• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Penyakit Polimiositis: Peradangan Otot dengan Kelemahan Fisik

Polimiositis

Penyakit Polimiositis adalah masalah autoimun yang menyebabkan peradangan pada otot, terutama otot tubuh bagian atas dan pinggul. Penyakit ini dapat memengaruhi kemampuan bergerak dan mengakibatkan kelemahan otot yang progresif seiring waktu.

Polimiositis sering kali terjadi bersama dengan penyakit autoimun lainnya. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk pengelolaannya.

buat jani dokter primaya

Mengenal Penyakit Polimiositis

Polimiositis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada otot rangka, yang mengarah pada kelemahan otot. Penyakit ini biasanya mempengaruhi otot tubuh bagian atas, leher, dan pinggul, mengganggu aktivitas sehari-hari.

Penyebab pasti polimiositis tidak sepenuhnya diketahui, tetapi diduga terkait dengan reaksi imun tubuh yang menyerang jaringan otot.

Polimiositis lebih sering terjadi pada wanita dan dapat berkembang secara perlahan, menyebabkan gejala kelemahan otot yang semakin berat.

Gejala Penyakit Polimiositis

Gejala polimiositis biasanya berkembang secara perlahan dan melibatkan kelemahan otot yang progresif. Diagnosis dini penting untuk pengelolaannya.

  • Kelemahan otot tubuh bagian atas dan pinggul
  • Kesulitan menaiki tangga atau berdiri dari posisi duduk
  • Otot terasa nyeri atau kaku
  • Kesulitan menelan atau berbicara
  • Kehilangan massa otot
  • Ruam kulit merah atau ungu di wajah atau tubuh

Penyebab Penyakit Polimiositis

Polimiositis adalah penyakit autoimun yang disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan otot. Berikut adalah beberapa penyebab utama Polimiositis.

1. Gangguan Autoimun

Polimiositis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengenali otot sebagai ancaman dan mulai menyerangnya. Sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang jaringan otot, menyebabkan peradangan dan kerusakan.

Penyebab pasti gangguan ini belum diketahui, tetapi faktor genetik dan lingkungan dapat mempengaruhi kejadiannya. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita, terutama pada usia paruh baya, yang menunjukkan adanya predisposisi hormonal atau genetik.

2. Faktor Genetik

Beberapa individu mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk mengembangkan polimiositis. Gen tertentu dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit ini.

Meskipun tidak sepenuhnya diwariskan, faktor genetik memainkan peran dalam bagaimana sistem imun merespons tubuh. Mutasi pada gen yang mengatur fungsi imun dapat meningkatkan kerentanannya terhadap polimiositis.

Orang dengan riwayat keluarga penyakit autoimun lebih berisiko mengidap polimiositis atau penyakit autoimun lainnya.

3. Paparan Lingkungan

Paparan terhadap faktor lingkungan tertentu, seperti infeksi virus atau bahan kimia, dapat memicu polimiositis pada individu yang rentan. Infeksi virus, seperti virus Epstein-Barr, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko polimiositis.

Paparan bahan kimia berbahaya, terutama pada pekerja yang terpapar pestisida atau bahan industri, juga dapat meningkatkan risiko. Selain itu, stres fisik atau emosional dapat memperburuk gejala atau memicu flare-up pada individu yang sensitif.

Baca Juga:  Mengenal Nyeri Kepala Klaster, Apakah Berbahaya?

4. Penyakit Autoimun Lainnya

Polimiositis sering kali berkembang bersamaan dengan penyakit autoimun lain, seperti lupus atau rheumatoid arthritis. Pada penderita penyakit autoimun lainnya, polimiositis dapat muncul sebagai bagian dari reaksi sistem imun yang berlebihan.

Gejala polimiositis sering terjadi bersamaan dengan penyakit lain, seperti sindrom Sjรถgren atau vaskulitis. Perawatan dan pengelolaan penyakit autoimun lain sangat penting dalam mengurangi risiko pengembangan polimiositis.

Cara Dokter Diagnosis Penyakit Polimiositis

Diagnosis polimiositis dimulai dengan pemeriksaan fisik untuk menilai kekuatan otot dan mencari tanda-tanda kelemahan otot. Dokter akan melakukan tes darah untuk mendeteksi peningkatan kadar enzim otot, seperti CK (creatine kinase) yang menunjukkan peradangan.

Biopsi otot dilakukan untuk memeriksa kerusakan jaringan otot dan mengonfirmasi adanya peradangan serta proses degeneratif. Tes elektromiografi (EMG) digunakan untuk memeriksa aktivitas listrik dalam otot, membantu mendiagnosis kerusakan otot pada polimiositis.

Cara Mengobati Penyakit Polimiositis

Polimiositis adalah penyakit yang dapat dikelola dengan pengobatan untuk mengurangi peradangan dan meningkatkan kekuatan otot. Berikut adalah beberapa cara mengobati polimiositis.

1. Penggunaan Kortikosteroid

Kortikosteroid seperti prednison digunakan untuk mengurangi peradangan pada otot dan meningkatkan fungsi tubuh. Obat ini sering diberikan dalam dosis tinggi pada tahap awal pengobatan untuk mengurangi gejala secara cepat.

Dosis kortikosteroid kemudian akan dikurangi secara bertahap setelah kondisi membaik. Pengawasan rutin diperlukan untuk menghindari efek samping.

Penderita juga dianjurkan untuk melakukan pemantauan kesehatan jangka panjang, karena penggunaan kortikosteroid dapat menyebabkan efek samping.

2. Pengobatan dengan Imunosupresan

Imunosupresan, seperti azathioprine atau methotrexate, digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh yang menyerang otot. Obat ini digunakan untuk pasien dengan gejala berat atau yang tidak merespons kortikosteroid dengan baik.

Imunosupresan membantu mencegah kerusakan lebih lanjut pada otot dan mengurangi frekuensi flare-up. Penggunaan obat ini memerlukan pemantauan rutin, karena dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.

3. Terapi Fisik dan Rehabilitasi

Fisioterapi membantu meningkatkan kekuatan otot dan fleksibilitas tubuh yang terpengaruh oleh polimiositis. Terapi ini bertujuan untuk mengurangi kekakuan sendi dan meningkatkan mobilitas, memungkinkan penderita menjalani aktivitas sehari-hari.

Program latihan fisik dilakukan secara bertahap untuk memperbaiki kondisi otot tanpa menambah rasa sakit atau kelelahan. Fisioterapis juga mengajarkan teknik pengelolaan nyeri dan cara melakukan aktivitas dengan aman untuk mencegah cedera.

Baca Juga:  Mengenal Apa itu Kejang dan Rangkaian Perawatannya

4. Pengobatan untuk Masalah Kulit dan Gangguan Lain

Penderita polimiositis sering mengalami masalah kulit atau peradangan di area tertentu. Pengobatan topikal atau oral dapat membantu. Krim atau salep kortikosteroid digunakan untuk mengurangi ruam kulit dan peradangan, serta menjaga kenyamanan pasien.

Jika terdapat gangguan pencernaan atau kesulitan menelan, dokter akan meresepkan obat yang sesuai untuk membantu kondisi tersebut. Selain itu, pemantauan rutin terhadap organ lain, seperti paru-paru atau jantung, diperlukan untuk mencegah komplikasi.

Komplikasi Penyakit Polimiositis

Polimiositis dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otot, mengurangi kekuatan dan fleksibilitas tubuh penderita. Selain otot, polimiositis dapat memengaruhi organ lain seperti paru-paru, menyebabkan gangguan pernapasan atau infeksi paru.

Penyakit ini juga meningkatkan risiko gangguan jantung, seperti aritmia atau gagal jantung, yang dapat memperburuk kondisi.

Komplikasi lain termasuk kesulitan menelan, pembekuan darah yang abnormal, dan gangguan sistem pencernaan, yang memerlukan perhatian medis.

Pencegahan Penyakit Polimiositis

Polimiositis adalah penyakit autoimun yang tidak dapat dicegah sepenuhnya. Namun, beberapa langkah dapat membantu mengurangi risikonya.

  • Menghindari infeksi yang dapat memicu gejala
  • Mengelola stres dengan teknik relaksasi
  • Menghindari paparan obat-obatan yang dapat memperburuk kondisi
  • Menjaga pola makan sehat dan bergizi
  • Melakukan pemeriksaan rutin untuk deteksi dini komplikasi
  • Berolahraga secara teratur untuk menjaga kekuatan otot
  • Menghindari paparan sinar matahari berlebihan yang dapat memengaruhi kulit
  • Konsultasi dengan dokter untuk pengelolaan pengobatan yang aman

Kapan Harus ke Dokter

Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami kelemahan otot yang progresif atau kesulitan bergerak. Kunjungi dokter jika terjadi pembengkakan, nyeri pada otot, atau kesulitan menelan yang semakin memburuk.

Periksakan ke dokter jika mengalami sesak napas, batuk persisten, atau masalah pernapasan lainnya yang mengganggu aktivitas.

Narasumber:

dr. Eka Azwinda, Sp.N, MARS

Spesialis Neurologi

Primaya Hospital Karawang

 

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Sahabat Sehat Primaya

Select an available coupon below