telinga.
  • Pemeriksaan penunjang:
  • Tes darah untuk infeksi.
  • Foto rontgen dada untuk pneumonia.
  • Tes antigen/reverse transcription-polymerase chain reaction(RT-PCR) untuk virus seperti influenza atau rotavirus.
  • Pemeriksaan tinja untuk diare.

Cara Mengatasi Penyakit Balita

Penanganan penyakit balita bergantung pada penyebabnya. Fokus utamanya adalah mengurangi gejala, mencegah komplikasi, dan meningkatkan daya tahan tubuh anak. Berikut ini contohnya:

Infeksi Saluran Pernapasan

  • Flu biasa: mengistirahatkan anak, memastikan anak mendapat asupan cairan yang cukup, memberi obat penurun panas bila perlu.
  • Pneumonia: memberikan antibiotik bila pemicunya bakteri dan rawat inap jika gejalanya berat.

Penggunaan humidifierย di ruangan dapat membantu meredakan hidung tersumbat dan batuk.

Diare

Fokus utamanya adalah rehidrasi dengan oralit. Antibiotik diberikan hanya bila ada bukti penyebabnya adalah bakteri dan atas anjuran dokter. Untuk mempercepat pemulihan, anak bisa diberi suplemen zinc.

Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut

Tidak ada pengobatan spesifik karena biasanya sembuh sendiri dalam 7-10 hari. Penanganan berfokus pada upaya meredakan gejala, misalnya menggunakan obat pereda nyeri dan demam serta konsumsi makanan lunak dan dingin untuk mengatasi nyeri saat makan akibat lepuhan di mulut.

Campak

Hanya perlu perawatan suportif, seperti istirahat yang cukup dan memastikan anak tak mengalami dehidrasi. Suplemen vitamin A dapat dikonsumsi untuk menurunkan risiko komplikasi.

Asma dan Alergi

Penggunaan obat pereda (reliever) dan obat pengendali (controller) setiap hari untuk mengurangi gejala dan mencegah serangan terjadi.

Baca Juga:  Penyakit Hirschsprung: Masalah Gangguan Pencernaan pada Anak

Otitis Media

Pengobatan antibiotik bila dipicu infeksi bakteri. Penggunaan obat untuk meredakan nyeri dan demam.

Komplikasi yang Bisa Timbul

Jika tidak cepat ditangani, beberapa jenis penyakit balita bisa berujung komplikasi serius dan membahayakan nyawa. Di antaranya:

  • Pneumonia berat:gagal napas, sepsisย (peradangan di seluruh tubuh yang bisa memicu kerusakan organ dan jaringan.
  • Diare berkepanjangan: dehidrasi berat, gangguan tumbuh kembang.
  • Campak: ensefalitis(peradangan jaringan otak), kebutaan akibat kerusakan kornea.
  • Penyakit tangan, kaki, dan mulut: meningitis virus (peradangan serius pada selaput pelindung otak dan sumsum tulang belakang)
  • Alergi atau asma: eksaserbasi akut atau pemburukan gejala seperti sesak napas, batuk, serta dahak yang lebih banyak dan kental.
  • Otitis media kronis: gangguan pendengaran permanen.

Pencegahan Penyakit Balita

Pencegahan adalah kunci untuk menjaga balita tetap sehat. Upaya pencegahan penyakit balita meliputi:

  • Imunisasi lengkap: memberikan vaksin sesuai jadwal sangat melindungi dari campak, polio, pertusis, hingga pneumokokus.
  • Nutrisi seimbang: pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif 6 bulan pertama terbukti menurunkan risiko diare dan pneumonia. Nutrisi seimbang dapat memperkuat daya tahan tubuh.
  • Kebersihan dan sanitasi: pastikan mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, terutama sebelum menyentuh anak. Pastikan pula ada akses air bersih dan kebersihan makanan/minuman yang dikonsumsi.
  • Perbaikan perilaku dan lingkungan: hindari asap rokok dan polusi lain, pastikan rumah memiliki ventilasi yang memadai, hindari kontak erat dengan orang yang sedang sakit, pastikan sekolah/tempat penitipan anak punya protokol kesehatan yang ketat.

Kapan Harus ke Dokter?

Meskipun banyak penyakit balita dapat ditangani di rumah, ada tanda-tanda bahaya yang mengindikasikan perlunya perhatian medis segera terutama pada bayi. Di antaranya:

  • Kesulitan bernapas
  • Bibir kebiruan
  • Tanda dehidrasi (jarang buang air kecil, tak ada air mata saat menangis, mulut kering, sangat rewel, lemas)
  • Demam di atas 39 derajat Celsius
  • Ruam yang menyebar cepat
  • Muntah terus
  • Diare berdarah/berlendir

Bila ada tanda-tanda itu, segera bawa anak ke unit gawat darurat untuk mendapat penanganan medis secepatnya.

Narasumber:

dr. Noor Anggrainy Retnowati, Sp. A

Spesialis Anak

Primaya Hospital Karawang

 

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Sahabat Sehat Primaya

Select an available coupon below