Myasthenia Gravis merupakan suatu penyakit autoimun yang memengaruhi sistem neuromuskular, khususnya komunikasi antara saraf dan otot. Kondisi ini menyebabkan otot menjadi lemah dan cepat lelah, sehingga pasien mengalami berbagai gangguan fungsi otot yang cukup mengganggu kualitas hidup. Penyakit ini tergolong langka, tetapi pengaruhnya cukup besar terhadap kemampuan beraktivitas sehari-hari.
Pemahaman tentang Myasthenia Gravis sangat penting karena gejala awalnya sering tidak spesifik dan bisa diabaikan. Deteksi dan diagnosis yang tepat diikuti dengan pengobatan yang benar dapat membantu pasien mengelola kondisi ini dan mencegah komplikasi yang membahayakan.
Mengenal Myasthenia Gravis
Myasthenia Gravis (MG) adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan autoimun yang menyerang persambungan antara saraf dan otot, yang disebut neuromuskular junction. Gangguan ini membuat sinyal dari saraf ke otot tidak dapat diteruskan dengan tepat, sehingga otot menjadi lemah dan mudah lelah setelah digunakan dalam aktivitas.
Penyakit ini paling sering menyerang otot-otot yang mengendalikan gerakan mata, kelopak mata, serta otot wajah dan tenggorokan. Ketika otot-otot tersebut melemah, pasien dapat mengalami kelopak mata turun, penglihatan ganda, kesulitan menelan, dan berbicara.
Otot leher, lengan, dan kaki juga bisa melemah sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. MG dapat dialami semua usia, namun lebih sering pada wanita muda dan pria paruh baya.
Gejala Myasthenia Gravis
Gejala khas MG adalah kelemahan otot yang memburuk setelah melakukan aktivitas dan membaik setelah istirahat. Berikut adalah beberapa gejala utama yang sering muncul:
- Kelopak mata turun (ptosis), satu atau kedua mata mengalami penurunan kelopak yang dapat mengganggu penglihatan.
- Penglihatan ganda (diplopia) karena kelemahan otot penggerak bola mata.
- Kesulitan berbicara (disartria) dan menelan (disfagia) yang muncul akibat kelemahan otot wajah dan tenggorokan.
- Kelemahan otot wajah yang membuat ekspresi menjadi terbatas.
- Kelemahan otot leher sehingga sulit menopang kepala.
- Kelemahan otot lengan dan kaki yang menyebabkan gangguan berjalan dan mengangkat benda.
- Pada kasus berat, kelemahan otot pernapasan yang mengancam nyawa (krisis miastenik).
Gejala ini menyebabkan pasien merasa cepat lelah dan kesulitan melakukan aktivitas fisik yang berkelanjutan. Gejala dapat muncul secara bertahap dan meningkat dalam beberapa bulan atau tahun.
Penyebab Myasthenia Gravis
Miastenia Gravis (MG) adalah gangguan autoimun di mana antibodi merusak reseptor asetilkolin pada persambungan neuromuskular sehingga mengganggu transmisi sinyal saraf ke otot. Faktor-faktor penyebab dan pemicu MG meliputi:
- Produksi antibodi terhadap reseptor asetilkolin (AChR) yang merupakan mayoritas kasus.
- Antibodi terhadap protein MuSK (muscle-specific kinase) pada sebagian pasien.
- Kelainan kelenjar timus seperti pembesaran (hiperplasia) atau tumor (timoma), yang sering ditemukan pada pasien MG dan diduga berperan dalam memicu produksi antibodi abnormal.
- Beberapa obat tertentu yang dapat memicu atau memperburuk gejala MG, seperti obat yang memengaruhi transmisi neuromuskular.
- Faktor genetik dan lingkungan juga bisa berperan sebagai predisposisi atau pemicu perkembangan penyakit ini pada individu tertentu.
Mekanisme autoimun ini menurunkan jumlah reseptor asetilkolin yang efektif pada otot. Akibatnya, kontraksi otot tidak optimal dan menimbulkan kelemahan.
Cara Dokter Mendiagnosis Myasthenia Gravis
Diagnosis MG membutuhkan gabungan informasi klinis dan pemeriksaan penunjang yang komprehensif. Beberapa langkah diagnosis yang umum dilakukan adalah:
- Riwayat dan pemeriksaan fisik: Dokter akan menilai keluhan pasien terkait kelemahan otot serta melihat tanda-tanda khas seperti kelopak mata turun dan penglihatan ganda.
- Pemeriksaan darah: Dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antibodi spesifik seperti antibodi anti-AChR dan anti-MuSK.
- Elektromiografi (EMG): Tes ini mengukur respons otot terhadap stimulasi saraf untuk mengevaluasi transmisi neuromuskular.
- Tes farmakologis: Pemberian obat edrofonium (Tensilon test) untuk melihat sementara waktu peningkatan kekuatan otot.
- Pencitraan: CT scan atau MRI untuk menilai kelenjar timus dan mendeteksi adanya timoma.
Metode diagnostik ini dirancang untuk memastikan diagnosis yang akurat, termasuk membedakan MG dengan penyakit lain yang memiliki gejala serupa. Diagnosis tepat waktu sangat krusial agar pengobatan dapat dimulai tanpa penundaan.
Pedoman klinis dari European Society of Cardiologyย merekomendasikan diagnosis dan penanganan penyakit neuromuskular, termasuk pengelolaan komplikasi kardiovaskular. ESC juga menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif antara neurolog dan kardiolog serta evaluasi jantung secara proaktif untuk mencegah komplikasi serius.
Pengobatan Myasthenia Gravis
Tujuan utama pengobatan MG adalah meningkatkan kekuatan otot dan menekan reaksi autoimun. Terapi optimal dapat mencegah komplikasi dan memperbaiki kualitas hidup pasien. Jenis pengobatan yang digunakan meliputi:
- Inhibitor asetilkolinesterase: Obat seperti pyridostigmine berfungsi meningkatkan konsentrasi asetilkolin di persambungan neuromuskular sehingga memperbaiki transmisi sinyal dan kekuatan otot.
- Imunosupresan: Obat steroid (kortikosteroid) dan obat immunomodulator lain seperti azathioprine dan mycophenolate mofetil digunakan untuk menekan aktivitas sistem imun yang menyerang tubuh sendiri.
- Timuidektomi: Operasi pengangkatan kelenjar timus dilakukan terutama pada pasien dengan timoma atau kasus MG umum dengan hasil yang baik.
- Terapi imunomodulator: Plasmaferesis dan imunoglobulin intravena (IVIg) diberikan pada kasus berat untuk menghilangkan antibodi abnormal secara cepat.
- Terapi biologik: Obat biologik baru seperti eculizumab menawarkan harapan untuk pasien dengan MG parah yang resisten terapi konvensional.
Perencanaan pengobatan dilakukan secara individual sesuai tingkat keparahan dan respons terapi pasien. Pemantauan jangka panjang dengan dokter spesialis sangat penting untuk menyesuaikan terapi.
Krisis Miastenik
Krisis miastenik adalah kondisi darurat yang mengancam jiwa akibat kelemahan otot pernapasan hingga menyebabkan gagal napas dan memerlukan perawatan intensif dengan dukungan ventilasi mekanik. Penyebab krisis miastenik meliputi:
- Infeksi berat yang menguras stamina tubuh
- Stres fisik atau emosional ekstrem
- Operasi besar atau trauma
- Tidak terkontrolnya pengobatan atau penghentian obat secara mendadak
Pasien dengan krisis miastenik memerlukan penanganan cepat untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah komplikasi. Kondisi ini harus dibedakan dari krisis kolinergik akibat overdosis pyridostigmine karena penatalaksanaannya berbeda.
Pencegahan dan Perawatan Jangka Panjang
Hingga saat ini, belum ada cara pasti untuk mencegah MG karena merupakan penyakit autoimun dengan faktor pemicu kompleks. Beberapa langkah dapat dilakukan untuk mengelola kondisi agar tidak memburuk, yaitu:
- Menjalani gaya hidup sehat dengan pola makan seimbang dan istirahat cukup
- Menghindari faktor pemicu seperti infeksi dan stres berlebihan
- Mematuhi pengobatan yang diberikan oleh dokter secara teratur
- Melakukan kontrol medis rutin untuk evaluasi dan penyesuaian terapi
- Menghindari obat-obatan yang berisiko memperparah MG tanpa pengawasan dokter
Pencegahan komplikasi memerlukan edukasi pasien mengenai tanda-tanda peringatan. Pasien juga perlu mengetahui kapan harus segera mencari pertolongan medis.
Kapan Sebaiknya ke Dokter?
Pasien disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter. Hal ini perlu dilakukan jika mengalami gejala tertentu.
- Kelopak mata turun yang tidak kunjung membaik
- Penglihatan ganda yang mengganggu aktivitas
- Kesulitan menelan, berbicara, atau bernapas
- Kelemahan otot yang semakin nyata dan mengganggu fungsi sehari-hari
- Gejala yang menunjukkan krisis miastenik seperti sesak dan kelemahan pernapasan
Dengan pemahaman yang semakin baik mengenai Myasthenia Gravis, diharapkan pasien dan tenaga medis dapat melakukan deteksi dini serta penanganan yang tepat sehingga komplikasi serius dapat dicegah. Pengelolaan yang optimal dan pengobatan yang sesuai dapat meningkatkan kualitas hidup pasien secara signifikan. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya konsultasi medis pada gejala awal kelemahan otot sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan terapi.
Narasumber:
Spesialis Neurologi
Primaya Hospital Betang Pambelum
Referensi:
- Myasthenia Gravis. https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/myasthenia-gravis. Diakses 25 September 2025
- Myasthenia gravis. https://www.mountsinai.org/health-library/diseases-conditions/myasthenia-gravis. Diakses 25 September 2025
- Myasthenia Gravis (MG). https://www.mda.org/disease/myasthenia-gravis/causes-inheritance. Diakses 25 September 2025
- Diagnosis and Management of Myasthenia Gravis. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36537972/. Diakses 25 September 2025
- Diagnosis and management of myocardial involvement in systemic immune-mediated disease. https://www.escardio.org/static-file/Escardio/Subspecialty/Working%20Groups/Myocardial%20and%20Pericardial%20Diseases/y.%20Documents/Booklet-WG-MPD-Immune-disease.pdf. 25 September 2025



