Jika pernah merasakan sensasi panas yang menjalar dari perut ke dada setelah mengonsumsi makanan atau minuman tertentu, bisa jadi itu asam lambung naik. Meski sering dianggap sepele, asam lambung yang tak terkendali bisa menurunkan kualitas hidup dan memicu komplikasi serius seperti esofagitis atau bahkan kanker esofagus. Karena itu, penting untuk memahami pilihan obat asam lambung yang tersedia untuk mengatasinya seperti dijelaskan dalam artikel berikut ini.
Mengenal Asam Lambung
Asam lambung atau dalam istilah medis disebut gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kondisi kronis ketika asam dari lambung naik kembali ke kerongkongan (esofagus). Dalam studi di World Journal of Gastrointestinal Pharmacology and Therapeutics disebutkan bahwa asam lambung naik merupakan salah satu penyakit umum di dunia dengan jumlah kasus sekitar 5-25 persen secara global.
Pada penderita asam lambung, terdapat masalah pada katup otot di ujung bawah kerongkongan yang disebut lower esophageal sphincter (LES). Katup ini akan terbuka ketika kita menelan makanan/minuman dan kemudian tertutup rapat agar isi lambung tak naik lagi ke kerongkongan.
Seperti dikutip dari Missouri Medicine, katup LES yang tak berfungsi dengan baik atau melemah bisa mengakibatkan naiknya asam lambung ke kerongkongan. Kerongkongan tak seperti lambung yang punya lapisan pelindung. Karena itu, paparan asam yang berulang bisa memicu iritasi, peradangan, hingga kerusakan pada dinding kerongkongan.
Bila dibiarkan tanpa obat asam lambung, kondisi tersebut dapat berujung pada komplikasi yang lebih membahayakan. Termasuk memicu adenokarsinoma esofagus—salah satu jenis kanker kerongkongan—seperti ditemukan dalam studi di jurnal PLoS One.
Gejala Asam Lambung
Gejala asam lambung alias GERD sangat bervariasi. Gejala yang paling umum dan khas disebut heartburn, yaitu rasa panas atau terbakar di dada yang sering memburuk setelah makan, saat berbaring, atau membungkuk. Gejala lain yang sering muncul meliputi:
- Sensasi asam atau makanan yang naik kembali ke mulut (regurgitasi), seringkali disertai rasa pahit atau asam.
- Kesulitan atau nyeri saat menelan (disfagia).
- Nyeri di dada yang mirip dengan serangan jantung.
- Batuk yang tidak kunjung sembuh, seringkali memburuk di malam hari.
- Asma yang memburuk.
- Peradangan pita suara yang menyebabkan suara serak (laringitis).
- Erosi gigi atau kerusakan enamel gigi seiring dengan waktu akibat naiknya asam lambung ke rongga mulut.
Penyebab Asam Lambung
Terdapat sejumlah faktor yang bisa berdampak pada melemahnya katup LES atau peningkatan tekanan perut yang mendorong asam naik. Di antaranya:
- Hernia hiatus atau kondisi di mana bagian atas lambung menonjol melalui diafragma ke rongga dada.
- Obesitas atau kelebihan berat badan yang bisa meningkatkan tekanan pada perut.
- Perubahan hormon dan tekanan dari rahim yang membesar saat hamil.
- Kandungan nikotin dalam rokok.
- Makanan berlemak, pedas, cokelat, kopi, alkohol, dan minuman berkarbonasi.
- Beberapa obat, seperti calcium channel blockers, nitrat, dan antidepresan, dapat melemahkan LES.
Obat Asam Lambung
Sebelum meresepkan obat asam lambung, biasanya dokter merekomendasikan perubahan gaya hidup terlebih dahulu untuk meredakan gejala GERD. Â Misalnya:
- Makan dalam porsi kecil tapi sering.
- Hindari makan sebelum tidur.
- Tinggikan kepala saat tidur.
- Identifikasi dan hindari makanan atau minuman yang memicu gejala.
- Menurunkan berat badan jika kelebihan berat badan atau obesitas.
- Berhenti merokok.
- Hindari pakaian yang terlalu ketat di sekitar perut.
Ketika perubahan gaya hidup saja tidak cukup, barulah dokter meresepkan obat-obatan untuk mengelola gejala GERD. Pilihannya antara lain:
Antasida
Ini obat asam lambung yang paling cepat bekerja meredakan heartburn ketika muncul. Obat ini bekerja dengan cara menetralkan asam lambung. Namun efeknya singkat, hanya 1-3 jam, dan tidak dapat mencegah produksi asam berlebih serta menyembuhkan peradangan. Adapun efek sampingnya meliputi diare atau konstipasi.
Penghambat Reseptor H2 (H2-Receptor Blockers/H2RAs)
H2Ras seperti famotidin dan simetidin berfungsi memblokir reseptor histamin-2 pada sel parietal di lambung. Histamin adalah salah satu pemicu utama produksi asam. Karena itu, obat asam lambung ini efektif mengurangi produksi asam. Efek obat ini bisa sampai 12 jam dan bisa membantu menyembuhkan peradangan esofagus ringan. Efek sampingnya jarang terjadi, tapi bisa termasuk sakit kepala atau pusing dan diare.
Penghambat Pompa Proton (Proton Pump Inhibitors/PPIs)
PPIs adalah obat asam lambung yang menjadi standar emas (gold standard) dalam penanganan asam lambung kronis dan GERD. Contohnya mencakup omeprazol, lansoprazol, esomeprazol, pantoprazol, dan rabeprazol. Obat ini bekerja dengan cara menghambat proses produksi asam dari pompa proton di sel dinding lambung. Tapi dibutuhkan waktu 1-4 hari hingga efeknya optimal dan ada risiko penurunan penyerapan kalsium dan magnesium serta peningkatan risiko infeksi usus akibat bakteri Clostridium difficile dalam jangka panjang.
Obat Prokinetik
Obat prokinetik seperti metoklopramid dan domperidon membantu mempercepat pengosongan lambung dan meningkatkan tekanan katup LES sehingga mengurangi refluks. Obat ini bekerja dengan meningkatkan motilitas (gerakan otot) saluran cerna, sehingga makanan lebih cepat keluar dari lambung ke usus halus dan tidak sempat naik ke kerongkongan. Namun penggunaan jangka panjang harus di bawah pantauan dokter karena dapat menimbulkan efek samping neurologis, seperti tremor.
Obat Pelindung Mukosa (Alginat)
Alginat bekerja dengan membentuk lapisan pelindung di atas isi lambung. Obat ini kerap dikombinasikan dengan antasida dan dapat memberikan perlindungan hingga 4 jam setelah dikonsumsi. Obat asam lambung ini bisa meredakan gejala dengan cepat dan cocok untuk kondisi GERD ringan hingga sedang.
Kapan ke Dokter
Penting untuk digarisbawahi bahwa terdapat sejumlah obat asam lambung yang bisa dibeli bebas tanpa resep. Namun sebaiknya datangi dokter untuk berkonsultasi dan mendapat diagnosis yang akurat sebelum mengonsumsi obat tertentu. Dokter dapat memberikan resep dan panduan rencana perawatan yang paling baik dan sesuai dengan kondisi masing-masing.
Ada kemungkinan dokter menyarankan tindakan medis tertentu bila mendapati gejala pasien sudah berat dan tak bisa diatasi dengan perubahan gaya hidup serta obat asam lambung. Diagnosis dini dan kepatuhan menjalani rencana perawatan dari dokter akan memperbesar peluang mengatasi asam lambung yang gejalanya bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Narasumber:
Spesialis Penyakit Dalam
Primaya Hospital Betang Pambelum
Referensi:
- Insight into global burden of gastroesophageal reflux disease: Understanding its reach and impact. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/40094147/. Diakses 25 Oktober 2025
- Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6140167/#sec4. Diakses 25 Oktober 2025
- Diagnostic Accuracy of Age and Alarm Symptoms for Upper GI Malignancy in Patients with Dyspepsia in a GI Clinic: A 7-Year Cross-Sectional Study. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3374763/. Diakses 25 Oktober 2025
- Gastroesophageal reflux disease (GERD). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gerd/symptoms-causes/syc-20361940. Diakses 25 Oktober 2025
- Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Treatment. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/gastroesophageal-reflux-disease-gerd-treatment. Diakses 25 Oktober 2025
- Which OTC Meds Treat Heartburn?. https://www.webmd.com/heartburn-gerd/treating-heartburn-over-counter-medicine. Diakses 25 Oktober 2025
- GERD: Can certain medications make it worse?. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gerd/expert-answers/heartburn-gerd/faq-20058535. Diakses 25 Oktober 2025
- Proton Pump Inhibitors. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/proton-pump-inhibitors. Diakses 25 Oktober 2025
- Treatment for GER & GERD. https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/acid-reflux-ger-gerd-adults/treatment. Diakses 25 Oktober 2025



