
Apabila buah hati Anda akhir-akhir ini setiap kali makan mengalami muntah-muntah, maka hal tersebut bisa menjadi gejala dari stenosis pilorus. Penyakit ini kerap terjadi pada bayi di bulan-bulan pertama kelahiran. Oleh karena itu, sebagai orang tua tentunya Anda harus memahami dengan baik keluhannya sehingga bisa segera memeriksakannya ke dokter.
Walau demikian, kondisi ini dapat terjadi pada usia dewasa walau jarang terjadi. Lalu, apa penanganannya untuk stenosis pilorus ini? Yuk cari tahu info lengkapnya dalam artikel berikut!
Apa Itu Stenosis Pilorus?
Stenosis pilorus yaitu kondisi ketika pilorus mengalami penyempitan akibat penebalan otot-ototnya. Akibatnya, makanan sulit masuk menuju usus halus dan justru dikeluarkan kembali dengan muntah-muntah.
Pilorus sendiri yaitu katup otot yang menghubungkan antara lambung dan usus halus (khususnya duodenum atau usus dua belas jari). Fungsinya yaitu untuk menahan makanan, asam, cairan, cairan, atau zat lainnya sebelum dicerna lebih lanjut ke usus halus.
Penebalan pada pilorus ini dapat berukuran begitu besar sehingga benar-benar menutup jalur dari lambung menuju usus halus. Kondisi ini kerap terjadi pada bayi usia 3 bulan ke bawah dan tergolong sebagai penyakit langka karena hanya terjadi dalam rasio 2:1000 bayi.
Karena makanan, cairan, dan zat lain tidak dapat masuk ke usus halus secara optimal, maka pertumbuhan dan perkembangan bayi akan terhambat. Bahkan, dalam kasus yang parah dapat membuat bayi dehidrasi yang membahayakan nyawa.
Oleh karena itu, sebagai orang tua Anda harus secara jeli melihat kondisi buah hati Anda. Bila menunjukkan gejala stenosis pilorus, maka segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan perawatan seoptimal mungkin
Nama | Stenosis Pilorus (pyloric stenosis) |
Gejalaย Utama | Muntahย setiapย kaliย makan,ย dehidrasi,ย konstipasiย atauย sembelit |
Dokterย Spesialis | Dokterย spesialisย anak |
Penyebabย Utama | Penebalanย pilorus,ย namunย penyebabย akanย halย ituย belumย diketahui |
Diagnosis | Wawancaraย medis,ย pemeriksaanย fisik,ย danย pemeriksaanย lanjutan |
Faktorย Risiko | Bayiย hinggaย usiaย 3ย bulan |
Pengobatan | Pembedahanย metodeย piloromiotomi |
Pencegahan | Belumย adaย pencegahanย khusus |
Komplikasi | Iritasiย lambung,ย penyakitย kuning,ย dehidrasi |
Faktor Risiko
Beberapa faktor menjadikan bayi lebih berisiko terkena pyloric stenosis dibandingkan dengan lainnya. Beberapa yang menyebabkannya yaitu:
- Jenis kelamin. Anak laki-laki berpotensi lebih besar terkena kondisi ini, khususnya pada ย anak pertama.
- Riwayat keluarga. Apabila ibu pernah mengalami kondisi ini, maka risiko menurunkannya ke anak berkisar antara 10 โ 20%.
- Ras. Kondisi ini cukup jarang terjadi terhadap orang Asia, lebih banyak terjadi pada orang Afrika Amerika dan Kaukasian dari Eropa Utara.
- Penggunaan botol susu. Para peneliti mengungkapkan bahwa penggunaan botol susu pada bayi di awal-awal kelahiran dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit ini hingga 4x lipat.
- Kelahiran prematur. Bayi yang lahir prematur akan lebih sering mengidap kondisi ini.
- Ibu hamil merokok. Merokok saat masa kehamilan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kondisi ini hingga 2x lipat.
- Minum antibiotik saat hamil. Ketika hamil tua lalu minum antibiotik seperti halnya eritromisin berpotensi menyebabkan bayi terkena kondisi ini.
Penyebab Stenosis Pilorus
Penyebab pasti terjadi stenosis pilorus belum pasti. Namun yang jelas kondisi ini terjadi karena penebalan otot pada area pilorus yang begitu besar sampai memblokir jalannya makanan. Faktor genetik maupun lingkungan diduga menjadi penyebab utamanya.
Gejala Stenosis Pilorus
Mengacu pada situs Mayoclinic, bahwa stenosis pilorus umumnya akan muncul ketika bayi berusia 3 โ 6 minggu semenjak kelahirannya. Beberapa gejala yang dapat muncul yaitu meliputi:
- Bayi muntah hingga menyemprotkan makanan.
- Bayi lapar dan haus terus menerus karena sering muntah.
- Perut bagian atas berkontraksi seperti gelombang.
- Konstipasi atau sembelit karena tidak ada makanan yang dicerna.
- Terdapat darah di muntahan (jarang terjadi).
Cara Dokter Mendiagnosis
Selain dengan wawancara medis terhadap orang tua sekaligus pemeriksaan fisik, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan sebagai berikut:
- Tes darah.
- USG perut.
- Foto rontgen.
Pencegahan Stenosis Pilorus
Belum ada metode pencegahan yang pasti untuk kondisi ini. Namun, Anda sebagai orang tua dapat melakukan beberapa hal berikut:
- Hentikan merokok ย selama kehamilan.
- Berikan bayi ASI eksklusif di awal 6 bulan.
- Pastikan untuk kontrol rutin kehamilan.
- Hindari obat-obatan tanpa resep selama kehamilan.
- Jangan berikan antibiotik kepada bayi di awal kelahiran.
Pengobatan Stenosis Pilorus
Pengobatan terhadap kondisi ini umumnya melalui pembedahan metode operasi pyloromyotomy. Metode yang dipakai yaitu teknik laparoskopi sehingga pemulihan lebih cepat.
Komplikasi
Kondisi ini harus mendapatkan penanganan sedini mungkin guna terhindar dari beragam jenis komplikasi seperti halnya:
- Penyakit kuning.
- Dehidrasi
- Iritasi lambung.
- Gangguan tumbuh kembang.
Kapan Harus ke Dokter?
Walau tergolong penyakit langka, namun stenosis pilorus tergolong sebagai penyakit serius. Oleh karena itu, lakukan pemeriksaan secepat mungkin ke dokter spesialis anak, khususnya bila mengalami kondisi seperti berikut ini:
- Anak rewel dan mudah menangis.
- Terlihat kurang aktif dan lemas.
- Muntah setiap kali makan.
- Barat badan yang terus menurun.
- Jarang sekali buang air kecil.
- Jumlah buang air besar sedikit.
- Bayi mudah mengantuk.
Narasumber:
Spesialis Bedah Anak
Primaya Hospital Tangerang