
Demam babi Afrika adalah penyakit viral yang sangat menular, tapi penyebarannya hanya terbatas di kalangan hewan babi. Meski demikian, penyakit ini bisa menimbulkan masalah secara global ketika terjadi secara masif atau menjadi wabah. Masih banyak pula yang keliru memahami penyakit ini dan menyamakannya dengan flu babi yang mempengaruhi manusia. Artikel ini akan membahas berbagai aspek tentang demam babi Afrika, dari gejala, penyebab, hingga cara pencegahan dan pengobatannya.
Mengenal Demam Babi Afrika
Demam babi Afrika adalah penyakit menular yang disebabkan oleh African swine fever (ASF)ย virusย yang termasuk keluarga Asfarviridae. Virus ini pertama kali diidentifikasi di Afrika pada 1921 dan sejak itu telah menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Virus ASF bisa bertahan hidup di lingkungan yang ekstrem sehingga sulit dihilangkan. Penyebaran penyakit ini sering kali terkait dengan kontak langsung antara babi, terutama pada populasi yang tidak divaksinasi.
Pada Desember 2024, demam babi Afrika pernah terdeteksi di 32 provinsi di Indonesia. Hal itu menimbulkan kekhawatiran penyakit ini akan menulari manusia. Namun Kementerian Pertanian sudah menyatakan demam babi Afrika bukanlah penyakit zoonosis. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan, penyakit zoonosisย adalah penyakit atau infeksi yang bisa menular secara alami dari hewan bertulang belakang ke manusia.
Demam babi Afrika berbeda dengan flu babi atau swine flu. Flu babi disebabkan oleh virus influenza A yang merupakan bagian dari keluarga virus influenza. Virus ini bisa bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies, termasuk manusia.
Meski begitu, penyebaran demam babi Afrika tetap mesti menjadi perhatian. Sebab, penyakit ini bisa mengancam keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem karena tidak hanya mempengaruhi babi ternak, tapi juga babi liar di hutan.
Gejalaย ย
Terdapat beberapa gejala demam babi Afrika yang umum, antara lain:
- Demam tinggi: salah satu tanda paling awal adalah demam tinggi yang dapat mencapai 42ยฐC
- Kehilangan nafsu makan: babi yang terinfeksi sering menunjukkan penurunan nafsu makan hingga sama sekali tak mau makan
- Penurunan aktivitas: babi tampak lesu, lemah, dan enggan bergerak
- Sianosis: warna kulit di telinga, perut, mulut, dan kaki bisa berubah menjadi ungu kebiruan
- Pendarahan internal: babi yang terinfeksi mungkin mengalami perdarahan yang keluar dari hidung, mulut, atau rektum
- Kesulitan bernapas dan batuk-batuk
- Muntah dan diare
Dalam beberapa kasus, babi yang terinfeksi bisa mati mendadak tanpa menunjukkan gejala sebelumnya. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Frontiers in Microbiology, tingkat kematian pada babi yang terinfeksi dapat mencapai 100 persen.
Penyebabย ย
Penyebab utama demam babi Afrika adalah virus ASF yang ditularkan melalui sejumlah cara:
- Kontak langsung dengan babi yang terinfeksi
- Vektor insektisida berupa ticksatau caplak, yakni parasit yang menyerupai kutu, khususnya spesies Ornithodoros
- Pemberian makanan yang terkontaminasi, terutama pakan sisa
- Peralatan dan lingkungan peternakan yang terkontaminasi
- Perantaraan manusia yang berkontak dengan babi yang terinfeksi
Penting untuk digarisbawahi bahwa virus ASF tidak menular ke manusia sehingga tak ada risiko kesehatan langsung bagi konsumen daging babi.
Cara Dokter Mendiagnosisย
Selain mengamati gejala dan melakukan pemeriksaan fisik, dokter perlu menjalankan prosedur tes laboratorium untuk mengonfirmasi diagnosis demam babi Afrika. Tes itu antara lain:
- Reaksi berantai polimerase (PCR) untuk mendeteksi DNA virus ASF pada sampel darah atau cairan tubuh lain
- ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) untuk mendeteksi keberadaan antibodi terhadap virus ASF dalam serum darah
- Hemadsorption testuntuk mendeteksi kemampuan virus ASF dalam mengaglutinasi sel darah merah
Cara Mengatasiย ย
Belum ada pengobatan khusus untuk mengatasi demam babi Afrika. Langkah yang biasanya dilakukan ketika didapati infeksi virus ini antara lain:
- Mengisolasi babi yang terinfeksi untuk kemudian dilakukan pemusnahan agar tak menulari babi lain
- Menerapkan langkah pengamanan (biosekuriti) seperti pengendalian lalu lintas orang dan kendaraan untuk mencegah penyebaran virus ke luar peternakan
- Karantina pada peternakan yang terinfeksi dan area sekitarnya
- Melakukan disinfeksi secara menyeluruh pada area peternakan dan peralatan yang digunakan
Komplikasiย ย
Komplikasi utama demam babi Afrika adalah kematian babi yang terinfeksi. Tingkat kematian atau mortalitasnya dapat mencapai 100 persen dalam kasus akut. Wabah ASF juga bisa menimbulkan dampak ekonomi yang signifikan bagi peternak babi dan industri terkait serta mengganggu keseimbangan ekosistem bila menjalar ke babi liar di hutan.
Pencegahanย ย
Vaksin demam babi Afrika masih dalam penelitian hingga sekarang. Karena itu, penting untuk mengupayakan langkah pencegahan yang maksimal, antara lain:
Memperkuat biosekuriti
- Menjaga kebersihan peternakan
- Melarang masuknya orang luar tanpa izin ke area peternakan
Melaporkan kasus suspek
- Segera melapor ke dinas terkait jika ditemukan gejala ASF pada babi
Edukasi:
- Memberikan pelatihan kepada peternak tentang cara mengenali gejala ASF dan langkah pencegahannya
Menghindari pemberian limbah makanan
- Tidak memberikan limbah makanan yang tidak dimasak dengan baik kepada karena dapat menjadi sumber virus
Kapan Harus ke Dokter?
Bagi peternak babi, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter hewan jika babi yang diternakkan menunjukkan gejala seperti demam tinggi atau kehilangan nafsu makan yang parah. Makin cepat diagnosis ditegakkan, makin cepat pula langkah penanganan dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran virus.
Narasumber:
dr. Ariantin Ulfah Said Culla, Sp.PD KPTI
Penyakit Dalam Subspesialis Penyakit Tropik-Infeksi
Primaya Hospital Hertasning
Referensi:
- African swine fever. https://www.woah.org/en/disease/african-swine-fever/. Diakses 18 Januari 2025
- Buku Saku African Swine Fever (ASF). https://ditjenpkh.pertanian.go.id/storage/photos/shares/konten/publikasi/files/BUKU%20SAKU%20AFRICAN%20SWINE%20FEVER%20(ASF).pdf. Diakses 18 Januari 2025
- Kenali African Swine Fever (Asf) Atau Demam Babi Afrika. https://dinkannak.banyumaskab.go.id/news/45838/kenali-african-swine-fever-asf-atau-demam-babi-afrika. Diakses 18 Januari 2025
- African Swine Fever. https://www.aphis.usda.gov/livestock-poultry-disease/swine/african-swine-fever. Diakses 18 Januari 2025
- African swine fever virus: A re-emerging threat to the swine industry and food security in the Americas. https://www.frontiersin.org/journals/microbiology/articles/10.3389/fmicb.2022.1011891/full. Diakses 18 Januari 2025
- African Swine Fever. https://www.fda.gov/animal-veterinary/safety-health/african-swine-fever. Diakses 18 Januari 2025
- Zoonoses. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/zoonoses. Diakses 18 Januari 2025
- About Swine/Variant Flu. https://www.cdc.gov/swine-flu/about/index.html. Diakses 18 Januari 2025