
Hipotensi merupakan suatu kondisi di saat tekanan darah seseorang berada di bawah batas normal. Kondisi ini bisa terjadi karena banyak hal salah satunya ketika seseorang tiba-tiba berdiri atau yang dinamakan sebagai hipotensi ortostatik.
Lalu, apakah kondisi ini bisa sembuh seperti sedia kala? Nah, apabila Anda ingin tahu penyebabnya sekaligus cara mengatasinya, yuk simak rincian yang diberikan di bawah ini.
Apa Itu Hipotensi Ortostatik?
Hipotensi ortostatik yaitu kondisi yang terjadi ketika tekanan darah rendah saat seseorang bangun dari duduk maupun tidurnya. Dalam medis, kondisi ini disebut ย juga hipotensi postural mengingat terjadi perubahan postur secara signifikan.
Penamaannya sendiri berasal dari kata orthostasisย yang artinya yaitu berdiri. Jadi, kondisi ini memang sering terjadi ketika seseorang berdiri yang menunjukkan gejala tekanan darah rendah seperti pusing dan mata berkunang-kunang. Penurunan tekanan darah sistolik sendiri sekitar 20 mmHg dan tekanan darah diastolik menurun sekitar 10 mm Hg.
Hal ini terjadi karena ketika seseorang berdiri dari posisi duduk atau tidur, maka darah akan akan berpindah dari tubuh bagian atas untuk disalurkan ke bagian bawah secara cepat. Akibatnya, jantung akan lebih sedikit memompa darah pada tubuh bagian atas sehingga tekanan darah pun turun.
Sejatinya, dalam kondisi normal tubuh manusia bisa beradaptasi dengan cepat untuk menormalkan tekanan darah dalam kondisi ini. Namun, dalam beberapa kasus tertentu adaptasinya lambat sehingga menyebabkan hipotensi ortostatik.
Gejala yang timbul dari kondisi ini pun biasanya hanya terjadi dalam beberapa menit. Setelah itu, tubuh akan beradaptasi untuk menyesuaikan tekanan darahnya ke rentang normal.
Nama | Hipotensi Ortostatik |
Gejalaย Utama | Pusingย danย pandanganย berkunang-kunang. |
Dokterย Spesialis | Dokterย spesialisย jantungย danย pembuluhย darah |
Penyebabย Utama | Perubahanย posisiย dudukย laluย berdiri |
Diagnosis | Pemeriksaanย fisik,ย wawancaraย medis,ย danย tesย darah,ย elektokardiografi,ย stressย test |
Faktorย Risiko | Lansiaย diย atasย 65ย tahun,ย sedangย hamil,ย lingkunganย suhuย panas,ย konsumsiย alkohol |
Pengobatan | Pengobatanย tergantungย padaย penyebabย yangย mendasarinya |
Pencegahan | Hindariย tempatย suhuย panas,ย banyakย minumย airย putih,ย batasiย minumย kopiย danย teh |
Komplikasi | Pingsanย hinggaย jatuhย serius,ย stroke,ย penyakitย jantung |
Faktor Risiko
Kondisi ini dapat menyerang siapa saja. Namun, ada sekelompok orang yang memiliki risiko tinggi untuk terkena kondisi ini seperti halnya pada:
- Lansia (di atas 65 tahun).
- Sedang hamil.
- Riwayat keluarga dengan penyakit sama.
- Tidak beraktivitas dalam waktu lama.
- Suhu lingkungan yang terlalu panas.
- Minum-minuman alkohol.
- Riwayat penyakit jantung.
- Adanya gangguan endokrin.
- Terjadinya gangguan sistem saraf.
Penyebab Hipotensi Ortostatik
Hipotensi ortostatik terjadi karena perubahan posisi tubuh secara cepat dan tubuh tidak mampu beradaptasi dengan cepat atas kondisi tersebut. Akibatnya, darah yang tadinya berada di area kepala, akan turun langsung bagian kaki sehingga jantung akan memompa lebih keras untuk menstabilkan aliran darah tersebut.
Akibatnya, terjadi penurunan tekanan darah secara mendadak. Kondisi ini biasanya terjadi dalam waktu beberapa menit saja dan akan sembuh dengan sendirinya. Walau demikian, jika kondisi ini sering terjadi dari waktu ke waktu, tentunya akan mengganggu aktivitas sehari-hari penderita.
Gejala Hipotensi Ortostatik
Gejala yang umumnya diderita oleh penderita penyakit ini meliputi:
- Kepala pusing saat berdiri dari duduk atau berbaring.
- Penglihatan kabur dan berkunang-kunang.
- Perut terasa mual.
- Sakit kepala.
- Perasaan kliyengan dan ingin pingsan.
- Tekanan pada leher belakang.
- Tubuh merasa lemah tak berdaya.
Cara Dokter Mendiagnosis
Kondisi satu ini bisa dokter diagnosis secara cepat dan mudah melalui beberapa tahapan berikut:
- Wawancara medis.
- Pemeriksaan fisik.
- Elektrokardiogram.
- Ekokardiogram.
- Stress test.
Pencegahan Hipotensi Ortostatik
Untuk mencegah kondisi ini, maka Anda bisa mengurangi faktor risiko di atas. Selain itu, pastikan untuk selalu mencukupi kebutuhan cairan tubuh, memenuhi asupan natrium, latihan tungkai bawah, dan saat bangun dari duduk atau tidur usahakan untuk melakukannya secara pelan-pelan.
Pengobatan Hipotensi Ortostatik
Umumnya, hipotensi ortostatik akan hilang dengan sendirinya. Terkecuali, jika disebabkan oleh penyakit kronis seperti halnya penyakit Parkinson. Dokter akan memberikan pengobatan tergantung pada penyakit yang mendasarinya sehingga kondisi ini tidak akan muncul kembali.ย Setelah dilakukan pengobatan ternyata respons yang diberikan tidaklah menunjukkan adanya perbaikan, mungkin dokter dapat memberikan obat tambahan seperti halnya midodrine, fludrocortisone, atau pyridostigmine.
Secara lengkap, pengobatan untuk hipotensi ortostatik adalah sebagai berikut :
- Edukasi mengenai penyakit dan perubahan gaya hidup
- Cukupi cairan dan konsumsi garam
- Stop sementara penggunaan anti hipertensi, konsultasikan ulang dengan dokter
- Counter-pressure manoeuvres seperti posisi squat dan memberikan tekanan di bagian perut
- Penggunaan korset dibagian perut
- Tidur dengan posisi kepala dinaikkan 10″
- Pemberian obat-obatan seperti midodrine, fludrocortisone, atau pyridostigmine.
Dokter juga akan menyarankan bagi pasien untuk melakukan perubahan gaya hidup. Dengan penerapan pola hidup sehat mulai dari pola makan, aktivitas sehari-hari, hingga pola tidur, maka diharapkan kondisi pasien bisa membaik. Dokter juga mungkin akan merekomendasikan untuk mengurangi konsumsi alkohol.
Komplikasi
Mengutip dari Healthline, bahwa komplikasi yang paling sering terjadi pada penderita hipotensi ortostatik yaitu sinkop atau pingsan. Saat pingsan, maka bisa mengakibatkan luka, cedera, atau bahkan kondisi yang membahayakan.
Selain itu, kondisi peningkatan dan penurunan tekanan darah yang terjadi berulang kali dalam waktu cepat juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke maupun gangguan kardiovaskular.
Kapan Harus ke Dokter?
Anda dapat pergi dan memeriksakan diri Anda ke dokter apabila sering mengalami pusing ketika berdiri. Dokter akan mengecek kondisi kesehatan Anda secara menyeluruh dan akan memberikan perawatan yang dibutuhkan apabila memang diperlukan.
Narasumber:
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
Primaya Hospital Tangerang
Referensi:
- Dizziness on Standing Up. https://www.healthline.com/health/orthostatic-hypotension#symptoms. Diakses pada 26 Desember 2024.
- Evaluation and management of orthostatic hypotension. https://www.aafp.org/afp/2011/0901/p527.html. Diakses pada 26 Desember 2024.
- Orthostatic hypotension. https://medlineplus.gov/genetics/condition/orthostatic-hypotension/. Diakses pada 26 Desember 2024.
- Orthostatic hypotension. https://rarediseases.org/rare-diseases/orthostatic-hypotension/. Diakses pada 26 Desember 2024.
- Orthostatic hypotension information page. https://www.ninds.nih.gov/Disorders/All-Disorders/Orthostatic-Hypotension-Information-Page. Diakses pada 26 Desember 2024.
- Orthostatic hypotension. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448192/. Diakses pada 26 Desember 2024.
- Importance of cervicogenic general dizziness. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5981019/. Diakses pada 26 Desember 2024.
- Prevalence of initial orthostatic hypotension in older adults. https://academic.oup.com/ageing/article/50/5/1520/6319608. Diakses pada 26 Desember 2024.
- Orthostatic Hypotension in Adults With Hypertension: A Scientific Statement From the American Heart Association. Diakses pada 22 Maret 2025