• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Ranitidin: Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya

Terdapat banyak sekali obat yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan. Salah satunya yaitu ranitidin yang kerap dokter resepkan untuk kondisi masalah duodenum dan tukak lambung.

Memang, beberapa tahun lalu obat ini sempat viral karena ditarik oleh BPOM. Namun, saat ini sudah diperbolehkan beredar kembali untuk dikonsumsi baik untuk anak maupun dewasa. Ingin tahu seputar ranitide secara lebih mendalam? Yuk cek rinciannya berikut.

buat jani dokter primaya

Apa itu Ranitidin?

Ranitidine

Ranitidin adalah obat penurun produksi asam lambung golongan antagonis H2 (H2 blocker) yang berfungsi untuk mengobati maag, heartburn, infeksi H. pylori, erosif esofanitis, GERD, maupun tukak lambung. Dokter juga kerap meresepkan obat ini untuk mengatasi penyakit pada kerongkongan akibat naiknya asam lambung.

Di tahun 2019, BPOM sempat menarik peredaran ranitidin dari pasaran. Hal ini karena obat ini mengandung N-Nitrosodimethylamine (NDMA) yang berpotensi menimbulkan kanker. Namun, saat ini produsen farmasi telah membuat kandungan tersebut sangat minim sehingga peredaran diizinkan kembali.

Terdapat beberapa merek ranitidin di pasaran yang dapat Anda pilih sesuai dengan bentuk obatnya. Contohnya ada:

  • Tablet/kaplet: Hufadine, Ranivel, Aciblock, Rantin, Bloxer, Radin, Gasela, Ratinal, Raniphil, Graseric, Wiacid, Titan, Zantifar, Gastridin, Tricker, Xeradin, Omeranin, Zenti, Rancus, Fordin, Tyran, Renatac, Rantamid, dan juga Limaag.
  • Sirup: Fordin, Ranivel, Ranicho, Wiacid, dan juga Tyran
  • Injeksi: Anitid, Rantin, Radin, Ratinal, Tricker, Getidin, Gastridin, Ulceranin, dan juga Ranivel
Nama Obat Ranitidin
Kategori Obat H2 blocker, antacid, antiulserasi, antirefluks
Golongan Obat Obat resep (obat keras)
Bentuk Obat Tablet/kaplet, sirus, injeksi
Manfaat/Indikasi Mengatasi produksi asam lambung yang berlebih
Dikonsumsi Oleh Anak dan dewasa
Kategori Ibu Hamil Kategori B, tidak ada risiko pada janin tapi belum pasti keamanannya untuk ibu hamil
Peringatan Ibu Menyusui Konsultasikan ke dokter karena ranitidin dapat terserap ke ASI

Manfaat Ranitidin

Ranitidin dapat bermanfaat untuk mengatasi beberapa kondisi penyakit seperti berikut ini:

  • Tukak lambung
  • Refluks esofagitis
  • Tukak duodenum
  • Hiperasiditas
  • Tukak karena penggunaan NSAID
  • Infeksi bakteri H. pylori
Baca Juga:  Cefixime Trihydrate: Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya

Dosis dan Aturan Pakai Ranitidin

Ranitidine

Dosis ranitidin harus menyesuaikan dengan kondisi penyakit maupun dengan usia pasien. Di antaranya yaitu:

Tukak Lambung

  • Dewasa: 300 mg 1x sehari atau 150 mg 2x sehari dalam 4-8 minggu

Ulkus Duodenum

  • Dewasa: 300 mg 1x sehari atau 150 mg 2x sehari dalam 4-8 minggu

Tukak Gaster

  • Kondisi hipersekresi patologis: 150 mg 2x sehari
  • Esofagitis erosif: 150 mg 4x sehari
  • Penyakit berat: hingga 6g per hari
  • Terapi pemeliharaan: 150 mg sebelum tidur

Untuk pemberian jenis injeksi, maka harus dilakukan oleh dokter. Dosis dapat bervariasi mulai dari 1 mg/kg BB/jam dan dapat naik secara bertahap.

Bagaimana Cara Menggunakan Ranitidin?

Selalu ikuti petunjuk yang dokter berikan atau bisa dengan melihat catatan yang ada di kemasan obat. Tanya dokter atau apoteker bila Anda masih bingung terkait cara menggunakan obat ini.

Ranitidin  dapat Anda konsumsi sebelum maupun setelah makan dan usahakan diminum sebelum tidur secara rutin sehingga hasilnya efektif.

Penghentian obat ranitidin secara tiba-tiba juga tidak diperbolehkan kecuali Anda mendapatkan saran dari dokter.

Hindari konsumsi alkohol saat mengonsumsi obat ini agar terhindar dari efek samping yang tidak diinginkan.

Cara Penyimpanan

Anda dapat menyimpan obat ini pada suhu ruangan yang kering dan tidak terpapar sinar matahari langsung. Pastikan untuk tidak meletakkannya pada tempat yang mudah terjangkau oleh anak-anak.

Interaksi Ranitidin dengan Obat Lain

Ranitidin dapat berinteraksi dengan beberapa obat-obatan lain yang berpotensi meningkatkan efek sampingnya maupun melemahkan manfaatnya. Contohnya yaitu:

  • Antijamur (contohnya yaitu ketoconazole)
  • Pengencer darah (contohnya yaitu warfarin)
  • Obat penyakit jantung (contohnya yaitu prokainamid)
  • Obat infeksi HIV (contohnya yaitu delavirdine)
  • Glipizide
  • Obat gangguan tidur (contohnya yaitu triazolam)
  • Obat kanker (contohnya yaitu gefitinib)
Baca Juga:  Anemia Pernisiosa: Gejala, Mencegah dan Mengobati

Peringatan dan Perhatian Menggunakan Ranitidin

Terdapat beberapa macam peringatan dan perhatian yang perlu Anda ketahui terkait penggunaan obat ini. Berikut di antaranya:

  • Bila Anda punya alergi terhadap obat ini, maka pastikan informasikan ke dokter.
  • Informasikan ke dokter bila Anda punya rencana hamil, sedang hamil, atau sedang menyusui.
  • Beri tahu rincian obat-obatan atau suplemen yang saat ini sedang Anda konsumsi kepada dokter.
  • Beri tahu juga detail riwayat penyakit yang Anda miliki seperti penyakit jantung, ginjal, diabetes, atau lainnya.

Efek Samping dan Bahaya Ranitidin

Terdapat beberapa macam efek samping umum yang bisa Anda rasakan apabila mengonsumsi ranitidin baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang seperti:

  • Sakit kepala
  • Insomnia
  • Pusing
  • Mual
  • Muntah
  • Halusinasi
  • Ruam
  • Sembelit

Sementara efek samping yang jarang terjadi meliputi:

  • Kehilangan libido
  • Gelisah
  • Nyeri sendi
  • Nyeri otot
  • Rambut rontok

Alternatif Obat Sejenis Ranitidin

Terdapat serangkaian obat alternatif ranitidin yang kerap dokter resepkan sebagai pengganti obat ini seperti:

  • Cimetidine
  • Famotidine
  • Nizatidine

Kapan Harus ke Dokter?      

Ranitidine

Segera konsultasikan terhadap dokter umum atau dokter spesialis penyakit dalam apabila Anda mengalami gejala efek samping akibat mengonsumsi ranitidin. Khususnya untuk efek samping serius yang langka seperti yang kami sebutkan di atas. Bila terjadi overdosis, maka segera periksakan ke rumah sakit terdekat atau bawa ke UGD.

Narasumber:

dr. Mochamad Anief, Sp. PD

Spesialis Penyakit Dalam

Primaya Hospital PGI Cikini

Referensi:

  • Ranitidine. https://www.drugs.com/ranitidine.html. Diakses pada 29 Februari 2024.
  • Ranitidine Oral. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-4091-7033/ranitidine-oral/ranitidine-tablet-oral/details. Diakses pada 29 Februari 2024.
  • Ranitidine. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a601106.html. Diakses pada 29 Februari 2024.
  • Ranitidine. https://www.nhs.uk/medicines/ranitidine/. Diakses pada 29 Februari 2024.
  • H2 Blockers for GERD. https://www.healthline.com/health/gerd/h2-blockers. Diakses pada 29 Februari 2024.
Share to :

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Select an available coupon below