M*g bertanya
Dok 2 tahun lalu saya menjalani operasi usus buntu, di mana usus saya meradang tapi tidak sampai pecah. Saya di operasi dengan metode Laparaskopi dan saat operasi berlangsung, dokter mendapati adanya cairan di area rahim saya yang saya tidak tau letak pastinya. Hanya saja dokternya bilang ada cairan darah di area rahim yang harus di keluarkan jika tidak bisa berbahaya di kemudian hari.Dokter bedah yg menangani saya saat itu hanya bilang bisa saja hal ini karna adanya infeksi di usus buntu.Waktu itu saya tidak menjelaskan ke dokternya bahwa 4 bulan terakhir sebelum operasi usus buntu, saya mengalami masalah pada siklus haid saya. Dimana saya mengalami siklus haid kurang dari 20 hari dan lama masa haid bisa sampai 12 hari disertai nyeri perut saat menstruasi.Alhamdulillahnya setelah operasi itu, siklus haid saya kembali normal dan tidak ada lagi nyeri di perut.Hanya saja setelah 2 tahun paska operasi saya mulai merasakan kembali nyeri perut di bagian kanan bawah, dengan siklus haid yang sama pendek dan masa haid yang lama. Saya ingin bertanya kemungkinan kondisi yang saya alami saat ini dok ? Dan kondisi 2 tahun lalu apakah ada kemungkinan yang berkaitan dengan kondisi saya saat ini
1 Answers
Disclaimer : Informasi yang diberikan bersifat umum dan tidak menggantikan saran medis. Jawaban AI tidak dapat dijadikan acuan.
Berdasarkan riwayat yang Anda sampaikan, nyeri perut kanan bawah yang berulang disertai siklus haid yang pendek dan masa haid yang lama, serta temuan cairan (diduga darah) di area rahim saat operasi usus buntu dua tahun lalu, sangat mungkin memiliki keterkaitan.
Beberapa kemungkinan kondisi yang bisa menjelaskan gejala Anda saat ini dan di masa lalu antara lain:
- Endometriosis: Ini adalah kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan dalam rahim tumbuh di luar rahim, seperti pada ovarium, tuba falopi, atau selaput rongga panggul. Endometriosis seringkali menyebabkan nyeri panggul kronis, nyeri saat haid yang hebat (dismenore), siklus haid tidak teratur, dan perdarahan haid yang banyak atau lama. Cairan darah yang ditemukan di sekitar rahim saat operasi usus buntu sangat mungkin merupakan akibat dari endometriosis. Peradangan dari usus buntu juga bisa memperparah kondisi endometriosis yang sudah ada, atau sebaliknya, endometriosis bisa memicu gejala mirip usus buntu. Perbaikan sementara setelah operasi mungkin terjadi karena sebagian cairan atau jaringan endometriosis terganggu atau terbuang, namun kondisi ini dapat kambuh jika penyebab utamanya tidak tertangani.
- Kista Ovarium: Kista pada indung telur, terutama kista yang bersifat fungsional atau kista endometrioma (kista cokelat akibat endometriosis), dapat pecah atau bocor, menyebabkan nyeri dan adanya cairan di rongga panggul. Kista juga bisa mempengaruhi siklus haid.
- Adhesi (Perlengketan): Setelah operasi usus buntu atau infeksi panggul, bisa terbentuk jaringan parut atau perlengketan di dalam rongga panggul yang dapat menarik organ-organ dan menyebabkan nyeri kronis, meskipun ini jarang menjadi penyebab utama gangguan siklus haid.
Sangat penting untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti kondisi Anda saat ini. Kami sangat menyarankan Anda untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk evaluasi menyeluruh, termasuk pemeriksaan fisik, USG panggul, dan mungkin tes tambahan lain sesuai indikasi.


