• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Katarak (Lensa Mata Keruh): Gejala, Mencegah dan Mengobati

lensa mata

Pernahkah Anda merasa penglihatan seperti tertutup kabut atau kaca buram. Jika iya dan kondisi ini masih terjadi meski kacamata sudah dipakai dan dibersihkan berkali-kali, bisa jadi lensa mata keruh itu adalah tanda katarak. Meski menjadi salah satu penyebab kebutaan paling umum di dunia, katarak bisa diatasi secara medis. Artikel ini akan menguraikan lebih lanjut seputar katarak.

Mengenal Katarak

Katarak adalah kondisi ketika lensa mata yang seharusnya bening menjadi keruh sehingga menghalangi cahaya masuk ke retina (lapisan saraf di belakang mata). Lensa mata berfungsi seperti lensa kamera. Tugas utamanya adalah memfokuskan cahaya yang masuk ke retina agar kita bisa melihat gambar dengan tajam dan jelas.

Saat lensa mengalami perubahan, terbentuklah area buram yang makin lama bisa meluas. Secara medis, perubahan ini dikaitkan dengan penumpukan protein crystallin yang menggumpal di dalam lensa. Dalam kondisi normal, protein ini tersusun teratur agar cahaya dapat masuk bebas. Tapi, karena faktor usia, stres oksidatif, atau radikal bebas, struktur ini rusak dan menimbulkan kekeruhan.

Menurut National Eye Institute, terdapat beberapa jenis katarak yang meliputi:

  • Katarak terkait dengan usia: perubahan lensa seiring dengan penuaan. Jenis katarak paling umum.
  • Katarak traumatis: katarak akibat cedera serius pada mata yang merusak lensa.
  • Katarak radiasi: terjadi akibat paparan radiasi tertentu, termasuk sinar ultraviolet.
  • Katarak pediatris: katarak yang terjadi pada anak-anak, baik bawaan maupun berkembang di kemudian hari.
  • Katarak sekunder: dipicu kondisi medis lain atau penggunaan obat-obatan tertentu.

Jenis katarak juga dibedakan berdasarkan letaknya pada lensa. Di antaranya:

  • Katarak nuklear: di bagian tengah (nukleus) lensa, umum pada usia lanjut.
  • Katarak kortikal: di pinggiran lensa, membentuk guratan seperti jari kipas.
  • Katarak subkapsular posterior: di bagian belakang lensa, sering dialami penderita diabetes atau pengguna kortikosteroid jangka panjang.

Untuk menentukan jenis pengobatan yang tepat, dokter harus memastikan jenis katarak yang diderita pasien.

Gejala Katarak

Gejala katarak muncul dan berkembang secara bertahap. Karena itulah banyak orang yang tak menyadarinya sejak awal. Gejala yang muncul sangat bergantung pada seberapa padat kekeruhan pada lensa dan di bagian mana katarak itu terbentuk. Berikut ini beberapa gejala umumnya:

  • Penglihatan kabur atau berawan (gejala katarak yang paling khas)
  • Warna benda yang dilihat tampak pudar, kekuningan, atau kecokelatan.
  • Sensitif terhadap cahaya (silau saat melihat lampu atau matahari).
  • Cahaya tampak memiliki lingkaran cahaya (halo) di sekelilingnya.
  • Penglihatan ganda pada satu mata (sering terjadi jenis katarak nuklear).
  • Sulit melihat di malam hari.
  • Sering mengganti kacamata karena penglihatan cepat berubah.
Baca Juga:  Inilah Ciri-Ciri Rabun Senja yang Tidak Boleh Diabaikan

Penyebab Katarak

Penyebab utama katarak adalah penuaan alami. Seiring dengan bertambahnya usia, proses metabolisme di lensa melambat. Protein yang rusak atau mati tidak dapat dibuang dan mulai menumpuk sehingga membuat lensa mata keruh.

Namun ada berbagai faktor yang dapat mempercepat terjadinya kondisi ini, antara lain:

  • Paparan sinar ultraviolet (UVB) dari matahari dalam jangka panjang.
  • Diabetes melitus, karena peningkatan kadar gula darah merusak protein lensa.
  • Penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang dapat memicu katarak subkapsular posterior.
  • Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan, yang meningkatkan stres oksidatif.
  • Trauma atau cedera mata.
  • Riwayat keluarga yang memiliki katarak (faktor genetik).
  • Paparan polusi dan radikal bebas.

Cara Dokter Mendiagnosis Katarak

Dokter bisa menduga kuat seseorang mengalami katarak berdasarkan penampilan lensa matanya. Namun, untuk menegakkan diagnosis, diperlukan pemeriksaan mata secara menyeluruh yang umumnya meliputi:

  • Tes ketajaman visual (visual acuity test): mengukur seberapa jelas pasien melihat huruf atau simbol pada jarak tertentu.
  • Pemeriksaan lampu celah (slit-lamp): menggunakan mikroskop khusus untuk melihat struktur mata lebih detail, termasuk kekeruhan pada lensa.
  • Tes dilatasi pupil: mata diberi obat tetes pelebar pupil agar dokter bisa menilai kondisi retina dan lensa bagian dalam.
  • Tes sensitivitas terhadap cahaya dan warna.

Dalam beberapa kasus, dokter juga menggunakan optical coherence tomography (OCT) untuk mendeteksi kerusakan retina yang mungkin menyertai katarak, terutama pada penderita diabetes.

Adapun bila operasi direncanakan, dokter akan melakukan prosedur biometri untuk mengukur panjang aksial mata dan daya bias kornea. Data ini sangat penting untuk menghitung kekuatan lensa intraokular (IOL) pengganti yang paling sesuai untuk pasien.

Cara Mengatasi Katarak

Saat ini tidak ada obat tetes mata, suplemen, atau kacamata yang dapat menghilangkan katarak. Satu-satunya cara mengatasi katarak yang efektif adalah operasi penggantian lensa mata. Jenis operasi katarak yang modern meliputi:

  • Fakoemulsifikasi: dokter membuat sayatan kecil di kornea, lalu menggunakan energi ultrasonik untuk menghancurkan dan menyedot lensa yang keruh. Setelah itu, lensa buatan (IOL) dipasang..
  • Femtosecond laser-assisted cataract surgery(FLACS): teknologi laser mutakhir yang memungkinkan pembedahan lebih presisi tanpa pisau. Laser membantu membuat sayatan dan melunakkan lensa sebelum diangkat.
Baca Juga:  Pahami Bintitan : Cara Mengatasi dan Mencegahnya

Jenis operasi katarak yang manual meliputi:

  • Extracapsular cataract extraction(ECCE): dilakukan jika katarak terlalu keras. Lensa diangkat sebagian besar sekaligus dan IOL dipasang sebagai pengganti

Komplikasi Katarak

Komplikasi utama katarak adalah kebutaan total permanen. Sebelum itu, bisa terjadi glaukoma sekunder karena pembengkakan lensa akibat katarak bisa menghalangi aliran cairan mata sehingga memicu peningkatan tekanan intraokular parah. Glaukoma dapat merusak saraf optik secara permanen.

Yang juga penting diketahui adalah, makin terlambat katarak dideteksi dan ditangani, makin sulit dan berisiko operasi yang dapat bisa dijalankan untuk mengatasinya. Akibatnya, risiko kerusakan pada struktur mata di sekitarnya saat pembedahan pun makin besar.

Pencegahan Katarak

Meski ada faktor seperti penuaan alami dan genetik, katarak dapat dicegah atau setidaknya terdeteksi lebih dini sehingga tidak terlambat ditangani. Caranya termasuk:

  • Mengendalikan kadar gula darah, terutama penderita diabetes.
  • Berhenti merokok dan minum minuman beralkohol.
  • Mengonsumsi makanan/minuman kaya antioksidan seperti wortel, bayam, dan jeruk.
  • Menjaga berat badan yang sehat, termasuk dengan rutin berolahraga.
  • Rutin memeriksakan mata minimal setahun sekali, khususnya bagi yang berusia di atas 50 tahun.
  • Mengenakan kacamata hitam dan topi lebar saat ada potensi paparan radiasi.

Kapan Harus ke Dokter?

Katarak berkembang perlahan sehingga sering terabaikan sampai menyebabkan gangguan nyata. Bila mengalami gejala katarak atau memiliki faktor risikonya, sebaiknya segera datangi dokter untuk menjalani pemeriksaan. Pemeriksaan rutin sangat penting karena deteksi dini meningkatkan peluang penglihatan pulih sepenuhnya setelah tindakan.

Narasumber:

dr. Sisilya Maria Umboh, Sp. M

Spesialis Mata

Primaya Hospital Betang Pambelum

 

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Sahabat Sehat Primaya

Select an available coupon below