Di antara beberapa jenis hepatitis, ada salah satu yang perlu diwaspadai yaitu berupa hepatitis B. Kondisi ini tergolong sebagai infeksi hati serius yang dapat berkembang jadi berbagai penyakit berbahaya loh.
Sebagai contoh bisa berkembang menjadi gagal hati, sirosis hati, dan karsinoma atau kanker hati. Jadi, yuk pahami lebih mendalam seputar apa itu hepatitis B sekaligus vaksinasi dan juga penanganannya dalam artikel berikut ini!
Mengenal Hepatitis B
Hepatitis B yaitu tipe infeksi hati serius yang disebabkan oleh virus Hepatitis B (HBV). Virus ini menyerang hati dan dapat menyebabkan peradangan akut maupun kronis. Infeksi kronis yang tidak tertangani berisiko berkembang menjadi sirosis hati, gagal hati, atau bahkan kanker hati (hepatoselulerย karsinoma).
Nah, virus Hepatitis B sendiri menular melalui darah dan cairan tubuh. Kondisi ini mirip dengan pola penularan HIV, tapi HBV 100x lebih mudah menular dibanding HIV sehingga sangat berbahaya.
Berdasarkan jenisnya, maka ada dua bentuk infeksi Hepatitis B yaitu berupa:
- Hepatitis B akut. Infeksi jangka pendek, biasanya sembuh sendiri namun tetap harus membutuhkan perawatan medis.
- Hepatitis B kronis. Ciri-cirinya yaitu dapat bertahan > 6 bulan. Bahkan, dapat menimbulkan kerusakan hati jangka panjang. Jadi, pengobatan medis merupakan hal yang harus diprioritaskan.
Gejala Hepatitis B
Dilihat dari gejalanya, sejatinya hepatitis B bersifat diam-diam. Jadi, sebagian besar penderita tidak menunjukkan gejala, terutama pada infeksi akut. Bila ada, gejalanya yang muncul biasanya meliputi:
- Lemas, cepat lelah.
- Demam ringan.
- Mual, muntah, dan nafsu makan turun.
- Nyeri perut kanan atas (daerah hati).
- Urine gelap seperti teh.
- Tinja pucat.
- Kulit dan mata menguning (ikterus).
Penyebab dan Faktor Risiko
Penyebab langsung yang mendasari seseorang terkena hepatitis B yaitu karena virus Hepatitis B (HBV)ย yang mana virus ini dari famili Hepadnaviridae.
Sementara untuk faktor risiko yang berpotensi menyebabkan seseorang mengalami penyakit ini yaitu berupa:
- Seks tanpa pengaman.
- Penggunaan jarum suntik bersama. Sering kali pada pengguna narkoba suntik.
- Tenaga medis yang terpapar darah pasien.
- Bayi dari ibu pengidap hepatitis B.
- Transfusi darah yang tidak aman (meski kini sudah sangat jarang).
- Tinggal di daerah endemis (termasuk Indonesia).
Penularannya sendiri dapat terjadi melalui beberapa kondisi seperti:
- Kontak penderita terinfeksi (darah & cairan tubuh).
- Hubungan seksual.
- Perinatal ibu ke bayi saat melahirkan.
- Alat medis yang tidak steril.
- Penggunaan alat tato yang tak steril.
- Transfusi darah tidak tersaring (di masa lalu).
HBV tak menular lewat pelukan, makanan bersama, batuk batuk, atau bersin tak seperti flu sehingga pemberian vaksin influenza pun tidak efektif untuk kasus ini.
Cara Mendiagnosis Hepatitis B
Nah, dokter sendiri dapat mendiagnosis apakah seseorang mengalami hepatitis B atau tidak melalui pemeriksaan darah seperti halnya berikut ini:
| Jenisย Tes | Maknaย Klinis |
| HBsAgย (Hepatitisย Bย surfaceย antigen) | Penandaย infeksiย aktif |
| Anti-HBsย (antibodiย permukaan) | Menunjukkanย kekebalanย (pascaย vaksinasi/sembuh) |
| Anti-HBcย (coreย antibody) | Penandaย pernahย terpaparย HBV |
| HBeAg | Menunjukkanย infektivitasย tinggi |
| HBVย DNAย (viralย load) | Mengukurย jumlahย virusย denganย monitorย responsย terapi |
Selain itu, dokter mungkin akan melakukan beberapa macam pengetesan lainnya seperti halnya berikut ini:
- Tes fungsi hati (SGOT, SGPT).
- USG abdomen.
- Fibroscanatau biopsi hati (jika dicurigai kerusakan parah).
Obat dan Penanganan Hepatitis B
Jika mengacu pada situs WHO, sejatinya untuk pengobatannya sendiri, dokter dapat melakukan beberapa penanganan seperti halnya berikut ini:
Infeksi Akut
- Sebagian besar sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus.
- Diberikan terapi suportif: istirahat, nutrisi, dan monitoring
Infeksi Kronis
Tujuan terapi yaitui untuk menekan replikasi virus sehingga akan mencegah progresi ke sirosis/kanker hati. Terapi antivirus yang dapat dokter lakukan yaitu dengan cara sebagai berikut:
- Tenofovir disoproxil fumarate(TDF).
- Tenofovir alafenamide(TAF).
- Entecavir(ETV).
- Interferon alfa pegilasi (jarang karena banyak efek sampingnya).
Terapi biasanya jangka panjang, bisa seumur hidup, tergantung kondisi klinis dan virologis. Selain itu, terapi tambahan pun mungkin akan diberikan dengan cara:
- Pemantauan rutin fungsi hati dan viral load.
- Monitoring kanker hati tiap 6 bulan (USG + AFP).
Pencegahan Hepatitis B
Vaksinasi termasuk metode terbaik agar seseorang terhindar dari penyakit ini. Dosis 3x pada 0โ1โ6 bulan. Untuk efektivitas mencapai 95% yang terbilang sangat tinggi, terlebih harga vaksin hepatitis B ini gratis. Langkah-langkah pencegahan lainnya dapat berupa:
- Hindarilah hubungan seksual berisiko.
- Gunakan alat pelindung ketika kontak darah.
- Gunakan jarum suntik steril (jangan berbagi).
- Tes hepatitis B saat kehamilan. Pemberian vaksin + imunoglobulin pada bayi. Khususnya dalam 12 jam setalah lahir.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan ke dokter spesialis penyakit dalam apabila Anda mengalami gejala di atas yang disertai dengan salah satu atau beberapa gejala berikut ini:
- Merasa lelah ekstrem, mual, atau kulit menguning.
- Pernah kontak seksual dengan penderita.
- Mendapat hasil laboratorium dengan HBsAg positif.
- Anda sedang hamil dan belum tahu status hepatitis B.
- Ingin vaksinasi tapi belum tahu status antibodi (perlu tes Anti-HBs dulu).
- Sudah terdiagnosis kronis dan perlu pemantauan berkala.
Nah, mengingat penyakit ini bisa terjadi secara diam-diam atau maksudnya tanpa gejala, maka jika Anda mengalami hal di atas, maka jangan tunda-tunda lagi untuk menghubungi atau langsung mengunjungi dokter.
Narasumber:
dr. Aditya Rangga Fandiarta, Sp.PD
Spesialis Penakit Dalam
Primaya Hospital Tangerang
Referensi:
- Hepatitis B. https://www.nhs.uk/conditions/hepatitis-b. Diakses pada 19 Juni 2025.
- Hepatitis B [Fact sheet]. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hepatitis-b. Diakses pada 19 Juni 2025.
- https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/hepatitis. Diakses pada 19 Juni 2025.
- Hepatitis B and hepatitis C in pregnancy. https://www.acog.org/womens-health/faqs/hepatitis-b-and-hepatitis-c-in-pregnancy. Diakses pada 19 Juni 2025.
- The ABCs of viral hepatitis. https://www.cdc.gov/nchhstp/newsroom/docs/factsheets/abc-viral-hepatitis.pdf. Diakses pada 19 Juni 2025.
- Hepatitis B VIS. https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/vis/vis-statements/hep-b.html. Diakses pada 19 Juni 2025.
- Hepatitis D. https://www.cdc.gov/hepatitis/hdv/. Diakses pada 19 Juni 2025.
- Interpretation of hepatitis B serologic test results. https://www.cdc.gov/hepatitis/hbv/pdfs/serologicchartv8.pdf. Diakses pada 19 Juni 2025.
- Hepatitis B treatment. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6312657/. Diakses pada 19 Juni 2025.
- Prevention of hepatitis B virus infection. https://www.cdc.gov/mmwr/volumes/67/rr/rr6701a1.htm. Diakses pada 19 Juni 2025.



