• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Penyakit Homosistinuria: Gangguan Metabolisme dengan Komplikasi Serius

Homosistinuria

Penyakit Homosistinuria adalah kelainan metabolik langka yang disebabkan oleh gangguan pemecahan asam amino homosistein dalam tubuh. Kelainan ini diturunkan secara autosomal resesif dan dapat menyebabkan penumpukan homosistein dalam darah serta berbagai komplikasi. Gejala biasanya muncul pada masa kanak-kanak, meliputi gangguan penglihatan, kelainan rangka, dan peningkatan risiko trombosis.

Mengenal Penyakit Homosistinuria

Penyakit Homosistinuria adalah kelainan metabolik bawaan yang memengaruhi pemecahan asam amino homosistein. Penyakit ini bersifat genetik. Kelainan ini disebabkan oleh defisiensi enzim cystathionine beta-synthase (CBS). Enzim ini berperan dalam metabolisme homosistein menjadi sistein.

buat jani dokter primaya

Tanpa enzim CBS yang cukup, homosistein menumpuk dalam darah dan urine. Hal ini menyebabkan kerusakan jaringan dan komplikasi kesehatan. Penyakit Homosistinuria diwariskan secara autosomal resesif. Anak harus mewarisi dua salinan gen cacat dari kedua orang tua.

Gejala Penyakit Homosistinuria

Gejala Penyakit Homosistinuria bervariasi tergantung tingkat keparahan. Biasanya muncul pada masa kanak-kanak dan dapat berkembang seiring waktu.

  • Gangguan penglihatan (dislokasi lensa)
  • Tulang panjang yang berlebihan (marfanoid)
  • Kelemahan otot (hipotonia)
  • Skoliosis atau kelainan bentuk tulang belakang
  • Gangguan pembekuan darah (trombosis)
  • Keterbelakangan mental atau penurunan kecerdasan
  • Kejang-kejang
  • Peningkatan homosistein dalam darah dan urine
  • Masalah jantung (penyakit arteri koroner)
  • Osteoporosis pada usia muda

Penyebab Penyakit Homosistinuria

Penyakit Homosistinuria disebabkan oleh gangguan metabolisme asam amino homosistein. Gangguan ini terjadi akibat mutasi genetik pada enzim tertentu.

1. Mutasi pada Gen CBS

Mutasi pada gen CBS merupakan penyebab utama Homosistinuria. Gen CBS mengkode enzim cystathionine beta-synthase yang penting dalam metabolisme homosistein. Enzim CBS mengubah homosistein menjadi sistein. Jika gen ini bermutasi, produksi enzim menurun atau tidak berfungsi sama sekali. Tanpa enzim CBS, homosistein menumpuk dalam darah dan urine. Hal ini menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan jaringan ikat. Mutasi gen CBS diturunkan secara autosomal resesif. Anak harus menerima dua salinan gen cacat dari kedua orang tua.

2. Defisiensi Enzim Cystathionine Beta-Synthase

Enzim cystathionine beta-synthase bertanggung jawab menguraikan homosistein. Defisiensi enzim menyebabkan akumulasi homosistein dalam tubuh. Akumulasi ini meningkatkan risiko trombosis, kerusakan saraf, dan gangguan penglihatan. Penumpukan juga memengaruhi jaringan ikat dan tulang. Defisiensi enzim bisa parsial atau total. Pada kasus berat, gejala muncul sejak bayi dan dapat mengancam nyawa. Pemeriksaan enzim dapat mendeteksi kadar CBS dalam darah. Tes genetik membantu memastikan adanya mutasi pada gen tersebut.

3. Gangguan Metabolisme Asam Amino

Homosistinuria menyebabkan gangguan metabolisme asam amino sulfur. Tanpa enzim CBS, homosistein tidak dapat diubah menjadi sistein. Asam amino ini terus menumpuk di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan perubahan kimia dalam darah dan jaringan. Ketidakseimbangan ini mengganggu fungsi sel dan organ. Terutama pada otak, pembuluh darah, dan jaringan ikat. Gangguan metabolisme ini bersifat kronis dan progresif. Penanganan dini diperlukan untuk mengurangi risiko komplikasi.

4. Faktor Genetik Autosomal Resesif

Homosistinuria diwariskan secara autosomal resesif. Kedua orang tua harus menjadi pembawa gen cacat agar anak terkena penyakit. Orang tua yang membawa gen cacat biasanya tidak menunjukkan gejala. Namun, mereka dapat mewariskan mutasi gen ke anak. Risiko anak terkena penyakit adalah 25% jika kedua orang tua pembawa. Konsultasi genetik penting untuk mendeteksi risiko sebelum kehamilan. Skrining genetik membantu mengidentifikasi pasangan berisiko. Edukasi genetik juga diperlukan bagi keluarga dengan riwayat penyakit.

Baca Juga:  Buah untuk Menurunkan Darah Tinggi

Cara Dokter Diagnosis Penyakit Homosistinuria

Dokter melakukan diagnosis Homosistinuria melalui pemeriksaan fisik dan riwayat keluarga. Gejala klinis menjadi petunjuk awal deteksi penyakit. Tes darah dilakukan untuk mengukur kadar homosistein dan metionin. Peningkatan kadar menunjukkan adanya gangguan metabolisme. Selain itu, tes urine dilakukan untuk mendeteksi homosistein berlebih. Analisis urine membantu memastikan diagnosis secara biokimia. Tes genetik dilakukan untuk mendeteksi mutasi pada gen CBS. Hasil positif memperkuat diagnosis dan membantu perencanaan terapi.

Cara Mengobati Penyakit Homosistinuria

Pengobatan Penyakit Homosistinuria bertujuan mengurangi kadar homosistein dalam darah. Terapi dilakukan secara multidisiplin dan berfokus pada manajemen gejala.

1. Terapi Suplemen Vitamin B6

Vitamin B6 (piridoksin) digunakan pada kasus yang responsif terhadap terapi. Vitamin ini membantu meningkatkan aktivitas enzim CBS. Pada beberapa penderita, suplementasi B6 dapat menurunkan kadar homosistein. Dosis disesuaikan dengan respons tubuh pasien. Dokter akan melakukan tes respon vitamin B6. Jika efektif, kadar homosistein akan turun secara signifikan dalam waktu singkat. Pemantauan rutin kadar homosistein tetap diperlukan. Terapi ini tidak efektif pada semua penderita, terutama jika mutasi genetik berat.

2. Terapi Suplemen Folat dan Vitamin B12

Folat dan Vitamin B12 membantu mengurangi homosistein dalam darah. Suplemen ini diberikan sebagai tambahan pada terapi utama. Folat bekerja dengan meningkatkan konversi homosistein menjadi metionin. Ini membantu mengurangi toksisitas homosistein. Vitamin B12 mendukung metabolisme asam amino dan kesehatan saraf. Kombinasi folat dan B12 memberikan efek sinergis. Dokter akan memantau kadar folat dan B12 secara berkala. Penyesuaian dosis dilakukan berdasarkan kondisi klinis pasien.

3. Diet Rendah Metionin

Pasien dianjurkan menjalani diet rendah metionin. Tujuannya untuk mengurangi asupan asam amino yang dapat meningkatkan homosistein. Makanan tinggi protein, terutama daging dan susu, dibatasi. Penggantian protein dilakukan dengan formula medis khusus. Diet dilakukan di bawah pengawasan ahli gizi. Pemantauan kadar asam amino dilakukan untuk menghindari defisiensi nutrisi. Pasien juga memerlukan suplemen asam amino esensial lainnya. Ini penting untuk menjaga keseimbangan nutrisi tubuh.

Baca Juga:  Ciri-Ciri Penyakit Liver, Kenali Sebelum Terlambat

4. Obat Penurun Homosistein

Obat betain digunakan untuk membantu menurunkan kadar homosistein. Betain bekerja dengan mengubah homosistein menjadi metionin. Dosis betain ditentukan berdasarkan berat badan dan kadar homosistein awal. Dokter akan memantau respons terapi secara teratur. Penggunaan betain umumnya aman, tetapi efek samping seperti gangguan pencernaan dapat terjadi. Pemantauan rutin diperlukan. Terapi obat dikombinasikan dengan suplemen vitamin dan diet rendah metionin. Pendekatan ini lebih efektif dalam menurunkan risiko komplikasi.

Komplikasi Penyakit Homosistinuria

Penyakit Homosistinuria dapat menyebabkan komplikasi serius pada sistem kardiovaskular. Risiko trombosis meningkat akibat penumpukan homosistein. Selain itu, komplikasi pada mata sering terjadi, seperti dislokasi lensa. Hal ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan permanen. Gangguan pada sistem muskuloskeletal juga muncul, termasuk skoliosis dan deformitas tulang panjang. Penderita sering memiliki postur tubuh marfanoid. Komplikasi neurologis meliputi keterbelakangan mental dan kejang. Penderita dapat mengalami gangguan kognitif dan penurunan fungsi intelektual.

Pencegahan Penyakit Homosistinuria

Sayangnya, Penyakit Homosistinuria tidak dapat dicegah karena bersifat genetik. Namun, beberapa langkah dapat membantu deteksi dini.

  • Pemeriksaan genetik pada pasangan dengan riwayat penyakit
  • Konsultasi genetik sebelum merencanakan kehamilan
  • Skrining neonatal pada bayi baru lahir
  • Deteksi dini kadar homosistein dalam darah
  • Edukasi keluarga terkait risiko genetik
  • Pemantauan perkembangan anak secara rutin
  • Diet rendah metionin sejak diagnosis dini

Kapan Harus ke Dokter

Segera periksakan anak jika mengalami gangguan penglihatan tiba-tiba. Terutama jika lensa mata tampak bergeser atau kabur. Jika muncul gejala seperti kejang, lemah otot, atau gangguan koordinasi, segera konsultasikan ke dokter spesialis metabolik. Selain itu, jika ada riwayat keluarga dengan Homosistinuria, lakukan skrining genetik sebelum merencanakan kehamilan. Deteksi dini sangat penting.

Narasumber:

dr. Rosatya Imanuela, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam

Primaya Hospital Betang Pambelum

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Sahabat Sehat Primaya

Select an available coupon below