• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Mini Stroke : Gejala, Mencegah dan Mengobati

mini stroke

Mini Stroke sering kali dianggap sepele oleh banyak orang. Padahal, menurut American Heart Association, mini stroke dapat menjadi sinyal peringatan yang serius bagi kemungkinan terjadinya stroke yang lebih parah di masa depan. Karena itu, pemahaman yang mendalam tentang mini stroke sangat penting untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat. Berikut ini ulasannya.

Mengenal Mini Stroke

Mini Stroke adalah deficit neurologis yang bersifat sementara yang diakibatkan oleh adanya gangguan aliran darah yang menuju otak. Dalam dunia medis, mini stroke sebenarnya dikenal sebagai transient ischemic attackย (TIA) atau serangan iskemik otak sesaat.

Istilah โ€œMiniโ€ dalam โ€œMini strokeโ€ bisa menyesatkan. Seperti dikutip dari American Heart Association, TIA bukanlah stroke yang lebih lemah, melainkan sebuah gejala neurologis sementara yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke sebagian otak, sumsum tulang belakang, atau retina tanpa adanya bukti kerusakan jaringan otak permanen (infark akut) dalam pemeriksaan pencitraan.

Meski gejalanya bersifat sementara, periode ini dapat berlangsung dari beberapa menit hingga 24 jam. Dalam banyak kasus, gejala TIA sepenuhnya hilang dalam waktu 24 jam, tapi ini bukan alasan untuk menganggapnya remeh.

Dalam tinjauan sistematis dan meta-analisis di JAMA Networkย terhadap 171.068 pasien dengan Transient Ischemic Attack (TIA)ย dari 38 penelitian, risiko stroke berikutnya adalah 5,9 persen dalam 1 tahun, 12,8 persen dalam 5 tahun, dan 19,8 persen dalam 10 tahun.

Karena itu, bila pernah mengalami serangan TIA/ mini stroke, penting untuk mengambil langkah yang tepat guna mengantisipasi terjadinya stroke di kemudian hari yang bisa jadi lebih berat dan berakibat fatal.

Gejala Mini Stroke/TIA

Gejala TIA mirip dengan gejala stroke yang lebih berat, meskipun sifatnya sementara. Beberapa gejala yang umum meliputi:

  • Kelemahan mendadak pada satu sisi tubuh.
  • Kebingungan dan kesulitan komunikasi yang mencakup ketidakmampuan berbicara dengan jelas atau kesulitan memahami percakapan.
  • Kesulitan menjaga keseimbangan, yang dapat menyebabkan jatuh tiba-tiba.
  • Kehilangan penglihatan sementara, misalnya penglihatan kabur atau kehilangan penglihatan di satu mata.

Penyebab TIA

Penyebab utama mini stroke/TIA sama dengan stroke berat, yakni berhubungan dengan gangguan aliran darah ke otak. Gangguan itu bisa berasal dari dua sumber utama, yakni embolus dan trombus.

Baca Juga:  Mengenal Neuro Onkologi dalam Menangani Kanker Sistem Saraf

Embolus adalah gumpalan darah yang terbentuk di bagian tubuh lainโ€”paling sering di jantungโ€”dan terlepas, ikut aliran darah, dan akhirnya tersangkut di pembuluh darah arteri yang lebih sempit di otak. Adapun trombus adalah gumpalan darah yang terbentuk langsung di dalam arteri yang menuju otak. Proses ini biasanya terjadi pada arteri yang sudah menyempit akibat penumpukan plak lemak (aterosklerosis).

Faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke ringan meliputi:

  • Penyakit jantung, seperti fibrilasi atrium.
  • Tekanan darah tinggi/hipertensi.
  • Kadar kolesterol tinggi.
  • Merokok dan kebiasaan hidup tidak sehat.

Cara Dokter Mendiagnosis Stroke Ringan

Proses diagnosis TIA melibatkan beberapa langkah untuk memastikan gejala yang dialami benar-benar merupakan transient ischemic attack. Langkah-langkah yang biasanya diambil antara lain:

  • Wawancara medis tentang gejala yang dialami (kapan bermula, seperti apa rasanya, berapa lama) dan riwayat kesehatan, obat-obatan yang dikonsumsi, serta gaya hidup pasien.
  • Pemeriksaan fisik dan neurologis, antara lain dengan memeriksa tekanan darah, mendengarkan suara bising (bruit) di arteri karotis dengan stetoskop, dan menguji kekuatan, sensasi, serta refleks.
  • Tes pencitraan dengan computed tomography(CT) scanย atau magnetic resonance imagingย (MRI) untuk melihat apakah ada kerusakan pada otak yang mungkin tidak terlihat secara fisik.
  • Pemeriksaan pembuluh darah dengan gelombang suara untuk melihat kondisi arteri karotis di leher (USG karotis) guna mendeteksi adanya penyempitan akibat plak aterosklerosis.
  • Pemeriksaan jantung dengan elektrokardiogram untuk merekam aktivitas listrik jantung dan ekokardiogram untuk mengecek struktur dan fungsi jantung.
  • Tes darah untuk memeriksa kadar kolesterol, gula darah, penanda inflamasi, dan fungsi pembekuan darah.

Cara Mengatasi TIA/Mini Stroke

Penanganan TIA/Mini Stroke berfokus pada pengendalian faktor risiko dan mencegah terjadinya stroke lebih lanjut. Strateginya bergantung pada penyebab yang ditemukan selama diagnosis dan harus dimulai sesegera mungkin. Di antaranya:

  • Pengobatan dengan obat antiplatelet untuk mencegah pembekuan darah lebih lanjut, antikoagulan (pengencer darah), statin untuk menurunkan kolesterol, atau obat antihipertensi.
  • Perubahan gaya hidup dengan mengadopsi pola makan sehat, berolahraga secara teratur, dan berhenti merokok.
  • Manajemen penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, atau kolesterol tinggi jika ada.
Baca Juga:  Apakah Sakit Kepala Cluster Bisa Disembuhkan? Ini Faktanya!

Komplikasi Mini Stroke

Ancaman komplikasi Mini Stroke tidak boleh diabaikan. Walaupun gejalanya sementara, TIA merupakan indikator bahwa seseorang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stroke lebih parah yang bisa menyebabkan kematian jaringan otak. Dampak stroke berat ini antara lain:

  • Kelumpuhan pada satu sisi tubuh.
  • Kehilangan kemampuan berbicara atau memahami bahasa (afasia).
  • Masalah memori dan kognitif.
  • Gangguan emosional, seperti depresi.
  • Ketergantungan total pada orang lain untuk aktivitas sehari-hari.

Pencegahan Mini Stroke

Pencegahan adalah kunci baik bagi mereka yang sudah pernah mengalami TIA maupun yang memiliki faktor risiko. Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil meliputi:

  • Rutin memeriksa tekanan darah dan mengikuti saran dokter untuk pengobatan tekanan darah tinggi.
  • Menjaga kolesterol dalam batas normal dengan diet seimbang dan olahraga rutin.
  • Jika menderita diabetes atau pradiabetes, kelola kadar gula darah secara ketat.
  • Usahakan tidur berkualitas selama 7-9 jam setiap malam untuk orang dewasa.
  • Berhenti merokok.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda mengalami gejala yang mengarah pada TIA/Mini stroke, jangan pernah menunggu. Segera hubungi layanan darurat medis (ambulans) atau langsung pergi ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat. TIA tergolong sebagai keadaan darurat medis, sama seperti stroke. Penanganan yang cepat dan tepat menjadi kunci untuk mencegah risiko komplikasi yang bisa terjadi.

Narasumber:

dr. Anastasia Juliana, Sp.N, Subsp. NGD (K)

Spesialis Sarafย Subspesialis Neurodegeneratif

Primaya Hospital Makassar

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Sahabat Sehat Primaya

Select an available coupon below