• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Disfagia Pasca Stroke: Kenali Tanda dan Cara Aman Mengatasi Kesulitan Menelan Setelah Stroke

Disfagia Pasca Stroke

Disfagia pasca strokeย jadi salah satu komplikasi untuk para penderita penyakit stroke. Orang yang mengalami disfagia akan kesulitan untuk menelan. Penderita stroke yang kesulitan dalam menelan, bisa membuat nutrisi yang masuk menjadi berkurang.

Tidak hanya mengurangi asupan nutrisi saja, namun juga akan memperburuk kinerja paru-paru. Penting sekali untuk keluarga serta tenaga medis mengetahui gejala dan juga cara untuk menanganinya. Supaya, tidak terjadi komplikasi lainya lagi, seperti munculnya risiko aspirasi pneumoniaย hingga malnutrisi.

Apa Itu Disfagia Pasca Stroke

Stroke adalah kondisi gawat darurat medis yang terjadi ketika suplai darah ke otak terputus atau berkurang secara drastis. Stroke menjadi sebuah penyakit yang menyerang saraf manusia. Orang yang mengalami pasca serangan stroke, biasanya akan mengalami komplikasi gangguan saraf. Bukan hanya sekedar fisik saja yang diserang, saraf yang ada di otak juga akan ikut terganggu.

Salah satu komplikasi saraf yang paling sering dialami penderita stroke yaitu disfagia atau sulit menelan setelah stroke. Kondisi tersebut akan membuat penderita kesulitan untuk memindahkan sebuah cairan atau makanan dari mulut ke lambung.

Gangguan disfagia ini disebabkan oleh otot yang digunakan untuk menelan lemah. Bisa juga karena adanya gangguan koordinasi pada bagian otak. Memang gangguan ini bisa sembuh seiring waktu, namun bila tidak ditangani dengan baik maka bisa memperburuk keadaan.

Apabila disfagia tidak segera ditangani, maka bisa membuat komplikasi yang lebih parah. Penderita akan kekurangan nutrisi, tersedak, hingga infeksi paru. Sehingga, perlu adanya tindakan lebih lanjut untuk mencegah terjadinya hal tersebut.

Gejala Umum Disfagia

Agar disfagia tidak semakin memburuk, keluarga serta tenaga medis sebaiknya mengetahui apa saja gejala umum disfagia yang muncul di penderita stroke. Dengan mengetahui gejalanya, penyembuhan dapat dilakukan lebih awal.

Gejala utama yang pasti akan terjadi yaitu sulit untuk menelan makanan padat maupun cair. Bahkan, penderita akan kesulitan untuk menelan air liurnya sendiri. Biasanya, makanan atau cairan akan tersangkut di tenggorokan dan sulit masuk ke lambung.

Merasa nyeri waktu menelan juga menjadi salah satu gejala disfagia. Penderita akan merasa kesakitan saat mencoba menelan makanan. Tak jarang pula ada yang sampai batuk hingga tersedak ketika mencoba menelan.

Gejala lain yang sering terjadi yaitu air liur yang terus menetes, hal ini disebabkan karena penderita tidak bisa menelan air liurnya sendiri. Selain itu, makanan atau cairan dapat masuk atau tumpah ke bagian hidung.

4 Faktor Penyebab Disfagia

Disfagia memang terjadi karena seseorang mengalami serangan stroke. Namun, disfagia tidak mungkin muncul tanpa adanya faktor penyebab di dalamnya. Terdapat beberapa faktor yang membuat disfagia menjadi salah satu komplikasi penderita stroke.

Baca Juga:  Saraf Kejepit: Gejala dan Terapinya

1.ย Gangguan Saraf

Penyebab utama yang kerap terjadi yaitu adanya gangguan saraf pada bagian otak. Akibatnya, otot yang dipakai untuk mengontrol mulut serta tenggorokan tidak bisa bekerja dengan optimal lagi.

2.ย Otot Melemah

Bagian otot bagi para penderita stroke cenderung akan melemah. Sehingga, akan sulit untuk digunakan melakukan aktivitas. Salah satunya yaitu melemahnya otot di bagian mulut, yang mana tidak bisa lagi mendorong makanan dari mulut ke tenggorokan.

3.ย Gangguan Koordinasi

Untuk penyebab lainnya yaitu adanya gangguan koordinasi antara otak dengan mulut. Hal tersebut membuat refleks pada mulut menjadi terganggu. Jadi, penderita akan menelan makanan dengan waktu yang lebih lama.

4.ย Posisi Tubuh

Orang yang mengalami stroke biasanya akan mempunyai masalah pada bagian tubuhnya juga. Jika sedang dalam posisi tubuh yang tidak tepat, maka akan membuat penderita mengalami disfagia yang cukup parah.

Cara Dokter Diagnosis Disfagia

Penderita stroke dapat dikatakan mengalami disfagia setelah melalui pemeriksaan atau berdasarkan diagnosa dokter yang berkompeten di dalamnya. Menurut National Library of Medicine, ada dua metode pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah penderita stroke mengalami disfagia atau tidak.

Untuk metode yang pertama yaitu ada videofluoroskopi.ย Di dalam metode tersebut ada berbagai alat yang akan dimasukkan ke tubuh pasien. Lalu, dokter akan melihat apakah ada makanan atau cairan yang masuk ke dalam paru-paru pasien atau penderita.

Selanjutnya terdapat juga metode yang bernama fibreoptic endoscopic evaluationI. Sedikit berbeda dengan metode sebelumnya. Pada metode ini, pasien akan dipasang selang kamera ke tenggorokan, dengan tujuan untuk melihat tingkat disfagia yang dialami pasien.

Melalui dua metode tersebut, dokter akan mengetahui cara penanganan yang tepat untuk mengatasi masalah disfagia. Sebab, setiap penderita mempunyai gejala serta penyebab yang tidak sama.

4 Cara Penanganan Disfagia

Disfagia memang umum terjadi pada penderita stroke. Seiring waktu disfagia bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi bila diabaikan akan membuat kondisi penderita semakin lemah dan bisa muncul komplikasi lainnya.

Ada berbagai cara penanganan yang bisa dilakukan untuk memulihkan keadaan penderita stroke yang mengalami disfagia. Melalui penanganan yang tepat, disfagia bisa berangsur pulih dan tidak membuat penderita stroke kesulitan lagi untuk menelan.

1.ย Melakukan Terapi

Setelah muncul beberapa gejala disfagia, penderita stroke sebaiknya langsung dibawa ke fisioterapi untuk melakukan terapi menelan. Dalam terapi tersebut, penderita akan melakukan latihan koordinasi otot hingga cara menelan yang aman.

Baca Juga:  Penyebab Sakit Kepala Bagian Atas dan Cara Mengatasinya

2.ย Menggunakan Modifikasi Makanan

Cara yang selanjutnya adalah dengan modifikasi tekstur makanan untuk penderita disfagia. Bagi penderita gangguan ini, sebaiknya berikan tekstur makanan yang sesuai. Misalnya, makanan dengan tekstur kental hingga lunak, supaya risiko untuk tersedak juga lebih kecil.

3.ย Mengubah Posisi Duduk

Penderita stroke memang akan kesulitan untuk mengendalikan posisi tubuhnya saat duduk. Namun, orang terdekat dapat membantu penderita supaya bisa duduk saat akan melakukan aktivitas makan, sehingga nantinya makanan dapat masuk dengan aman.

4.ย Melalui Dukungan Sosial

Hal yang tidak kalah pentingnya untuk memulihkan keadaan penderita disfagia yaitu melalui dukungan dari keluarga dan orang terdekat. Orang di sekitar penderita bisa berbagai dukungan, agar penderita merasa percaya diri lagi untuk melakukan aktivitas menelan yang benar.

Komplikasi Gangguan Disfagia

Walaupun gangguan ini umum terjadi dan bisa sembuh. Namun, bila tidak segera ditangni maka akan menimbulkan berbagai macam komplikasi. Apabila sudah terjadi komplikasi, maka akan memperburuk kondisi penderita itu sendiri.

Jenis penyakit yang mungkin akan muncul karena adanya disfagia yaitu pneumonia, yang mana dapat terjadi bila cairan masuk ke dalam saluran pernafasan. Untuk komplikasi lainnya adalah penurunan berat badan hingga dehidrasi.

Untuk menghindari munculnya beberapa komplikasi di atas. penderita disfagia harus segera menjalani terapi dan mengonsumsi asupan dengan tekstur tertentu. Sehingga, peluang untuk terjadinya komplikasi juga akan kecil.

Disfagia pasca strokeย memang tidak bisa dianggap hal yang sepele. Meskipun mempunyai peluang untuk sembuh, namun penderita juga harus menjalani beragam terapi. Supaya, tidak mengganggu proses pemulihan serangan stroke dan tidak muncul komplikasi lainnya. Kondisi penderita stroke pun bisa lebih cepat pulih.

Narasumber:

dr. Fanny Alie, SpS

Spesialis Saraf

Primaya Hospital Makassar

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Sahabat Sehat Primaya

Select an available coupon below