
Kanker tak hanya dapat menyerang orang dewasa, tapi juga anak-anak. Neuroblastoma adalah salah satu jenis kanker anak yang umum. Kanker ini terbilang cukup langka, tapi bisa berkembang menjadi sangat agresif dan menyebabkan komplikasi yang serius bila tak diobati dengan cepat. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam seputar neuroblastoma, termasuk gejala, penyebab, metode diagnosis, pengobatan, dan langkah-langkah pencegahan yang bisa diambil.
Mengenal Neuroblastoma
Neuroblastoma adalah kanker yang bermula dari sel-sel yang disebut neuroblast. Dikutip dari jurnal Current Opinion in Cell Biology, neuroblast adalah sel induk saraf yang selama masa perkembangan membelah secara asimetris untuk memperbarui diri dan secara bersamaan menghasilkan sel anak yang akan menjadi neuron atau sel glia yang membentuk sistem saraf pusat. Dalam kasus neuroblastoma, sel-sel tersebut gagal berkembang dengan normal dan justru berlipat ganda secara tidak terkendali.
American Cancer Society menjelaskan, neuroblastoma merupakan kanker paling lazim pada bayi berusia di bawah 1 tahun. Rata-rata usia bayi saat terdiagnosis mengalami neuroblastoma adalah 1-2 tahun. Sebagian besar kasus diketahui saat bayi berusia kurang dari 5 tahun. Penyakit ini jarang terdeteksi lewat pemeriksaan ultrasonografi sebelum kelahiran.
Neuroblastoma bisa muncul di berbagai bagian tubuh, tapi paling sering ditemukan di kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal. Kanker ini bisa menyebar ke bagian tubuh lain, termasuk tulang, sumsum tulang, dan kelenjar getah bening, dan berakibat fatal. Pemahaman yang lebih baik mengenai penyakit ini sangat penting guna meningkatkan upaya deteksi dini dan pengobatan yang efektif.
Gejala Neuroblastoma
Seperti kanker pada umumnya, gejala neuroblastoma bisa berbeda antar individu, tergantung lokasi dan stadium serta penyebarannya. Gejala ini juga menyerupai penyakit lain sehingga bisa mengakibatkan keterlambatan diagnosis. Gejala yang paling umum adalah adanya benjolan atau massa di area perut. Gejala lain meliputi:
- Perut terasa nyeri dan kembung atau keras
- Kehilangan nafsu makan
- Penurunan berat badan secara drastis
- Benjolan di dada atau leher
- Nyeri tulang atau sendi yang membuat pincang ketika berjalan
- Demam berkelanjutan
- Mata tampak menonjol atau ada semacam lingkaran hitam di sekitar mata
- Kesulitan bernapas
- Kesulitan menelan
- Perubahan perilaku seperti mudah rewel
- Diare kronis atau sembelit
Sindrom Horner (kumpulan gejala yang terjadi akibat kerusakan pada jalur saraf simpatis dari otak ke wajah dan mata, ditandai dengan miosis (pupil mengecil), ptosis (kelopak mata turun), dan anhidrosis (kurangnya keringat) pada satu sisi wajah.
Penyebab Neuroblastoma
Belum ada penelitian yang dapat memastikan penyebab neuroblastoma. Banyak kasus neuroblastoma yang terjadi secara acak atau bukan penyakit keturunan dalam keluarga. Namun ada pula kasus neuroblastoma yang terkait dengan faktor genetik, seperti mutasi yang diwariskan pada gen ALK dan PHOX2B serta MYCN.
Selain itu, ada kemungkinan faktor genetik berperan dalam perkembangan penyakit ini. Sejumlah penelitian menemukan peningkatan risiko neuroblastoma jika ada paparan beberapa zat kimia selama kehamilan. Studi juga menunjukkan anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh lemah bisa memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker.
Cara Dokter Mendiagnosis Neuroblastoma
Dokter biasanya memerlukan sejumlah langkah pemeriksaan yang mencakup:
- Pemeriksaan fisik untuk mencari benjolan atau pembengkakan yang mencurigakan
- Pemeriksaan laboratorium awal berupa pemeriksaan hematologi lengkap, fungsi ginjal, fungsi hati, elektrolit dan LDH (laktat dehydrogenase)
- Tes darah dan urine spesifik untuk mendeteksi keberadaan zat yang menandakan adanya tumor, seperti pemeriksaankatekolamin (HVA dan VMA)
- Pencitraan untuk mendapat gambaran tumor di dalam tubuh sekaligus menentukan lokasi dan ukurannya, misalnya dengan sinar-X, MRI, dan CT scan
- Biopsi yang melibatkan pengambilan sampel jaringan tumor untuk dianalisis di bawah mikroskop di laboratorium
Di antara sejumlah langkah itu, biopsi adalah prosedur yang paling akurat dalam menegakkan diagnosis neuroblastoma.
Cara Mengatasi Neuroblastoma
Ada sejumlah faktor yang menentukan metode pengobatan neuroblastoma, seperti usia anak, stadium kanker, serta karakteristik biologis tumor. Pilihan yang tersedia termasuk:
- Pembedahan atau operasi pengangkatan tumor, bisa sebagian ataupun seluruhnya
- Kemoterapi dengan obat-obatan untuk mematikan sel kanker
- Radioterapi lewat penggunaan sinar-X berenergi tinggi yang bisa menghancurkan sel kanker
- Imunoterapi untuk meningkatkan sistem imun tubuh dalam melawan kanker
- Transplantasi sel punca, yakni operasi untuk menggantikan sumsum tulang yang rusak akibat terapi pengobatannya, biasanya untuk kasus neuroblastoma stadium lanjut
Komplikasi Neuroblastoma
Neuroblastoma bisa berkembang dengan cepat dan menimbulkan beragam komplikasi yang terjadi akibat kanker itu sendiri ataupun dampak pengobatannya. Di antaranya:
- Penyebaran kanker ke organ lain, seperti tulang, hati, dan paru-paru
- Rentan mengalami patah tulang jika kanker sudah mempengaruhi tulang
- Keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan
- Sindrom Horner akibat kerusakan saraf di leher yang ditandai dengan kelopak mata turun dan pupil mengecil di satu sisi wajah
- Kelemahan atau paralisis pada kaki jika tumor menekan saraf tulang belakang
- Gangguan pendengaran
- Masalah emosional
Pencegahan Neuroblastoma
Tidak ada cara yang pasti untuk mencegah neuroblastoma mengingat penyebabnya pun belum dapat dipastikan. Meski begitu, ada beberapa langkah preventif yang bisa dilakukan, seperti:
- Pemeriksaan kehamilan rutin untuk memantau kesehatan janin guna membantu deteksi dini
- Menghindari paparan zat berbahaya, seperti asap rokok, radiasi, dan bahan kimia berbahaya
- Menjalani screening genetik bila ada riwayat neuroblastomaatau tumor maupun kanker lain dalam keluarga
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan anak ke dokter jika ada benjolan atau pembengkakan yang tak biasa atau bila anak mengalami gejala-gejala yang diduga kuat merupakan neuroblastoma. Diagnosis dan pengobatan dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan.
Narasumber:
dr. Stephanie Adelia, Sp. A(K)
Subspesialis Endokrin Anak
Primaya Hospital Semarang
Referensi:
- Neuroblast. https://www.sciencedirect.com/topics/biochemistry-genetics-and-molecular-biology/neuroblast. Diakses 14 Januari 2024
- Where does asymmetry come from? Illustrating principles of polarity and asymmetry establishment in Drosophila neuroblasts. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0955067419300869
- What Is Neuroblastoma?. https://www.cancer.org/cancer/types/neuroblastoma/about/what-is-neuroblastoma.html. Diakses 14 Januari 2024
- Neuroblastoma. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448111/. Diakses 14 Januari 2024
- Biological Insight and Recent Advancement in the Treatment of Neuroblastoma. https://www.mdpi.com/1422-0067/24/10/8470. Diakses 14 Januari 2024
- Recent advances in the developmental origin of neuroblastoma: an overview. https://jeccr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13046-022-02281-w. Diakses 14 Januari 2024
- Neuroblastoma. https://medlineplus.gov/genetics/condition/neuroblastoma/. Diakses 14 Januari 2024