Belanja Modal (Capex) dan Ekspansi Jaringan:
Sepanjang tahun 2024, Perseroan mengeluarkan Rp 571 miliar untuk kebutuhan Belanja Modal (Capex), mayoritas digunakan untuk pengadaan peralatan medis serta pembangunan dua rumah sakit baru. Untuk tahun 2025, Perseroan menargetkan Capex sebesar Rp 900 miliar, yang sebagian besar dialokasikan untuk penyelesaian dua rumah sakit baru: Primaya Hospital Kelapa Gading yang akan dibuka pada Q2 2025 dan Primaya Hospital BSD pada akhir tahun. Kedua rumah sakit ini akan memiliki kapasitas awal masing-masing 200 tempat tidur, dengan infrastruktur yang siap dikembangkan ke depan.
Kinerja Keuangan dan Proyeksi Pertumbuhan:
Tahun 2024 mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 73% dari target, didorong oleh peningkatan signifikan pada volume pasien dan pembukaan fasilitas baru. Untuk tahun 2025, Perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10–15%, berasal dari peningkatan pelayanan di rumah sakit yang sudah beroperasi serta kontribusi dari rumah sakit dan unit usaha baru.
Target pertumbuhan EBITDA untuk 2025 berada pada kisaran 20–25%, ditopang oleh efisiensi biaya di bidang farmasi dan layanan medis, optimalisasi beban BPJS, serta inisiatif standardisasi operasional grup. Di segmen swasta, PRAY juga akan melakukan penyesuaian harga sebesar 6–8% guna menjaga margin.
Pertumbuhan Volume Pasien
Sepanjang tahun 2024, Perseroan melayani lebih dari 1,7 juta pasien rawat jalan dan mencatatkan 133.854 hari rawat inap. Pada tahun 2025, target pertumbuhan volume pasien rawat jalan dan rawat inap masing-masing berada di kisaran 10–15% dibanding tahun sebelumnya, seiring dengan bertambahnya kapasitas tempat tidur dari 2.017 menjadi 2.502 tempat tidur.
Inisiatif Pelayanan Khusus & Digitalisasi
Penguatan Center of Excellence (COE) terus menjadi fokus, termasuk peluncuran layanan kedokteran nuklir di Primaya Hospital Kelapa Gading pada pertengahan 2025. Di sisi lain, PRAY juga terus mengembangkan layanan digital untuk menunjang efisiensi operasional dan pengalaman pasien.
Ketahanan Terhadap Dinamika Regulasi
PRAY siap menghadapi berbagai perubahan kebijakan, termasuk implementasi KRIS oleh BPJS Kesehatan pada Juli 2025. Seluruh jaringan rumah sakit telah dipersiapkan untuk memenuhi standar KRIS, mencerminkan komitmen PRAY dalam mendukung program pemerintah. Strategi pengendalian biaya dan efisiensi operasional juga telah diimplementasikan untuk mengantisipasi dampak regulasi terhadap profitabilitas.
Diversifikasi Bisnis dan Rencana Menengah
Selain memperkuat lini utama rumah sakit, PRAY juga mengembangkan unit usaha pendukung seperti layanan fertilitas (IVF) dan pusat layanan mata “Eye Qu”. Di tahun 2025, Perseroan menargetkan menambah 1–2 unit usaha baru. Dalam jangka menengah, PRAY berencana memperluas jaringan rumah sakit menjadi 25 rumah sakit dengan kapasitas 5.000 tempat tidur pada tahun 2030, dan mendorong transformasi menjadi penyedia layanan kesehatan tersier.