• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Gangguan Makan pada Remaja: Gejala, Mencegah dan Mengobati

gangguan makan

Gangguan makan bukan sekadar pilih-pilih makanan agar langsung atau hobi makan besar dan berlebihan. Di baliknya, ada masalah kesehatan mental yang memerlukan perhatian. Terutama ketika terjadi gangguan makan pada remaja yang secara mental belum matang. Dalam artikel ini akan dibahas berbagai aspek seputar gangguan makan pada remaja, dari gejala hingga cara mengatasi dan mencegahnya.

Mengenal Gangguan Makan pada Remaja

Gangguan makan (eating disorder/ED) adalah kondisi mental serius yang ditandai dengan pola makan, pikiran, dan emosi yang tidak sehat seputar makanan, berat badan, dan citra tubuh. Pada remaja, kondisi ini bisa sangat berbahaya karena mengganggu masa pertumbuhan kritis, perkembangan otak, dan kesehatan psikososial jangka panjang. Menurut studi di European Paediatric Association, angka kasus gangguan makan pada remaja dan anak meningkat terutama sejak masa pandemi Covid-19.

Berbeda dengan kebiasaan diet biasa, gangguan makan bersifat obsesif, kompulsif, dan sering kali dibarengi pandangan yang sangat menyimpang soal makanan dan penampilan. Terdapat beberapa jenis gangguan makan pada remaja yang biasa terjadi. Dua di antaranya:

  • Anoreksia nervosa: ditandai dengan pembatasan ekstrem terhadap asupan makanan yang mengandung energi hingga memicu penurunan berat badan yang signifikan dan ketakutan berlebih akan gemuk.
  • Bulimia nervosa: ditandai dengan siklus berulang makan dalam jumlah besar secara tak terkendali, lalu merasa bersalah dan ingin mencegah kenaikan berat badan dengan cara mengeluarkan makanan dari perut secara paksa atau berpuasa/berolahraga berlebihan.

Dalam riset di Journal of Abnormal Psychology, gangguan makan anoreksia nervosa memiliki tingkat kematian tertinggi dibanding gangguan mental lain dengan percobaan bunuh diri diperkirakan mencapai 3-29,7 persen.

Gejala Gangguan Makan pada Remaja

Gejala gangguan makan pada remaja bisa bermacam-macam, tergantung jenisnya. Beberapa tanda umum yang perlu diwaspadai meliputi:

Perilaku terkait makan & olahraga

  • Membatasi makanan tertentu secara ekstrem.
  • Ritual makan yang janggal, misalnya, memotong-motong makanan sangat kecil atau makan sangat lambat.
  • Keengganan makan bersama keluarga atau di tempat umum.
  • Olahraga berlebihan, bahkan saat sakit atau kelelahan.
  • Sering pergi ke kamar mandi setelah makan (tanda potensial purging).
  • Mengonsumsi pil diet, pencahar, atau diuretik secara diam-diam.

Perubahan Emosional & Sosial

  • Perhatian yang berlebihan pada makanan, diet, kalori, dan berat badan.
  • Kerap menunjukkan ketidakpuasan terhadap penampilan tubuh.
  • Menarik diri dari aktivitas sosial, terutama yang melibatkan makanan.
  • Mudah marah, depresi, atau cemas.

Tanda Fisik

  • Berat badan berubah naik-turun secara drastis.
  • Gangguan menstruasi pada remaja perempuan.
  • Kelelahan, pusing, atau pingsan.
  • Erosi enamel gigi dan pembengkakan kelenjar ludah.
  • Pertumbuhan rambut halus di tubuh (lanugo) pada kasus anoreksia parah.
Baca Juga:  Halusinasi: Tanda Gejala dan Tips Mengatasinya

Penyebab Gangguan Makan pada Remaja

Tidak ada penyebab tunggal gangguan makan pada remaja. Gangguan ini bisa terjadi akibat kombinasi berbagai faktor yang saling berkaitan, seperti:

  • Faktor genetik dan biologis: risiko gangguan makan pada remaja meningkat jika ada riwayat keluarga dengan gangguan makan atau masalah kesehatan mental lain.
  • Faktor psikologis: ada kepribadian perfeksionisme, impulsivitas, dan neurotisisme (kecenderungan mengalami emosi negatif).
  • Faktor sosiokultural: meliputi paparan terus-menerus standar kecantikan yang tak realistis di media sosial, iklan, atau tayangan hiburan, bullying terkait berat badan, hingga stigma obesitas.
  • Faktor lingkungan: peristiwa yang menyebabkan stres seperti perpisahan orang tua, pelecehan, tekanan akademik/olahraga, pindah sekolah/tempat tinggal, atau kehilangan sahabat.

Cara Dokter Mendiagnosis Gangguan Makan pada Remaja

Diagnosis gangguan makan pada remaja biasanya dilakukan oleh psikolog klinis atau psikiater, bisa juga dokter spesialis anak. Diagnosis umumnya didasarkan pada kriteria di Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Prosesnya meliputi:

  • Wawancara tentang riwayat makan dan kesehatan mental serta pendapat pasien mengenai makanan dan tubuh. Anggota keluarga juga akan diwawancarai mengenai kondisi pasien sehari-hari.
  • Pemeriksaan fisik untuk mengecek tanda-tanda malnutrisi atau masalah fisik yang berkaitan dengan gangguan makan, termasuk dengan mengukur berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh.
  • Penilaian psikologis menggunakan kuesioner atau alat skrining untuk mengukur tingkat keparahan gejala.
  • Tes darah untuk mengecek elektrolit, fungsi hati, ginjal, tiroid, dan hitung darah lengkap guna menilai dampak fisik dari gangguan makan.

Cara Mengatasi Gangguan Makan pada Remaja

Penanganan gangguan makan pada remaja memerlukan pendekatan medis yang melibatkan tim multidisiplin, dari dokter, psikiater, psikolog, hingga ahli gizi. Pendekatan yang biasanya diambil mencakup:

Psikoterapi

  • Terapi perilaku kognitif (CBT) untuk membantu remaja mengidentifikasi dan mengubah pola pikir menyimpang tentang makanan, berat badan, dan bentuk tubuh.
  • Pelibatan keluarga secara aktif dalam terapi untuk membantu memulihkan berat badan anak dan kendali makan sebelum secara bertahap mengembalikan tanggung jawab tersebut kepada anak.

Penanganan medis & nutrisi

  • Pemantauan terhadap tanda vital, berat badan, dan komplikasi medis.
  • Perencanaan pola dan menu makan oleh ahli gizi untuk mencapai dan mempertahankan berat badan sehat.
  • Obat-obatan untuk mengatasi gejala terkait, misalnya obat untuk depresi dan gangguan kecemasan.

Perawatan di rumah sakit

  • Diperlukan jika terjadi kondisi medis darurat seperti gagal jantung atau kadar elektrolit tidak seimbang atau penurunan berat badan yang sangat parah dan mengancam jiwa.

Komplikasi Gangguan Makan pada Remaja

Gangguan makan pada remaja bisa memicu komplikasi atau masalah kesehatan yang lebih serius, termasuk kerusakan organ hingga kematian, bila tak mendapat penanganan yang memadai. Komplikasi itu antara lain:

  • Kardiovaskular: Detak jantung lambat, tekanan darah rendah, gagal jantung.
  • Pencernaan: Sembelit kronis, kerusakan lambung, pankreatitis.
  • Endokrin & reproduksi: Gangguan menstruasi, infertilitas, osteoporosis dini, gangguan tiroid.
  • Gigi dan mulut: Erosi email gigi, gigi sensitif.
  • Neurologis: Struktur otak bisa menyusut, sulit berkonsentrasi.
  • Psikiatri: Risiko bunuh diri meningkat drastis, depresi berat, gangguan kecemasan.
Baca Juga:  Hoarding Disorder: Gejala, Penyebab, Pengobatannya

Pencegahan Gangguan Makan pada Remaja

Upaya untuk mencegah gangguan makan pada remaja memerlukan tindakan proaktif dari individu yang bersangkutan dan keluarga. Peran lingkungan sekitar juga penting dalam pencegahan gangguan makan. Caranya antara lain:

  • Membangun citra tubuh positif di rumah dengan tidak mengomentari tubuh sendiri atau tubuh orang lain. Fokuskan pujian pada usaha, prestasi, dan karakter, bukan penampilan.
  • Beri penjelasan tentang gambar atau standar kecantikan di media sosial dan tayangan hiburan, iklan, atau tayangan hiburan yang tidak realistis.
  • Menerapkan pola makan sehat tanpa diet ketat. Jadikan waktu makan sebagai momen yang menyenangkan.
  • Menciptakan ruang aman bagi remaja untuk berbicara tentang tekanan yang mereka rasakan tanpa dihakimi.
  • Program pencegahan di sekolah yang berfokus pada peningkatan harga diri, keterampilan mengatasi tekanan, dan edukasi tentang bahaya diet ekstrem.

Kapan Harus ke Dokter?

Penting bagi orang tua atau pengasuh untuk mengetahui kapan harus mencari bantuan profesional terkait dengan gangguan makan pada remaja. Jika seorang remaja menunjukkan gejala serius seperti penurunan berat badan drastis, perubahan perilaku yang mencolok, atau tanda-tanda depresi, ia harus segera dirujuk ke dokter atau profesional di bidang kesehatan mental seperti psikolog.

Narasumber:

dr. Dina Elizabeth Sinaga, Sp.KJ

Spesialis Kedokteran Jiwa

Primaya Hospital Betang Pambelum

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Sahabat Sehat Primaya

Select an available coupon below