• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Transient Ischemic Attack (TIA): Stroke Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

Transient Ischemic Attack

Meskipun kerap disebut sebagai mini stroke, namun Transient Ischemic Attackย (TIA) ini tidak boleh diabaikan. Kondisi tersebut memang hanya terjadi sementara dan singkat karena aliran darah ke otak terhambat. Namun, hal ini perlu diwaspadai dan segera konsultasikan ke dokter.

Apa Itu Transient Ischemic Attack (TIA)?

Menurut artikel yang ditulis Panuganti dalam National Institute of Health (NIH), TIA adalah kondisi darurat medis. Kondisi tersebut terjadi ketika aliran darah ke otak, sumsum tulang belakang, atau retina terhambat sementara. Akibatnya ada gejala gangguan saraf sementara dan singkat.

Intinya, TIA ini kondisi ketika saraf pusat kekurangan oksigen. Penyebabnya karena adanya sumbatan oleh butir-butir kecil atau trombus seperti lemak, kolesterol, dan gumpalan darah. Namun setelah beberapa saat, trombus ini akan larut dan gejala TIA akan menghilang.

Meskipun demikian, orang yang pernah mengalami TIA memiliki risiko tinggi terkena serangan jantung dan stroke. Oleh karena itu, kondisi ini perlu ditangani dengan cepat dan tepat. Karena 20% pengidap TIA memiliki risiko stroke setelah TIAย pada tahun berikutnya.

Apa Saja Gejala TIA?

Untuk mengetahui bagaimana Transient Ischemic Attackย (TIA) ini muncul, gejalanya adalah ketika ada bagian tubuh yang tiba tiba melemah, dapat disertai dengan rasa bingung dan pusing. 70% dari kasus TIA rata-rata akan hilang gejalanya dalam 10 menit.

Gejala yang muncul biasanya serupa dengan gejala yang dialami oleh pengidap stroke. ย Berikut adalah beberapa tanda dan gejala yang dapat muncul:

  • Tekanan darah meningkat secara mendadak
  • Salah satu sisi mulut dan wajah terlihat turun
  • Mengalami kelemahan otot secara tiba-tiba
  • Mati rasa pada bagian tangan atau kaki
  • Mengalami kelelahan secara tiba-tiba
  • Cara bicara menjadi kacau atau tidak jelas
  • Merasakan pusing dan linglung atau bingung
  • Lengan atau kaki mengalami kelumpuhan dan biasanya sulit untuk diangkat
  • Mengalami kesulitan untuk menelan
  • Mengalami kehilangan keseimbangan atau koordinasi tubuh
  • Pandangan menjadi ganda atau diplopia
  • Pandangan menjadi kabur atau hingga mengalami kebutaan
  • Kesulitan untuk memahami kata-kata orang lain

Jika kondisi tersebut terjadi, maka segera lakukan konsultasi dan pemeriksaan ke dokter. Meskipun hilang dalam waktu singkat, namun kondisi ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Gejala ini bisa mengindikasikan adanya risiko stroke di kemudian hari.

Apa Perbedaan TIA dan Stroke?

Hal utama yang membedakan antara TIA dan stroke adalah durasi dari gejala dan kerusakan otak yang terjadi. Meskipun gejalanya memang serupa, namun TIA tidak menyebabkan kerusakan permanen. Sedangkan stroke menyebabkan kerusakan permanen dan dalam waktu lama.

  • Perbedaan dari penyebabnya, TIA disebabkan karena sumbatan pembuluh darah otak yang sifatnya sementara. Sedangkan stroke terjadi karena sumbatan atau bahkan pecahnya pembuluh darah yang sifatnya permanen.
  • Durasi TIA berlangsung singkat, biasanya hanya beberapa menit hingga jam saja dan akan pulih dalam kurang dari 24 jam. Sedangkan stroke gejalanya berlangsung lebih dari 24 jam dan kerap menyebabkan kerusakan jangka panjang.
  • TIA tidak menyebabkan kerusakan otak yang permanen, biasanya dibuktikan dengan dilakukan CT Scan atau MRI. Sedangkan stroke bisa menyebabkan kerusakan permanen pada sel-sel otak yang kekurangan oksigen dan nutrisi.
  • Gejala TIA dan stroke hampir sama, seperti kelumpuhan, mati rasa pada satu sisi tubuh, kesulitan bicara, gangguan penglihatan, dan lainnya. Bedanya, TIA hanya terjadi sementara sedangkan stroke terjadi secara menetap dan lebih parah.
  • Dari segi risiko, TIA memang hanya stroke ringan, namun itu adalah peringatan bahwa Anda berisiko tinggi mengalami stroke di kemudian hari. Sedangkan risiko stroke adalah kecacatan parah atau permanen hingga kematian.
Baca Juga:  Terapi Kognitif: Meningkatkan Daya Ingat pada Demensia

Bagaimana Cara Dokter Mendiagnosis TIA?

Ketika seseorang mengalami gejala TIA, dokter akan melakukan diagnosis dengan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik. Mulai dari pemeriksaan tanda-tanda vital seperti denyut jantung, frekuensi pernapasan, suhu tubuh, dan tekanan darah pada pasien.

Kemudian, dokter juga akan melakukan pemeriksaan saraf ย pada pasien. Pemeriksaan saraf terdiri dari pemeriksaan gerakan tubuh, gerakan mata, hingga ucapan dan bahasa. Diperiksa juga gerakan refleks pasien hingga sistem sensorik pada tubuh.

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan seperti ย USG karotis, CT Scan pada kepala, MRI, dan arteriografi. Jika diperlukan, dokter juga akan melakukan kateterisasi pembuluh darah otak pada kondisi TIA tertentu.

Setelah dokter menyatakan bahwa pasien mengalami TIA atau stroke ringan, maka dokter akan segera memberikan penanganan. Terapi yang diberikan difokuskan untuk meningkatkan aliran darah ke otak. Terapinya akan disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan pasien.

Bagaimana Penanganan Stroke Ringan?

Setelah dokter menyatakan bahwa pasien mengalami TIA atau stroke ringan, maka dokter akan segera memberikan penanganan. Terapi yang diberikan difokuskan untuk meningkatkan aliran darah ke otak. Terapinya akan disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan pasien.

Pertama, terapi dilakukan dengan perubahan gaya hidup sehari-hari menjadi lebih sehat. Hal ini bertujuan untuk menghindari risiko terjadinya stroke di masa mendatang. Beberapa hal yang bisa dilakukan yaitu:

  • Konsumsi makanan yang rendah lemak, garam, gula, dan tinggi serat. Misalnya buah-buahan, sayur-sayuran, ikan, dan daging tanpa lemak.
  • Kurangi konsumsi makanan yang digoreng atau mengandung gula tinggi.
  • Olahraga secara rutin minimal 30 menit sehari.
  • Jika merokok, segera berhenti merokok.
  • Kurangi konsumsi minuman beralkohol.
  • Turunkan berat badan jika pasien mengalami obesitas.
  • Pastikan waktu tidur cukup, minimal 7 jam setiap malam.
  • Kelola stress dengan baik.

Kedua, dokter juga akan memberikan beberapa obat, seperti obat antiplatelet untuk mencegah trombosit saling menempel dan membuat darah menggumpal. Dapat diberikan juga obat antikoagulan, obat tekanan darah, dan obat statin sesuai dengan indikasi.

Baca Juga:  Definisi Nyeri, Penyebab, dan Pengobatan

Ketiga, ย dapat dilakukan prosedur neurointervensi bila diperlukan, dengan memasukkan selang kateter khusus ke bagian paha atau selangkangan untuk memperbaiki pembuluh darah yang bermasalah. Dokter akan menghancurkan sumbatan pembuluh darah otak dan memasang stent agar aliran darah tetap lancar.

Keempat, prosedur operasi atau yang disebut dengan endarterektomi karotis sebagai cara penanganan stroke ringan, bila diperlukan. Prosedur ini dilakukan jika penyumbatan terjadi di pembuluh darah utama yang ada di kepala dan leher. Biasanya karena ada penumpukan lemak pada area tersebut.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami TIA, maka harus segera mencari pertolongan medis, meskipun gejalanya sudah hilang dengan sendirinya. Jangan meremehkan gejala yang muncul karena TIA adalah peringatan serius adanya risiko stroke berat.

Jika mengalami TIA, maka segera datang ke dokter spesialis saraf atau ke IGD rumah sakit. Jangan menunda pemeriksaan meskipun gejalanya hilang dalam sekejap. Jika ditunda, penanganannya akan telat dan risiko terkena stroke di kemudian hari akan semakin tinggi.

Penanganan TIA yang cepat dan tepat juga mencegah komplikasi yang permanen akibat stroke. Oleh karena itu, segera pergi ke dokter agar dilakukan pengecekan dan bisa diketahui penyebabnya. Dengan begitu, TIA akan diatasi dan memperkecil kemungkinan terjadinya stroke.

Narasumber:

dr. Evita Rosada, Sp.N

Spesialis Neurologi

Primaya Hospital Makassar

 

Referensi:

  • NHS. (n.d.). Transient ischaemic attack (TIA). Retrieved September 25, 2025, from https://www.nhs.uk/conditions/transient-ischaemic-attack-tia/
  • Panuganti, K. K., Tadi, P., & Lui, F. (2023, July 17). Transient ischemic attack. StatPearls Publishing. Retrieved September 25, 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459143/
  • Gennai S, Giordano-Orsini G, Lefour S, Cuisenier P. [Transient Ischemic Attack: Limits and challenges of early management].ย Presse Med.ย 2018 Nov-Dec;47(11-12 Pt 1):934-937.ย https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30343830/
  • Yousufuddin M, Young N, Shultz J, Doyle T, Fuerstenberg KM, Jensen K, Arumaithurai K, Murad MH. Predictors of Recurrent Hospitalizations and the Importance of These Hospitalizations for Subsequent Mortality After Incident Transient Ischemic Attack.ย J Stroke Cerebrovasc Dis.ย 2019 Jan;28(1):167-174. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30340936
  • Kim J, Thrift AG. A Promising Skills-Based Intervention to Reduce Blood Pressure in Individuals With Stroke and Transient Ischemic Attack.ย JAMA Neurol.ย 2019 Jan 01;76(1):13-14.ย  https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30304354
  • Cereda CW, Olivot JM. Emergency Department (ED) Triage for Transient Ischemic Attack (TIA).ย Curr Atheroscler Rep.ย 2018 Sep 25;20(11):56. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30251027
  • Liu L, Ding J, Leng X, Pu Y, Huang LA, Xu A, Wong KSL, Wang X, Wang Y. Guidelines for evaluation and management of cerebral collateral circulation in ischaemic stroke 2017.ย Stroke Vasc Neurol.ย 2018 Sep;3(3):117-130.ย https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6169613/
Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Sahabat Sehat Primaya

Select an available coupon below