
Pernahkah Anda mengalami sakit tenggorokan terus-menerus, telinga berdenging, atau hidung tersumbat/meler tanpa penyebab jelas? Bisa jadi itu tanda adanya masalah serius di saluran telinga, hidung, tenggorokan atau THT. Endoskopi THT menjadi metode yang umum digunakan untuk memeriksa bagian dalam organ tersebut karena sederet kelebihannya. Di bawah ini akan dibahas seputar endoskopi THT, termasuk manfaat dan prosedur serta efek sampingnya.
Mengenal Endoskopi THT
Endoskopi THT (telinga, hidung, tenggorokan) adalah prosedur yang memungkinkan dokter melihat bagian dalam telinga, hidung, dan tenggorokan menggunakan alat yang disebut endoskop. Alat ini berbentuk tabung yang dilengkapi kamera dan lampu sebagai sumber cahaya. Gambar yang diambil oleh kamera kemudian ditransmisikan ke monitor sehingga dokter dapat memantau kondisi jaringan dengan jelas.
Prosedur endoskopi THT umumnya dilakukan di ruang praktik dokter atau rumah sakit dengan atau tanpa anestesi lokal, tergantung kompleksitas kasus dan preferensi pasien. Ukuran endoskop yang hanya 2-4 milimeter membuatnya nyaman digunakan pada anak-anak sekalipun.
Terdapat dua macam endoskop, yakni fleksibel dan kaku. Endoskop dengan tabung kaku biasanya digunakan untuk memeriksa telinga atau hidung. Adapun endoskop fleksibel sering dipakai buat memeriksa tenggorokan atau laring karena mudah disesuaikan dengan anatomi pasien.
Dengan teknologi endoskopi THT, dokter dapat mendeteksi masalah dalam saluran THT yang tak terlihat dengan pemeriksaan fisik biasa. Seperti ditulis dalam studi di jurnal Diagnostics, saat ini teknologi endoskopi pun makin berkembang yang menawarkan beragam kelebihan untuk membantu dokter dalam melakukan diagnosis dan tindakan dalam mengatasi masalah THR.
Siapa Saja yang Memerlukan Endoskopi THT
Seseorang bisa jadi memerlukan endoskopi THT ketika ada gejala pada telinga, hidung, atau tenggorokan yang tak bisa dijelaskan dengan pemeriksaan fisik biasa. Berikut ini beberapa kelompok pasien yang paling sering memerlukan endoskopi THT:
- Penderita sinusitis kronis (prevalensi 11% dari populasi dewasa)
- Pasien dengan keluhan hidung tersumbat berkepanjangan
- Individu dengan gangguan tidur atau mendengkur
- Penderita infeksi saluran napas berulang
- Pasien dengan kecurigaan tumor atau polip di area THT
- Penderita refluks asam lambung yang mengenai tenggorokan
Kapan Seseorang Memerlukan Endoskopi THT
Dokter akan mengecek beberapa indikasi yang umum sebelum merekomendasikan endoskopi THT kepada pasien. Indikasi itu antara lain:
- Tenggorokan: Suara serak lebih dari 3 minggu, batuk kronis, kesulitan menelan, nyeri tak kunjung sembuh, atau ada dugaan tumor laring.
- Hidung: Sinusitis kronis, mimisan berulang, atau polip hidung.
- Telinga: Infeksi telinga tengah (otitis media) atau gangguan pendengaran.
Selain itu, endoskopi THT mungkin diperlukan jika sebelumnya mengalami cedera di area kepala atau leher dan pengobatan konvensional tidak membuahkan hasil yang diharapkan.
Manfaat/Tujuan Endoskopi THT
Sebagai alat diagnostik yang standar untuk masalah seputar telinga, hidung, dan tenggorokan, endoskopi THT memiliki sejumlah manfaat utama. Berikut ini di antaranya:
- Diagnosis akurat dan cepat: endoskopi memungkinkan dokter melihat langsung area yang mengalami masalah dengan resolusi detail hingga 4K sehingga diagnosis yang akurat bisa segera dibuat dan hasilnya diketahui saat itu juga.
- Pengobatan yang tepat: dengan diagnosis yang akurat, dokter dapat merekomendasikan pengobatan yang lebih tepat dan efektif.
- Minimal invasif: prosedur ini tak membutuhkan pembedahan besar sehingga risikonya lebih rendah dan tak memerlukan waktu lama
- Pencegahan komplikasi: endoskopi THT membantu deteksi dini sehingga dapat mencegah perkembangan komplikasi yang lebih serius.
- Terapi gabungan: Selain menegakkan diagnosis lewat endoskopi THT, dokter bisa sekaligus mengambil sampel jaringan (biopsi) atau mengangkat polip
Persiapan Sebelum Menjalani Endoskopi THT
Agar efektif, pasien perlu menjalani serangkaian persiapan sebelum menjalani endoskopi THT. Di antaranya:
- Berkonsultasi dengan dokter untuk mendiskusikan gejala dan riwayat kesehatan secara detail.
- Menyetop konsumsi obat tertentu yang bisa mempengaruhi prosedur endoskopi, seperti obat antikoagulan atau pengencer darah
- Berpuasa beberapa jam sebelum prosedur bila menggunakan anestesi umum
- Membersihkan saluran yang hendak diperiksa
- Memberitahukan riwayat alergi dan kondisi medis kepada dokter
- Tidak merokok setidaknya 24 jam sebelum prosedur
- Tak mengenakan riasan ataupun perhiasan pada area wajah
Prosedur dan Pelaksanaan Endoskopi THT
Prosedur endoskopi THT umumnya dilakukan di klinik atau rumah sakit oleh dokter spesialis THT. Tahap-tahapnya meliputi:
- Pemberian anestesi lewat semprotan atau tetesan pada area yang akan diperiksa
- Pemasangan endoskop yang dimasukkan lewat telinga, hidung, atau mulut
- Setelah alat mencapai area yang bermasalah, dokter mengamati strukturnya lewat gambar pada monitor dan mengambil video atau foto
- Bila perlu, dokter mengambil sampel jaringan atau biopsi untuk pemeriksaan lebih lanjut
Prosedur endoskopi THT relatif cepat dan aman dengan waktu pelaksanaan rata-rata 15-30 menit.
Perawatan Pasca Endoskopi THT
Selepas prosedur endoskopi THT, pasien biasanya bisa langsung pulang bila tak ada masalah yang serius. Secara umum, perawatan yang diperlukan hanya sederhana untuk mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi. Di antaranya:
- Beristirahatlah untuk beberapa jam setelah prosedur untuk membantu tubuh pulih.
- Menghindari aktivitas fisik berat selama beberapa hari setelah prosedur.
- Minum banyak cairan untuk membantu membersihkan saluran pernapasan dan mencegah dehidrasi.
- Tidak makan atau minum selama beberapa jam setelah prosedur sesuai dengan rekomendasi dokter.
- Menggunakan obat pereda nyeri atau ketidaknyamanan hanya jika diresepkan dokter.
- Memantau apakah ada gejala yang tidak biasa seperti pendarahan atau nyeri yang berlebihan.
- Menjalani kontrol sesuai dengan jadwal yang ditentukan
Adakah Efek Samping Setelah Endoskopi THT
Kebanyakan pasien tidak mengalami efek samping yang serius setelah menjalani endoskopi THT. Efek samping yang mungkin terjadi termasuk:
- Sensasi tidak nyaman di area yang diperiksa
- Pendarahan ringan, terutama jika ada jaringan yang diambil untuk biopsi
- Reaksi terhadap anestesi, seperti lemas dan kehilangan kesadaran
- Nyeri ringan
- Mimisan sedikit
- Suara serak sementara
Endoskopi THT di Primaya Hospital
Primaya Hospital menyediakan layanan endoskopi THT dengan teknologi canggih dan tim dokter spesialis berpengalaman. Fasilitas ini sudah memenuhi internasional demi menjamin keamanan dan kenyamanan pasien.
Narasumber:
dr. Sari Anggraini, M. Ked, Sp. T. H. T. K. L
Spesialis THT
Primaya Hospital Bekasi Utara
Referensi:
- Use of 4K resolution in endoscopic endonasal neurosurgery: our experience. https://www.researchgate.net/publication/324066322_Use_of_4K_resolution_in_endoscopic_endonasal_neurosurgery_our_experience. Diakses 21 April 2025
- Getting started in endoscopic ear surgery. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1672293018300539. Diakses 21 April 2025
- Endoscopic Imaging Technology Today. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9140648/. Diakses 21 April 2025
- Nasal Endoscopy. https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/22156-nasal-endoscopy. Diakses 21 April 2025
- Endoscopic Sinus Surgery. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/endoscopic-sinus-surgery. Diakses 21 April 2025
- Flexible versus rigid endoscopy in the management of esophageal foreign body impaction: systematic review and meta-analysis. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6134522/. Diakses 21 April 2025
- Endoscopy. https://www.nhs.uk/conditions/endoscopy/. Diakses 21 April 2025